Ababi, Abang, Karangasem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
|nama dati2 = Karangasem
|kecamatan = Abang
|nama pemimpin = I Ketut Wijana<ref>[http://v2.karangasemkab.go.id/assets/download/Data%20Desa%20&%20Lurah_225232.pdf Daftar Lurah di Kabupaten Karangasem]</reFref>
|kode pos = 80852
|luas = 10,86 km²<ref name="BPS Abang 2017"/>
Baris 36:
Selain cerita tersebut di atas, dalam Purana Desa Adat Ababi diceritakan juga bahwa konon pada zaman dahulu kala Dewi kemakmuran yaitu Betara Dewi Dabuh pernah memberikan suatu anugrah suci kepada wong (orang-orang) Desa Ababi setelah sebelumnya Ida Betara melewati beberapa Desa seperti Tianyar, Culik, dan Abang. Dikisahkan dalam perjalanannya, Ida Betara membawa sebungkus air yang dibungkus dengan daun kumbang sejenis daun talas. Setelah tiba di Desa Ababi, sebagian besar air tersebut akan ditumpahkan oleh Ida Betara dengan syarat harus dilakukannya upacara “Bukakak Kebo Metanduk Emas.” Orang-orang Desa Ababi menyetujui serta menyanggupi permintaan Ida Betara tersebut dan seketika itu juga air tersebut ditumpahkan di bawah pohon Eha sehingga sampai saat ini mata air tersebut di beri nama Air Eha.
 
Sisa dari air yang telah ditumpahkan di Desa Ababi kemudian dibawa oleh Ida Betara ke Desa Jungutan (Desa Adat Sibetan) dan dengan permintaan serta persyaratan yang sama, Ida Betara menumpahkan air yang berasal dari titisan air. Tempat tersebut kemudian diberi nama Telaga Tiista (Telaga Tista). Daun kumbang sebagai pembungkus air tersebut dilemparkan di atas telaga tista dan sampai saat ini disebut kumbang. Desa Ababi sejak dahulu kala telah memiliki akar kebudayaan yang sangat kuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya purana dan awig-awig desa. Desa babi juga telah mengalami pemekaran menjadi lima Desa Adat yaitu Kesimpar, Peladung, Kertasari, Tampuangan dan Jasi. Oleh karena Desa Adat tersebut merupakan bekas wilayah Desa Ababi maka hingga saat ini masih terdapat hubungan kerja atau ikatan antara desa-desa tersebut.<ref>[{{Cite web|url=http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51398|title=Dampak Sejarahpengembangan Desapariwisata terhadap keberlanjutan sumbak embukan (studi kasus:desa Ababi, Kecamatankecamatan Abang], kabupaten Karangasem)|last=Nggauk|first=Christin Debora|date=2011|website=repository.ipb.ac.id|access-date=13 Mei 2020}}</ref>
 
== Geografi ==