Jomo Kenyatta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 307:
{{Quote box|width=25em|align=left|quote=Aku tidak merasa bahwa aku adalah—dan [aku] tidak pernah menjadi—musuh orang Eropa ataupun orang kulit putih, karena aku telah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun di Inggris atau di Eropa, dan bahkan hari ini aku punya banyak teman di berbagai negara.|source=— Kenyatta, April 1961{{sfn|Arnold|1974|p=65}} }}
 
Kenyatta mengamalkan [[poligami]] dan pernah memiliki empat istri, yaitu Grace Wahu (menikah 19191920), Edna Clarke (1942–1946), Grace Wanjiku (menikah 1946 hingga kematian Grace pada tahun 1950), dan Ngina Muhoho (menikah 1951).{{sfn|KasukaAngelo|20132019|p=5659}} Kenyatta menilik [[monogami]] dari sudut pandang antropologi sebagai fenomena Barat yang menarik, tetapi ia tidak mengamalkan hal tersebut dan malah pernah berhubungan seks dengan banyak wanita pada masa hidupnya.{{sfn|Murray-Brown|1974|p=216}} Murray-Brown menganggap Kenyatta sebagai ayah yang penyayang kepada anak-anaknya, tetapi jarang hadir di rumah.{{sfn|Murray-Brown|1974|p=110}} Secara keseluruhan, Kenyatta memiliki delapan anak.<ref name="owino"/> Kenyatta punya dua anak dari pernikahannya dengan Grace Wahu: Peter Muigai Kenyatta (kelahiran 1920) yang kelak menjadi wakil menteri, serta [[Margaret Kenyatta]] (kelahiran 1928). Margaret menjabat sebagai Wali Kota Nairobi dari tahun 1970 hingga 1976 dan lalu menjadi Duta Besar Kenya untuk Perserikatan Bangsa-bangsa dari tahun 1976 hingga 1986.<ref>{{cite article |first1=Samuel |last1=Otieno |first2=Maina |last2=Muiruri |url=http://www.eastandard.net/archives/cl/print/news.php?articleid=1143966984 |title=Wahu Kenyatta Mourned |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080612133219/http://www.eastandard.net/archives/cl/print/news.php?articleid=1143966984 |archivedate=12 June 2008 |website=The Standard |date=6 April 2007 |deadurl=yes}}</ref> Dari semua anaknya, Margaret adalah orang kepercayaan terdekatnya.{{sfnm|1a1=Murray-Brown|1y=1974|1p=110|2a1=Maloba|2y=2018|2p=137}} Dari pernikahannya dengan Edna, ia memiliki satu anak, yaitu Peter Magana (kelahiran 1943).{{sfnm|1a1=Murray-Brown|1y=1974|1p=214|2a1=Maloba|2y=2018|2p=84}} Istri ketiga Kenyatta, Grace Wanjiku, meninggal saat melahirkan Jane Makena Wambui pada tahun 1951. Sementara itu, dari pernikahannya dengan Ngina, Kenyatta dikaruniai empat anak, yaitu Christine Wambui (kelahiran 1953), Uhuru Muigai Kenyatta (kelahiran 1961), Anna Nyokabi Muthama Kenyatta (kelahiran 1963), dan Muhoho Kenyatta (kelahiran 1965). Uhuru Kenyatta kelak menjabat sebagai [[Presiden Kenya]] yang keempat.<ref name="owino">{{cite article |first1=Anthony|last1=Owino|url=https://www.kenyans.co.ke/news/40915-inside-look-uhuru-kenyatta-siblings |title=Inside Look Into Uhuru Kenyatta's Siblings |website=Kenyans.co.ke |date=21 June 2019}}</ref>
 
Saat Kenyatta sedang diadili, ia menyebut dirinya sebagai orang Kristen,{{sfn|Murray-Brown|1974|p=265}} dan ia berkata bahwa "Saya tidak mengikuti denominasi tertentu. Saya percaya kepada Kekristenan secara utuh."{{sfn|Murray-Brown|1974|p=269}} Arnold berkata bahwa saat Kenyatta berada di Inggris, ia bukanlah seorang Kristen yang taat.{{sfn|Arnold|1974|p=27}} Saat berada di London, Kenyatta tertarik dengan para pembicara [[ateis]] di [[Speakers' Corner]] di [[Hyde Park, London|Hyde Park]],{{sfn|Murray-Brown|1974|p=130}} sementara upaya seorang teman Muslim Irlandia untuk mengajaknya masuk [[Islam]] tidak berhasil.{{sfn|Murray-Brown|1974|p=130}} Saat berada di penjara, Kenyatta membaca buku-buku tentang Islam, [[Agama Hindu|Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]], dan [[Konfusianisme|Kong Hu Cu]].{{sfnm|1a1=Murray-Brown|1y=1974|1p=285|2a1=Maloba|2y=2018|2p=138}} Diplomat Israel Asher Naim mengunjunginya pada masa ini, dan ia berkata bahwa meskipun Kenyatta bukan seseorang yang religius, ia menghargai Alkitab.{{sfn|Naim|2005|p=77}} Sementara itu, meskipun Kenyatta menyebut dirinya sebagai seorang Kristen, ia tidak menyukai banyak misionaris Eropa, terutama sikap mereka yang langsung menganggap buruk segala sesuatu yang berbau Afrika.{{sfn|Berman|Lonsdale|1998|p=25}} Dalam buku ''Facing Mount Kenya'', Kenyatta menentang sikap para misionaris terhadap pemujaan nenek moyang yang amat meremehkan, dan ia menyebut praktik ini sebagai "komuni nenek moyang".{{sfn|Bernardi|1993|p=175}} Kenyatta bahkan mempersembahkan buku tersebut untuk "roh nenek moyang" sebagai bagian dari "perjuangan demi kemerdekaan Afrika".{{sfn|Arnold|1974|p=70}}