Khadijah binti Khuwailid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Khadijah yang baik dan rupawan: Bahasanya kurang bagus. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Membatalkan 1 suntingan oleh 120.188.38.68 (bicara) ke revisi terakhir oleh HaEr48 (TW) Tag: Pembatalan |
||
Baris 27:
Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman. ‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah: ''itu bagus sekali'', kata Abu Thalib. ''Tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.''
== Khadijah yang baik dan
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya: Nafisah: ''Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?'' Muhammad SAW menjawab: ''Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.'' Nafisah: ''Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?''
Baris 33:
Nafisah: ''Khadijah!'' Nafisah berterus terang. ''Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!'' Usaha Nafisah berhasil. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah (r.a), menceritakan kesediaan Muhammad Saw. Setelah Muhammad Saw menerima pemberitahuan dari saudara-saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah (r.a), maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya. Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman.
Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tetapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah majlis yang penuh keindahan itu. Hadir Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan resmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita yang berkenaan. Pernikahan Muhammad dengan Khadijah, Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: ''Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad Saw padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas''.
Waraqah berujar:''Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta''.
|