Bonus demografi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
Namun, Bonus Demografi tidak dapat serta merta terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif besar, melainkan harus diiringi dengan peningkatan [[produktivitas]] dari penduduk usia kerja tersebut.<ref name=":1">{{Cite book|title=Memetik Bonus Demografi: Membangun Manusia Sejak Dini|last=Adioetimo|first=Sri Moertiningsih|date=Maret 2018|publisher=PT RajaGrafindo Persada|isbn=978-602-425-241-0|location=Depok|pages=|url-status=live}}</ref> UNFPA menyatakan bahwa suatu negara dapat menikmati bonus demografi ketika setiap orang menikmati kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, dan kemandirian anak muda. Kondisi ini dapat terjadi ketika suatu negara yang memiliki potensi jumlah penduduk tersebut juga memiliki kebijakan yang baik.<ref name=":0" />
 
Setiap negara pasti melalui era Bonus Demografi dan ini hanya terjadi sekali dalam sejarah suatu bangsa.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://tirto.id/bonus-demografi-berpotensi-memunculkan-konflik-sosial-buiE|title="Bonus Demografi Berpotensi Memunculkan Konflik Sosial"|last=Hidayat|first=Reja|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-04-26}}</ref> Apabila suatu negara tidak siap dalam menghadapi bonus demografi, maka yang terjadi justru adalah bencana demografi, salah satunya adalah banyaknyaangka pengangguran yang mengakibatkantinggi dimana dapat menimbulkan potensi konflik sosial.<ref name=":2" /><ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/pedang-bermata-dua-bernama-bonus-demografi-btVG|title=Pedang Bermata Dua Bernama Bonus Demografi|last=Hidayat|first=Reja|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-04-26}}</ref> Negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, saat ini sedang berada dalam era Bonus Demografi.
 
== Bonus Demografi di Indonesia ==