Jomo Kenyatta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 33:
| nationality = Kenya
| party = [[Kenya African National Union|KANU]]
| spouse = [[Grace Wahu]] {{small|(menikah
| children = {{Collapsible list|titlestyle=font-weight:normal; background:transparent; text-align:left;|title= 8||Peter Muigai|[[Margaret Kenyatta]]|Peter Magana|Jane|Christine|[[Uhuru Kenyatta|Uhuru]]|Anna |Muhoho}}
| alma_mater = [[University College London]], [[London School of Economics]]
Baris 307:
{{Quote box|width=25em|align=left|quote=Aku tidak merasa bahwa aku adalah—dan [aku] tidak pernah menjadi—musuh orang Eropa ataupun orang kulit putih, karena aku telah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun di Inggris atau di Eropa, dan bahkan hari ini aku punya banyak teman di berbagai negara.|source=— Kenyatta, April 1961{{sfn|Arnold|1974|p=65}} }}
Kenyatta mengamalkan [[poligami]] dan pernah memiliki empat istri, yaitu Grace Wahu (menikah 1920), Edna Clarke (1942–1946), Grace Wanjiku (menikah 1946 hingga kematian Grace pada tahun
Saat Kenyatta sedang diadili, ia menyebut dirinya sebagai orang Kristen,{{sfn|Murray-Brown|1974|p=265}} dan ia berkata bahwa "Saya tidak mengikuti denominasi tertentu. Saya percaya kepada Kekristenan secara utuh."{{sfn|Murray-Brown|1974|p=269}} Arnold berkata bahwa saat Kenyatta berada di Inggris, ia bukanlah seorang Kristen yang taat.{{sfn|Arnold|1974|p=27}} Saat berada di London, Kenyatta tertarik dengan para pembicara [[ateis]] di [[Speakers' Corner]] di [[Hyde Park, London|Hyde Park]],{{sfn|Murray-Brown|1974|p=130}} sementara upaya seorang teman Muslim Irlandia untuk mengajaknya masuk [[Islam]] tidak berhasil.{{sfn|Murray-Brown|1974|p=130}} Saat berada di penjara, Kenyatta membaca buku-buku tentang Islam, [[Agama Hindu|Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]], dan [[Konfusianisme|Kong Hu Cu]].{{sfnm|1a1=Murray-Brown|1y=1974|1p=285|2a1=Maloba|2y=2018|2p=138}} Diplomat Israel Asher Naim mengunjunginya pada masa ini, dan ia berkata bahwa meskipun Kenyatta bukan seseorang yang religius, ia menghargai Alkitab.{{sfn|Naim|2005|p=77}} Sementara itu, meskipun Kenyatta menyebut dirinya sebagai seorang Kristen, ia tidak menyukai banyak misionaris Eropa, terutama sikap mereka yang langsung menganggap buruk segala sesuatu yang berbau Afrika.{{sfn|Berman|Lonsdale|1998|p=25}} Dalam buku ''Facing Mount Kenya'', Kenyatta menentang sikap para misionaris terhadap pemujaan nenek moyang yang amat meremehkan, dan ia menyebut praktik ini sebagai "komuni nenek moyang".{{sfn|Bernardi|1993|p=175}} Kenyatta bahkan mempersembahkan buku tersebut untuk "roh nenek moyang" sebagai bagian dari "perjuangan demi kemerdekaan Afrika".{{sfn|Arnold|1974|p=70}}
|