Kedudukan akal dalam Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 4:
Perdebatan tentang posisi akal dalam agama Islam bukanlah sebuah masalah yang baru, sebab sejak [[Muhammad|Rasulullah]] meninggal, terjadi perpecahan dalam umat Islam ketika memandang posisi akal dalam beragama. Contoh terkenal dalam kasus ini yaitu perdebatan antara [[Ahlur Ra’yi]] dengan [[Ahlul Hadits]]. [[Ahlur Ra’yi]] berpandangan bahwa penggunaan akal itu merupakan sebuah kebaikan dan dianggap bisa memecahkan masalah<ref>{{Cite book|title=''Tarikh al-Fiqh al-Islami|last=Sayis|first=Muhammad Ali|date=1999|publisher=Dar al-Kutub al-ilmiyah|isbn=9781575475769|location=Beirut|pages=|url-status=live}}</ref>, sedangkan bagi [[Ahlul Hadits]], penggunaan akal itu tidak diperbolehkan sebab Rasulullah menurut mereka tidak memerintahkan umatnya untuk menggunakan akal dan juga dikhawatirkan akan menimbulkan banyak pertentangan dalam agama<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedia Indonesia|last=Shadily|first=Hassan|date=|publisher=Ichtiar Baru Van Hoeve|isbn=|location=Jakarta|pages=115|url-status=live}}</ref>.
 
Selain itu, contoh yang lebih ekstrem terjadi pada masa [[Kekhalifahan Abbasiyah]] antara [[Muktazilah]] dengan sebagian golongan [[Sunni]] terutama yang bermazhab Hanbaliyah. Ketika Khalifah [[Al-Ma'mun]] memegang jabatan Khalifah, dia memerintahkan [[Muktazilah]] sebagai mazhab resmi negara dan memerintahkan mihnah. Hal itu kemudian menimbulkan banyak tentangan dari sebagian golongan [[Sunni]] kepada Khalifah [[Al-Ma'mun]] sehingga beberapa orang dari golongan [[Sunni]] mengalami penindasan. Keadaan kemudian cepat berbalik ketika Khalifah [[Al-Mutawakkil]] naik takhta menggantikan [[Al-Watsiq]]. Khalifah [[Al-Mutawakkil]] kemudian memerintahkan untuk pemurnian kembali agama [[Islam]] dengan melakukan [[inkuisisi]] paksa kepada seluruh umat Islam untuk memeluk aliran [[Sunni]] dan sempat melarang praktek ilmiah dalam kegiatan umum<ref>{{Cite book|title=Islam Tanpa Ekstrimisme : Potrer Seorang Muslim untuk Kebebasan|last=Akyol|first=Mustafa|date=2014|publisher=PT Elex Media Komputindo|isbn=9786020244846|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>.
 
Hingga saat ini, perdebatan posisi akal dalam beragama masih menjadi polemik dalam tubuh [[umat Islam]].
 
== Perbedaan pendapat ==
=== Kelompok yang setuju penggunaan akal ===