Agama di Jepang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan mengenai jumlah. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Syahramadan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 2:
Penganut '''agama di Jepang''' menurut [[Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jepang)|Kementerian Pendidikan Jepang]]: [[Shinto]] sekitar 107 juta orang, [[Buddhisme di Jepang|agama Buddha]] sekitar 89 juta orang, serta agama lain-lain sekitar 10 juta orang (total seluruh penganut agama: 290 juta orang). Total penganut agama di Jepang hampir dua kali lipat dari total penduduk Jepang. Penganut agama Shinto dan Buddha dalam berbagai sekte saja sudah mencapai 200 juta.<ref>{{cite web |title=平成19年度 全国社寺教会等宗教団体・教師・信者数 (Heisei 19-nen-do Zenkoku Shaji Kyōkai tō Shūkyō Dantai, Kyōshi, Shinja sū)|url=http://www.mext.go.jp/component/b_menu/other/__icsFiles/afieldfile/2009/07/10/1245820_005.pdf |date= |work= |publisher= |accessdate=2009-09-02}}</ref> Total penganut agama di Jepang melebihi jumlah penduduk disebabkan cara pengumpulan data dan tradisi beragama orang Jepang.
* Statistik disusun berdasarkan angket yang diisi secara sukarela oleh organisasi keagamaan yang dengan sengaja mengisi jumlah penganut yang dimiliki masing-masing organisasi secara berlebih-lebihan.
* Sebagian besar orang Jepang menganut lebih dari satu agama dan sepanjang tahunnya mengikuti ritual dan perayaan dalam berbagai agama. Mayoritas orang Jepang dilahirkan sebagai penganut Shinto, merayakan [[Shichi-Go-San]], [[hatsumōde]], dan [[matsuri]] di [[kuil Shinto]]. Ketika menikah, sebagian di antaranya menikah dalam upacara [[pernikahan]]
Di luar dua agama tradisional tersebut, saat ini banyak orang Jepang beralih ke berbagai gerakan keagamaan populer, yang biasa dikelompokkan dengan nama "Agama-agama Baru" (''Shinshūkyō''). Agama-agama ini memiliki unsur-unsur Shinto, Buddha, dan takhayul lokal, dan sebagian telah berkembang untuk memenuhi kebutuhan sosial kelompok-kelompok masyarakat. Salah satu yang terkenal adalah Sokka Gakkai, suatu aliran Buddha yang didirikan pada tahun 1930 dan memiliki moto kedamaian, budaya, dan pendidikan.
|