Arkeologi Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 10:
=== Periode awal ===
Selama periode awal penemuan arkeologis di Indonesia, dari abad ke-16 hingga ke-18, patung-patung kuno, candi, reruntuhan, dan situs arkeologi lainnya, serta artefak biasanya dibiarkan utuh, tidak diganggu oleh penduduk setempat. Hal ini terutama karena pantangan lokal dan kepercayaan [[takhayul]] yang menghubungkan patung dan reruntuhan kuno dengan [[roh|roh-roh]] yang mungkin menyebabkan kemalangan.
Sebagai contoh, dua [[
Contoh lain: kompleks Candi [[Prambanan]] dan [[Sewu]] dihubungkan dengan legenda [[suku Jawa|Jawa]] [[Roro Jonggrang]]; cerita rakyat yang menakjubkan tentang banyak jin yang membangun hampir seribu candi, dan seorang pangeran yang mengutuk seorang putri yang cantik namun licik menjadi sebuah patung batu.<ref>{{Cite web|url=http://ceritarakyatnusantara.com/en/folklore/82-rara-jonggrang-the-legend-of-prambanan-temple|title=Rara Jonggrang: The Legend of Prambanan Temple, Yogyakarta – Indonesia|website=ceritarakyatnusantara.com|access-date=2017-12-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20171228053936/http://ceritarakyatnusantara.com/en/folklore/82-rara-jonggrang-the-legend-of-prambanan-temple|archive-date=2017-12-28|dead-url=no|df=}}</ref> Meskipun demikian, beberapa Keraton Jawa mengumpulkan artefak-artefak arkeologis, termasuk arca-arca Hindu-Budha. Sebagai contoh, [[Keraton Surakarta]], [[Keraton Yogyakarta]], dan [[Praja Mangkunegaran]] mengumpulkan artefak-artefak arkeologis dalam museum-museum istana mereka.<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/mengenal-sejarah-seni-dan-tradisi-solo-di-museum-keraton-surakarta|title=Mengenal Sejarah, Seni, dan Tradisi Solo di Museum Keraton Surakarta {{!}} IndonesiaKaya.com – Eksplorasi Budaya di Zamrud Khatulistiwa|last=Kaya|first=Indonesia|website=IndonesiaKaya|language=id|access-date=2017-12-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20171228000653/https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/mengenal-sejarah-seni-dan-tradisi-solo-di-museum-keraton-surakarta|archive-date=2017-12-28|dead-url=no|df=}}</ref> Di daerah-daerah di mana kepercayaan Hindu bertahan, khususnya [[Bali]], situs-situs arkeologi seperti cagar alam [[Goa Gajah]] masih menjalankan fungsi keagamaan yang awalnya sebagai tempat suci peribadatan.<ref>{{cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/produksi-dalam-komodifikasi-situs-pura-goa-gajah/|title=Produksi Dalam Komodifikasi Situs Pura Goa Gajah|author=Artanegara|publisher=Balai Pelestarian cagar Budaya Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia|date=2 November 2018|accessdate=4 Juli 2019}}</ref>
|