Abu Nawas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 37:
|portaldisp =
}}
'''Abu Nawas''' atau dikenal sebagai '''Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami''' ([[756]]-[[814]]), atau '''Abū-Nuwās''' ([[Bahasa Arab]]:'''ابونواس'''), adalah seorang pujangga [[Bangsa Arab|Arab]]. Dia dilahirkan di kota [[Ahvaz]] di negeri [[Persia]], dengan darah [[Bangsa Arab|Arab]] dan [[Persia]] mengalir di tubuhnya.<ref>{{Cite web|url=http://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_ei3_com_30945|title=Ibn Khallikān|website=Encyclopaedia of Islam, THREE|access-date=2020-04-07}}</ref>
 
Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah [[Seribu Satu Malam]] dalam salah satu cerita ia pernah berpura pura gila karena tidak ingin menjadi kadi setelah mendengar wasiat ayahnya dengan cara menaiki batang pisang seperti kuda kudaan ia juga sering ditantang oleh raja [[Harun Ar-Rasyid]] maupun oleh teman temanya dengan hal yang aneh, berisiko dan bahkan tidak mungkin terjadi seperti memindahkan istana raja ke bukit, memantati raja dan lain lain.<ref>{{Cite journal|last=Neubauer|first=Eckhard|date=2001|title=Ibn al-Nadīm|url=http://dx.doi.org/10.1093/gmo/9781561592630.article.13678|journal=Oxford Music Online|publisher=Oxford University Press}}</ref>
Baris 58:
Abu Nawas dianggap sebagai salah satu sastrawan yang terbesar dalam literatur Arab klasik. Dia mempengaruhi banyak sastrawan generasi kemudian, termasuk [[Umar Khayyām|Omar Khayam]], dan [[Hafidz Asy-Syirazi|Hafiz]] yang di mana keduanya adalah penyair dari Persia. Di antara puisi-puisinya yang paling terkenal adalah beberapa yang mengejek tema konvensional, yaitu nostalgia untuk kehidupan orang-orang Badui, dan dengan antusias memuji kehidupan yang diperbarui di [[Bagdad]] sebagai perbedaan yang kontras. Dia adalah salah satu dari beberapa orang yang kepadanya penemuan bentuk sastra ''mu'ammā'' (secara harfiah 'dibutakan' atau 'digelapkan').<ref>{{Cite book|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780203020425|title=Encyclopedia of Arabic Literature|date=2003-09-01|publisher=Routledge|isbn=978-0-203-02042-5|editor-last=Meisami|editor-first=Julie Scott|editor-last2=Starkey|editor-first2=Paul}}</ref>
 
Puisi-puisinya sempurna secara tata bahasa, dan didasarkan pada tradisi Arab. Dia terkenal dengan kepengarangan ''tardiyyah'' (puisi mengambil adegan berburu sebagai subjeknya), yang dengan itu, dia mencapai peringkat genre dalam dirinya sendiri. Tema perburuan sudah ditemukan di puisi pra-Islam dan di Mu'allaqa Imrou'l Qays, yang mengabdikan tujuh ayat untuk deskripsi perburuan rusa. Hal yang sama berlaku untuk peran mendasar dalam pengembangan puisi yang bertemakan pesta pora dan bermabukan sebagai genre sendiri. Tema ini juga hadir dalam puisi kuno, seperti yang ditunjukkan pada baris pembukaan lain ''Mu'allaqat''.
 
Akhirnya, Abu Nawas suka membuat skandal masyarakat dengan secara terbuka menulis hal-hal yang dilarang oleh Islam. Tema dari puisi tersebut umumnya adalah tentang kehidupan kota. Tema utamanya adalah cinta, anggur, anak laki-laki dan perburuan, kebebasan, tetapi juga kecemasan akan kematian dan penuaan. Pikiran kritisnya berubah terutama terhadap institusi keagamaan.<ref>Il s'agit des vers 63 à 69 ; cf.''Les Suspendues (Al-Mu'allaqât), '' trad. et prés. Heidi TOELLE, éd. Flammarion, coll. GF, Paris, 2009, {{p.|67-97}}</ref>
Baris 78:
== Contoh Puisi ==
=== Kegembiraan dari Bagdad ===
Kepada siapa katanya,
Apakah Anda ingin pergi ke Mekah?
 
Saya menjawab: ya,
Jika itu dengan sukacita