Rengganis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
*drew (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}, kateg
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Rengganis:''' Kesenianadalah kesenian drama tadisional yang berkembang di [[Banyuwangi]], diperkirakan berasal dari kerajaan[[Kerajaan Mataran]] Islam. Sebetulnya masalah nama kesenian tersebut di Banyuwangi sangat beragam, ada yang menyebut Prabu Roro, ada yang juga yang menybut Umar Moyo. Namun ada benang merahnya, yaitu nama-nama tersebut mengacu kepada nama tokoh yang di angkat dalam kesenian tersebut. Antara lain Putri Rengganis dan Prabu Roro seorang raja putri dan adipati Umar Moyo dari kerajaan Guparman.
 
Namun hingga saat ini belum ada penelitian (spengetahuan penulis) yang mengakitkan dengan keberadaan kesenian serupa yang sampai sekarang masih berkembang di daerah Bantul dan Sleman Yogyakarta. Sementara cirita yang diangkat dari kesenian "RENGGANIS" diambil dari buku Serat Menak. Tokoh-tokoh-tokoh yang pipuler dalam kesenian Rengganis adalah Jemblung, abdi Umar Moyo, Lam Dahur (kalau dalam pewayangan mirip Welkudoro) Pati Tejo Matal, Jayengrono.
 
Selain unsur-unsur Islam yang sangat menonjol dalam kesenian tersebut, juga ada kalimat-kalimat mantra yang sering diuncapkan Umar Moyo saat meminta kekuatan senjata pamungkasnya, yaitu Kasang Tirto Nadi. Umar Moyo Selalu berucap "Laillah Hailalloh Nabi Ibrohim Kamilulloh. Mbal-Gambal Mustoko malih. Sang Kasang Tirtyo Nadi, aku njaluk panguasamu kasang iso ....."
Baris 8 ⟶ 9:
 
Pada tahun 1960-an, atau ketika pergolakan politik di negeri ini. Selain seni Drama yang bersumber cerita dari penyebaran Islam di Perseia, Rengganis juga sering digunakan alat Propagandi oleh LESBUMI dari NU. Sementara LKN dengan Angklung Dwi Laras dan PKI dengan kesenian Genjer-Genjer.
 
[[Kategori:Budaya Indonesia]]