Bonus demografi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Demografi menggunakan HotCat
Lukas2312 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
 
== Bonus Demografi di Indonesia ==
Terciptanya Bonus Demografi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kebijakan pemerintah pada tahun 1970-an, yaitu [[Keluarga Berencana]] (KB). Pemerintah telah berhasil memperkenalkan konsep KB tersebut sehingga berhasil menurunkan angka kelahiran, bersamaan juga dengan peningkatan kualitas kesehatan yang menyebabkan angka kematian yang menurun. Sejak kebijakan tersebut, Indonesia mengalami [[transisi demografi]] yang menyebabkan perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi anak-anak usia 15 tahun ke bawah menurun dengan cepat, diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk usia kerja dan peningkatan perlahan penduduk lansia. Dengan demikian, sejak sekitar tahun 1980-an, Indonesia berhasil masuk dalam era Bonus Demografi yang puncaknya akan terjadi sekitar tahun 2030 yang disebut sebagai [[jendela peluang]] (''window of opportunity''). Pada tahun 2030 tersebut, proposi penduduk usia 15-64 tahun di Indonesia mencapai sebesar 68,1% dan angka rasio ketergantungan sebesar 46,9.<ref name=":1" />
[[Berkas:Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia.jpg|jmpl|297x297px|Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia]]
 
 
Pemerintahan [[Joko Widodo]] mengadopsi konsep ini ke dalam kebijakan pembangunannya. Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2019 pada Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI, Joko Widodo menyampaikan keoptimisannya dalam ketercapaian Bonus Demografi. Joko Widodo mennyatakan bahwa pemerintahannya akan fokus untuk meningkatkan kualitas [[Sumber daya manusia|Sumber Daya Manusia]] (SDM) dengan menekankan pentingnya akses dan kualitas pendidikan serta kesehatan.<ref>{{Cite web|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/253668-presiden-optimistis-bonus-demografi-jadi-lompatan-kemajuan-bangsa|title=Presiden Optimistis Bonus Demografi Jadi Lompatan Kemajuan Bangsa|last=developer|first=mediaindonesia com|date=2019-08-16|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2020-04-25}}</ref>
 
Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia yang baik demi tercapainya bonus demografi dihasilkan melalui konsep pembangunan manusia berdasarkan daur hidup. Pembangunan hidup manusia ini harus diperhatikan untuk setiap tahapan daur hidup manusia, yaitu dimulai dengan seribu hari pertama kehidupan, pendidikan usia dini, pendidikan formal, masa remaja, transisi menuju dunia kerja, pada usia produktif dan masa kerja, perkawinan, dan lanjut usia. Konsep pembangunan manusia ini juga tidak hanya menyangkut pada pendidikan dan kesehatan, melainkan diperluas dengan kecakapan, keterampilan non-teknis (''soft skills''), dan kemampuan (kapabilitas).
 
== Referensi ==