Sejarah perkeretaapian di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 175:
==== Dieselisasi atau era Lokomotif Diesel ====
Pada tahun [[1953]], terjadi perpindahan era lokomotif uap ke [[lokomotif diesel]] yang pada saat itu masih banyak lokomotif uap peninggalan belanda yang beroperasi di lingkungan perkeretaapian Indonesia, dikenal dengan sebutan ''dieselisasi''. Pada masa itu, lokomotif [[CC200]] didatangkan dari [[Alco-GE]] ([[Amerika Serikat]]) ke [[Indonesia]]. Lokomotif ini memiliki dua kabin [[masinis]] dan bergandar Co'2'Co' (tiga ''bogie'' yang kedua bogie depan dan belakangnya memiliki tiga gandar penggerak, sedangkan satu bogie tengah memiliki dua gandar ''idle'') karena pada masa itu tekanan gandar rel di Indonesia maksimal 12 ton yang mengakibatkan rendahnya [[beban gandar]] dan menjadi lokomotif diesel pertama di Indonesia untuk kereta komersial sekaligus menjadi lokomotif diesel elektrik pertama di Indonesia.<ref>Majalah KA Edisi September 2013</ref>
Pada tahun [[1955]], CC200 menjadi andalan bagi kereta api pengangkut rombongan [[Konferensi Asia Afrika]] di [[Kota Bandung]]. KLB ini berangkat dari [[Jakarta]] menuju Bandung.<ref>[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=1499 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI: CC200]</ref>
|