Cut Nyak Dhien: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 180.251.255.241 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Mimihitam Tag: Pengembalian |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 69:
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 103-08.jpg|jmpl|Perangko Peringatan 100 Tahun Cut Nyak Dhien]]
Menurut penjaga makam, makam Cut Nyak Dhien baru ditemukan pada tahun 1959 berdasarkan permintaan Gubernur Aceh, Ali Hasan. Pencarian dilakukan berdasarkan data yang ditemukan di Belanda.<ref name="makam"/> Masyarakat Aceh di [[Sumedang]] sering menggelar [[acara sarasehan]]. Pada acara tersebut, peserta berziarah ke makam Cut Nyak Dhien dengan jarak sekitar dua [[kilometer]].<ref name="makam"/> Menurut pengurus makam, kumpulan masyarakat Aceh di [[Kota Bandung|Bandung]] sering menggelar acara tahunan dan melakukan ziarah setelah hari pertama [[Lebaran]]. Selain itu, orang Aceh dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] melakukan acara Haul setiap bulan [[November]].
Meski pernah ada wacana untuk memindahkan makam Cut Nyak Dien ke Aceh, namun warga Sumedang menolak wacana tersebut dikarenakan mereka telah menghargai Cut Nyak Dien sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Sumedang. Selain itu, keberadaan makam Cut Nyak Dien bisa mempererat tali silaturahmi warga Sumedang dengan Aceh.
Makam Cut Nyak Dhien pertama kali dipugar pada [[1987]] dan dapat terlihat melalui monumen peringatan di dekat pintu masuk yang tertulis tentang peresmian makam yang ditandatangani oleh Gubernur Aceh [[Ibrahim Hasan]] pada tanggal [[7 Desember]] [[1987]]. Makam Cut Nyak Dhien dikelilingi pagar besi yang ditanam bersama beton dengan luas 1.500 [[meter|m]]<sup>2</sup>. Di belakang makam terdapat [[musholla]] dan di sebelah kiri makam terdapat banyak batu nisan yang dikatakan sebagai makam keluarga ulama H. Sanusi.<ref name="makam"/>
|