Subali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Mengubah: th:พาลี |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 10:
| Asal = [[Kerajaan Kiskenda]]
}}
Subali juga dikenal dalam [[wayang|pewayangan]] sebagai seorang pendeta wanara berdarah putih di puncak Gunung Argasunya. Ia memiliki ''Aji Pancasunya'' yang membuatnya hidup abadi. Ilmu kesaktian tersebut diwariskannya kepada [[Rahwana]], musuh besar Sri Rama.
== Asal-Usul ==
Menurut versi ''[[Ramayana]]'', Subali dan [[Sugriwa]] adalah sepasang [[wanara]] kembar yang dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi berbeda ayah. Keduanya sama-sama putra [[dewa]]. Subali adalah putra [[Indra]], sedangkan Sugriwa adalah putra [[Surya]].
Nama Subali berasal dari kata ''bala'', yang dalam [[bahasa Sansekerta]] bermakna "rambut". Konon ia dilahirkan melalui rambut ibunya, sehingga diberi nama Bali atau Subali. Setelah dewasa, Subali menjadi raja bangsa wanara di [[Kerajaan Kiskenda]] sedangkan Sugriwa bertindak sebagai wakilnya.
Berbeda dengan versi aslinya, dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Subali dan Sugriwa pada mulanya terlahir sebagai manusia. Keduanya masing-masing bernama Guwarsi dan Guwarsa. Mereka memiliki kakak perempuan bernama [[Anjani]]. Ketiganya merupakan putra dan putri Resi Gotama dan Dewi Indradi yang tinggal di Pertapaan Agrastina.
Pada suatu hari Anjani, Guwarsi, Guwarsa berselisih memperebutkan ''cupu'' milik ibu mereka yang luar biasa indahnya. Hal itu diketahui oleh Gotama. Indradi pun dipanggil dan ditanya dari mana cupu tersebut ia dapatkan. Gotama sadar kalau cupu tersebut adalah benda kahyangan milik [[Batara Surya]] yang bernama ''Cupumanik Astagina''. Indradi pun diam tidak mau menjawab. Gotama yang marah karena merasa dikhianati mengutuk istrinya itu menjadi tugu.
Dengan perasaan sedih, Gotama melemparkan tugu perwujudan Indradi sejauh-jauhnya, sampai jatuh di perbatasan [[Kerajaan Alengka]]. Meskipun demikian, ketiga anaknya tetap saja memperebutkan Cupu Astagina. Gotama pun membuang benda itu jauh-jauh.
Tanpa ada yang tahu, Cupu Astagina jatuh di sebuah tempat kosong dan berubah menjadi telaga. Guwarsi dan Guwarsa segera menceburkan diri karena mengira cupu yang mereka cari jatuh ke dalam telaga itu. Seketika itu juga wujud keduanya berubah menjadi ''wanara'' atau kera. Sementara itu Anjani yang baru tiba merasa kepanasan. Ia pun mencuci muka menggunakan air telaga tersebut. Akibatnya, wajah dan lengannya berubah menjadi wajah dan lengan kera.
Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa menghadap Gotama dengan perasaan sedih. Ketiganya pun diperintahkan untuk bertapa mensucikan diri. Anjani bertapa di Telaga Madirda. kelak ia bertemu [[Batara Guru]] dan memperoleh seorang putra bernama [[Anoman]]. Sementara itu Guwarsi dan Guwarsa yang telah berganti nama menjadi Subali dan Sugriwa masing-masing bertapa di Gunung Hutan Sunyapringga.
Ketiga anak Gotama tersebut berangkat bertapa ke tempat tujuan masing-masing. Sesuai petunjuk ayah mereka, Anjani bertapa dengan gaya berendam telanjang seperti seekor katak, Subali menggantung di dahan pohon seperti seekor kelelawar, sedangkan Sugriwa mengangkat sebelah kakinya seperti seekor kijang.
== Penggabungan Silsilah ==
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] yang bersumber dari naskah ''[[Serat Arjunasasrabahu]]'' tersebut di atas rupanya telah menggabungkan silsilah beberapa tokoh dalam ''[[Ramayana]]'' menjadi satu keluarga.
Menurut versi ''Ramayana'', antara Subali dan [[Sugriwa]] dengan [[Anjani]], [[Anoman]] dan Gotama tidak terdapat hubungan keluarga. Anjani adalah istri Kesari, seorang raja [[wanara]]. Ia mendapatkan titipan janin dari [[Bayu]] dewa angin, yang setelah lahir diberi nama [[Hanuman]] (nama [[Sansekerta]] dari Anoman). Hanuman kemudian berguru kepada [[Surya]], dewa matahari. Setelah tamat, ia ditugasi gurunya itu untuk menjadi pengawal putranya yang bernama Sugriwa, saudara kembar Subali.
Sementara itu Gotama versi ''Ramayana'' adalah seorang pertapa yang tidak memiliki sangkut paut dengan Subali. Menurut versi tersebut, Gotama memiliki istri bernama Ahalya, yang kecantikannya memikat [[Indra]], raja kahyangan. Dengan bantuan Surya, Indra pun menyamar sebagai Gotama untuk bisa mnedekati Ahalya. Hal itu akhirnya diketahui oleh Gotama. Indra dan Surya melarikan diri, sedangkan Ahalya dikutuk oleh suaminya tersebut menjadi batu.
== Perkawinan ==
Subali memiliki seorang istri bernama [[Tara]]. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putra bernama [[Anggada]], yang kelak banyak berjasa dalam membantu [[Sri Rama]] melawan [[Rahwana]].
Menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], pada mulanya Tara bukanlah istri Subali, melainkan istri [[Sugriwa]]. Ketika keduanya bertapa untuk mensucikan diri sesuai petunjuk ayah mereka, datang [[Batara Narada]] yang diutus [[Batara Guru]] untuk meminta bantuan mereka menumpas musuh kahyangan, bernama Mahesasura raja [[Kerajaan Kiskenda|Guakiskenda]].
Subali dan Sugriwa pun berangkat. Subali masuk ke dalam istana Kiskennda yang terletak di dalam gua. Ia berpesan jika kelak mengalir darah merah ke luar gua, berarti Mahesasura tewas. tetapi jika yang mengalir darah putih berarti dirinya yang tewas. Apabila Subali terbunuh, Sugriwa diminta untuk segera menutup pintu gua dengan batu besar.
Subali pun masuk ke dalam gua di mana terdapat istana Kiskenda yang sangat indah. Di sana ia bertempur melawan Mahesasura yang dibantu kedua pengawalnya bernama Lembusura dan Jatasura. Ketiganya tewas dengan kepala pecah. Darah dan otak mereka mengalir keluar gua.
Sugriwa melihat hal itu mengira yang mengalir adalah darah merah dan darah putih. Dengan sedih ia menutup pintu gua lalu melaporkan hal itu ke kahyangan. Karena Mahesasura telah mati, sebagai hadiah, Sugriwa pun memperoleh seorang bidadari bernama Tara putri [[Batara Indra]].
Di tengah jalan Sugriwa dan Tara dihadang Subali yang ternyata masih hidup. Subali menuduh adiknya itu berkhianat. Sugriwa pun dihajarnya tanpa ampun. Narada turun melerai dan mengisahkan yang sebenarnya. Subali sadar dan minta maaf. Ia merelakan Tara menjadi istri Sugriwa dan menyerahkan takhta Kiskenda peninggalan Mahesasura kepada adiknya itu.
Subali memilih menjadi pertapa di Gunung Sunyapringga. Atas jasanya membunuh Mahesasura, Batara Guru memberinya anugerah dalam bentuk lain, yaitu ilmu kesaktian yang bisa membuatnya hidup abadi, bernama ''Aji Pancasunya''.
== Hubungan dengan Rahwana ==
Versi ''[[Ramayana]]'' mengisahkan, Subali bersahabat dengan [[Rahwana]] raja bangsa [[Rakshasa]] dari [[Kerajaan Alengka]]. Pada mulanya keduanya sempat berkelahi karena Rahwana datang untuk menaklukkan Kerajaan Kiskenda. Namun dalam pertarungan tersebut Rahwana kalah. Subali mengampuninya dan menjadikannya teman.
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] bahkan mengisahkan Rahwana kemudian menjadi murid Subali. Rahwana yang pandai bersandiwara berhasil meyakinkan Subali bahwa dirinya telah bertobat. Subali pun mengajarkan ''Aji Pancasunya'' kepadanya. Ia senantiasa menasihati Rahwana supaya menggunakan ilmu tersebut di jalan kebenaran.
Rahwana yang telah memperoleh ilmu baru berniat melanjutkan aksinya untuk menguasai dunia. terlebih dahulu ia berniat menyingkirkan Subali yang dianggapnya sebagai penghalang. Ia pun mengirim pembantunya yang bernama [[Marica]] untuk menyamar sebagai pelayan [[Tara]]. Marica datang dan melapor kepada Subali bahwa Tara setiap hari disiksa Sugriwa. Konon Sugriwa juga mengungkit-ungkit nama Subali setiap kali menyiksa Tara.
Subali marah mendengar laporan tersebut. Ia pun mendatangi Sugriwa di Kiskenda. Sugriwa dihajar tanpa ampun. Tubuhnya dilemparkan sampai jatuh dan terjepit di sepasang pohon asam kembar di puncak Gunung Reksyamuka. Subali kemudian menetap di Kerajaan Kiskenda serta menikahi Tara. Dari perkawinan itu kemudian lahir [[Anggada]].
== Perselisihan dengan Sugriwa ==
[[Berkas:Rama kills vali.jpg|left|200px|thumb|Adegan yang menggambarkan terbunuhnya Subali di tangan [[Rama]]. Lukisan dari [[India]], dibuat sekitar [[abad ke-18]].]]
Kisah perselisihan Subali dan Sugriwa menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] tersebut cukup berbeda dengan versi aslinya. Menurut versi ''[[Ramayana]]'', sejak awal Subali sudah menjadi raja di [[Kerajaan Kiskenda]]. Kemudian datang seorang [[Rakshasa]] bernama [[Dundubi]] yang manantangnya adu kesaktian.
Dalam pertarungan itu Dundubi berhasil dikalahkan. Ia melarikan diri sampai ke Gunung Reksyamuka tempat pertapaan Resi Matangga. Di pertapaan itu Subali membunuh Dundubi. Resi Matangga marah karena pertapaannya dikotori. Ia pun mengutuk Subali akan mati jika berani menginjakkan kaki di Gunung Reksyamuka.
Subali kemudian bertemu saudara Dundubi yang bernama [[Mayawi]]. Keduanya pun bertarung. Mayawi kalah dan melarikan diri ke dalam gua. Subali terus mengejarnya. [[Sugriwa]] ikut mengejar namun menunggu di luar gua. Ia mendengar suara raungan kakaknya dan melihat darah mengalir keluar gua. Sugriwa sedih dan mengira Subali telah tewas.
== Gugurnya Subali ==▼
Sugriwa kembali ke Kiskenda dan didesak rakyatnya untuk menjadi raja baru menggantikan kakaknya. Tiba-tiba Subali muncul dengan penuh rasa marah. Ternyata yang tewas adalah Mayawi, bukan dirinya. Ia pun menghajar Sugriwa sedemikian rupa. Sugriwa yang ketakutan segera melarikan diri ke Gunung Reksyamuka, di mana Subali tidak berani mengejarnya.
[[Berkas:100 0276.jpg|right|200px|thumb|Ukiran di kuil [[Banteay Srei]] di [[Kamboja]], menggambarkan pertempuran antara [[Sugriwa]] dan Subali. Di sebelah kanan, [[Rama]] bersiap-siap memanah Subali.]]
[[Berkas:Vali ram.jpg|right|200px|thumb|Subali terbunuh di tangan Rama. Sebuah lukisan dari [[India]], dibuat pada zaman kekaisaran Mughal, sekitar abad ke-16.]]
[[Sugriwa]] bersembunyi di Gunung Reksyamuka ditemani [[Hanoman]] yang setia kepadanya. Hanoman berhasil mempertemukan Sugriwa dengan [[Sri Rama]] yang kehilangan istri karena diculik oleh [[Rahwana]]. Keduanya pun mengadakan kesepakatan, Rama akan membantu Sugriwa memperoleh kembali takhta Kiskenda, sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama menyerang tempat tinggal Rahwana.
Sesuai rencana, Sugriwa pun datang ke istana Kiskenda untuk menantang Subali bertanding. Subali yang marah hendak menghadapi Sugriwa, namun dicegah oleh [[Tara]], istrinya. Tara mencurigai Sugriwa yang dulu kalah kini tiba-tiba berani datang untuk menantang bertarung. Tetapi Subali tidak menghiraukan nasihat istrinya itu. Ia memilih keluar untuk melayani tantangan adiknya.
Subali dan Sugriwa pun segera terlibat pertarungan sengit. Dari kejauhan, [[Rama]] ditemani adiknya, [[Laksmana]], serta [[Hanoman]], membidikkan panah ke arah Subali. Namun ia merasa bingung membedakan kedua [[wanara]] kembar tersebut. Sugriwa yang kewalahan memilih melarikan diri.
Rama datang menemui Sugriwa yang marah karena merasa dikhianati. Rama mengaku bingung dan takut salah menyerang. Sugriwa pun dimintanya menantang Subali sekali lagi dengan menggunakan kalung untaian bunga sebagai penanda (dalam pewayangan Sugriwa diminta memakai kalung janur kuning).
Sugriwa kembali menantang Subali. Keduanya pun terlibat pertarungan sengit kembali. Saat Sugriwa terdesak dan hampir kalah, Rama muncul dan melepaskan panahnya ke dada Subali. Subali pun roboh tak sempat menghindar.
== Reinkarnasi Subali ==
Menurut [[susastra Hindu]], karena [[Rama]] telah membunuh Subali, maka Subali pun menitis dan membunuh
== Lihat pula ==
|