Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengubah referensi kosong, menggunakan nama referensi untuk menghindari duplikat, lihat FAQ
RianHS (bicara | kontrib)
menghilangkan huruf kapital pada subjudul, siklus hidup --> siklus
Baris 33:
}}</ref> ({{lang-en|circulating recombinant form, CRF}}). Bagian dari genom beberapa subtipe HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu genom utuh yang baru.<ref name="hivor" /> Bentuk rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah rekombinan AG dari Afrika tengah dan barat, kemudian rekombinan AGI dari [[Yunani]] dan [[Siprus]], kemudian rekombinan AB dari [[Rusia]] dan [[AE]] dari [[Asia]] tenggara.<ref name="hivor">[http://www.metapathogen.com/HIV-1/HIV-origin-classification.html MetaPathogen.com] Human Immunodeficiency Virus 1 (HIV-1). Diakses pada 19 Juni 2011.</ref> Dari seluruh infeksi HIV yang terjadi di dunia, sebanyak 47% kasus disebabkan oleh subtipe C, 27% berupa CRF02_AG, 12,3% berupa subtipe B, 5.3% adalah subtipe D dan 3.2% merupakan CRF AE, sedangkan sisanya berasal dari subtipe dan CRF lain.<ref name="hivor" />
 
== Struktur dan Materimateri Genetikgenetik ==
HIV memiliki diameter 100-150&nbsp;nm dan berbentuk sferis (''spherical'') hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus (''virion'').<ref name="s1" /> Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida.<ref name="s1" /> Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks.<ref name="s1">{{en}} B. D. Schoub. 1999. AIDS and HIV in Perspective: A Guide to Understanding the Virus and its Consequences. Cambridge University Press Page. 57-59.</ref>
 
Baris 66:
|}
 
== Siklus Hidup ==
[[Berkas:Struktur HIV.png|jmpl|400px|ka|Struktur HIV.]]
Seperti virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan memanfaatkan sel inang. Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan partikel virus (''virion'') dengan reseptor pada permukaan sel inang, di antaranya adalah CD4, CXCR5, dan CXCR5. Sel-sel yang menjadi target HIV adalah [[sel dendritik]], [[sel T]], dan [[makrofaga]].<ref name="sh1" /> Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan kulit dalam ([[mukosa]]) [[penis]], [[vagina]], dan [[oral]] yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV.<ref name="sh1" /> Selain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke aliran darah dan masuk serta bereplikasi di [[Limpa|noda limpa]].<ref name="sh1">{{en}} Felissa R. Lashley, Jerry D. Durham. 2009. The person with HIV/AIDS: nursing perspectives. Springer Publishing Company.</ref>
 
Setelah menempel, selubung virus akan melebur (fusi) dengan membran sel sehingga isi partikel virus akan terlepas di dalam sel.<ref name="sh2">[http://www.avert.org/hiv-virus.htm Avert.org] HIV Structure and Life Cycle.</ref> Selanjutnya, enzim [[transkriptase balik]] yang dimiliki HIV akan mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi DNA.<ref name="sh2" /> Kemudian, DNA virus akan dibawa ke inti sel manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi dengan DNA manusia.<ref name="sh2" /> DNA virus yang menyisip di DNA manusia disebut sebagai provirus dan dapat bertahan cukup lama di dalam sel.<ref name="sh2" /> Saat sel teraktivasi, enzim-enzim tertentu yang dimiliki sel inang akan memproses provirus sama dengan [[DNA]] manusia, yaitu diubah menjadi mRNA.<ref name="sh2" /> Kemudian, [[mRNA]] akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan untuk membuat protein dan enzim HIV.<ref name="sh2" /> Sebagian RNA dari provirus yang merupakan genom RNA virus.<ref name="sh2" /> Bagian genom RNA tersebut akan dirakit dengan protein dan enzim hingga menjadi virus utuh.<ref name="sh2" /> Pada tahap perakitan ini, [[HIV-1 protease|enzim HIV protease]] virus berperan penting untuk memotong [[protein]] panjang menjadi bagian pendek yang menyusun inti virus.<ref name="sh2" /> Apabila HIV utuh telah matang, maka virus tersebut dapat keluar dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya.<ref name="sh3" /> Proses pengeluaran virus tersebut melalui pertunasan (budding), di mana virus akan mendapatkan selubung dari [[Membran sel|membran permukaan sel inang]].<ref name="sh3">{{en}} [http://aids.about.com/cs/aidsfactsheets/a/hivlife.htm About.com] Mark Cichocki, R.N. The HIV Life Cycle: Understanding HIV replication. Diakses 29 Mei 2011.</ref>
Baris 86:
Kesemua cara di atas mendeteksi virusnya, tetapi cara paling murah adalah tes CD4 yang hanya Rp 100,000 lebih di RS Kanker. CD4 tidak mengetes kehadiran virus HIVnya, atau antibodi spesifik yang melawan HIV, CD4 mengukur sistem imunitas pasien. Sebelumnya jika CD4 belum mencapai nilai tertentu, walaupun diketahui keberadaan virus HIV, maka belum dilakukan pengobatan apapun, tetapi sekarang ini jika sudah diketahui keberadaan virus HIV, maka berapapun nilai CD4 harus dilakukan pengobatan.Di Indonesia, dimana masalah dana menjadi kendala, maka tes CD4 sudah cukup memadai untuk deteksi awal kemungkinan keberadaan virus HIV. Dan perlu diingat bahwa HIV belum tentu menjadi AIDS dengan pengobatan yang adekuat. CD4 juga berguna sebagai indikasi awal keberadaan kanker atau segala hal yang berhubungan dengan sistem imunitas pasien. Jika CD4 telah mencapai nilai tertentu, maka perlu dilakukan tes CD8.
 
== Penularan dan Pencegahanpencegahan ==
HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak [[membran mukosa]] atau jaringan yang terlukan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.<ref name="p3" /> Cairan tertentu itu meliputi [[darah]], semen, sekresi vagina, dan [[ASI]].<ref name="p3">[http://www.cdc.gov/hiv/resources/qa/transmission.htm Center for Disease Control and Prevention:HIV Transmission]</ref> Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan [[transplantasi]], serta paparan pekerjaan.<ref name="p2" /> Tetapi untuk '''tiap satu kali tindakan''', maka yang paling beresiko adalah [[transfusi darah]] dari donor darah penderita HIV dimana kemungkinan resipien terkena HIV mencapai 90 persen, sedangkan ibu hamil penderita HIV yang melahirkan dan menyusuinya kemungkinan akan menularkan pada bayinya HIV sebesar 25 persen, tetapi dengan pemberian obat-obatan dan penanganan yang tepat pada saat kelahiran dan sesudahnya, maka angka ini dapat ditekan menjadi 1 sampai 2 persen saja.Sekarang ini semua darah dari donor mengalami penapisan HIV, sehingga kasus penularan melalui transfusi darah boleh dikatakan sudah tidak ada lagi.