SMA Negeri 6 Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
k replaced: seyogyanya → seyogianya |
||
Baris 66:
| accessdate = 30 Desember 2016 }}</ref> Sebagai layaknya sekolah ''filial'', tahun pelajaran 1983/1984 proses pembelajaran berlangsung dengan status menumpang di SD Negeri 35, Jembatan Buai, Mata Air. Setahun di sana, pada tahun ajaran 1984/1985 proses pembelajaranpun berpindah ke SD Negeri 38 Seberang Padang Selatan dengan status kepala sekolah, SMAN 6 yang dirangkap langsung oleh kepala SMAN 1 Padang yang bernama Drs. Rusdi. Namun, pelaksanaan tugas operasional sekolah saat itu diserahkan kepada Drs. Mahmud. AR. Selanjutnya, tiga bulan lamanya pembelajaran siswa SMAN 6 Padang dipindahkan ke SD Koto Kaciak, sekarang menjadi SD Negeri 22 Padang.<ref name=sma6/>
Cikal bakal SMAN 6 Padang merupakan tanah ''Silih Jariah'' dari kaum suku setempat. Menurut Drs. Musyriwandi selaku sumber informasi bahwa tanah yang dimaksud adalah dulunya milik kaum.<ref name=sma6/> Tanah kaum ini merupakan alas hak untuk pengurusan pensertifikatan tanah sekolah. Berdasarkan kehendak masyarakat Padang Selatan inilah
Awal Oktober 1985, siswa SMA Negeri 6 Padang memiliki gedung sendiri dengan jumlah siswa sebanyak 280 orang.<ref name=sma6/> Sarana kelas waktu itu terdiri dari 7 ruang dengan rincian 4 lokal di sebelah selatan dan 3 lokal di sebelah utara. Cikal bakal lokal ini pun dari tahun ke tahun bertambah. Hingga kini ada 27 lokal<ref name=disdik/> selain ada labor komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, Mushalla, labor biologi, labor kimia, ruang OSIS, kantin, kolam ikan, kebun, dan fasilitas lainnya.
|