Rusad Datuk Perpatih Baringek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 15:
Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia membentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Sumatra Barat pada 31 Agustus 1945. Di sini, Rusad didapuk sebagai salah seorang pimpinan bersama [[Muhammad Sjafei]] dan [[Mohammad Djamil|Dr. M. Djamil Datuk Rangkayo Tuo]].<ref>https://books.google.co.id/books?id=zilRDwAAQBAJ&pg=PA51&dq=%22KNI+SUMATERA+BARAT+DIBENTUK+OLEH+KOMISI+YANG+TERDIRI+DARI%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi5ite9mtPmAhVNXn0KHbrnBsUQ6AEIKTAA#v=onepage&q=%22KNI%20SUMATERA%20BARAT%20DIBENTUK%20OLEH%20KOMISI%20YANG%20TERDIRI%20DARI%22&f=false</ref><ref>https://langgam.id/sumpah-setia-kepala-luhak-dan-skpd-pertama-sumatra-barat-pascamerdeka/</ref><ref name=":1" />
 
Pada 15 November 1945, Rusad diangkat sebagai Residen Sumatra Barat menggantikan Sjafei yang mengundurkan diri. Audrey Kahin mencatat, pengangkatan Rusad sempat ditentang oleh tokoh nasionalis di internal KNID.<ref>https://books.google.co.id/books?id=raNFAQAAIAAJ&q=WEDANA+ROESAD&dq=WEDANA+ROESAD&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwit5pXfiNXmAhXFzjgGHY4KBdgQ6AEILDAA</ref> Di lain pihak, Rusad didukung karena dianggap sebagai seorang administrator yang banyak pengalaman di daerah sehingga mampu mengatur pemerintahan yang baru.<ref name=":1" /> [[A.A. Navis]] menulis, "orang-orang menerima bekas demang yang setia pada pemerintah Hindia Belanda itu karena posisi residen bukanlah merupakan pimpinan revolusi." Jabatan residen, lanjut Navis, "hanya merupakan formalitas bahwa Republik Indonesia mempunyai pemerintahan yang teratur di bawah pimpinan seorang pamong praja yang berpengalaman."<ref>https://books.google.co.id/books?id=b6-cAAAAMAAJ&q=%22pamong+praja+karir+Roesad%22&dq=%22pamong+praja+karir+Roesad%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi-oMXn0tTmAhVXeysKHTeWCrIQ6AEIKTAA</ref>
 
Usaha Rusad sebagai residen adalah menyempurnakan bidang pemerintahan dan melakukan perombakan [[pamong praja]]. Pada 23 Januari 1946, ia mengumumkan pengangkatan wali kota dan demang di Sumatra Barat serta mengubah nomenklatur kepala luhak menjadi wali luhak.<ref>https://www.google.co.id/search?safe=strict&hl=en&tbm=bks&sxsrf=ACYBGNQvpCHMsZLxUDGF1xfou48E_-8Ljw%3A1577410385196&ei=UV8FXpjRC8u1rQHUhpOADg&q=%22Dt.+Perpatih+Beringek+mengumumkan+*%22&oq=%22Dt.+Perpatih+Beringek+mengumumkan+*%22&gs_l=psy-ab.3...2401.4238.0.4498.4.4.0.0.0.0.84.294.4.4.0....0...1c.1.64.psy-ab..0.0.0....0.IALKKTvR1vw</ref><ref>http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157415-%5B_Konten_%5D-NUZUL%20FIRMAN.pdf</ref> Namun, jabatan Rusad berlangsung singkat. Pada 14 Maret 1946, ia diperbantukan pada Gubernur Sumatera di Medan, dan posisinya sebagai residen digantikan oleh M. Djamil.<ref>https://books.google.co.id/books?id=VBRIJAQx3zsC&pg=PA379&lpg=PA379&dq=Groepsgemeenschap+%22Minangkabau+raad%22&source=bl&ots=Z_GUZtUhxD&sig=ACfU3U2RG1CcUEoHFvcy6gra4xaxEtCrXw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-jL7Wn9PmAhWp73MBHQI1BOkQ6AEwAHoECAQQAQ#v=onepage&q=rusad&f=false</ref><ref>https://www.boyyendratamin.com/2016/08/kantor-bupati-kab-tanah-datar-pertama.html</ref>