Iskandar Muda dari Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
Memang boleh ngutip blog?
AMA Ptk (bicara | kontrib)
???
Baris 122:
Kerajaan Aceh juga menerima kunjungan utusan Kerajaan Prancis. Utusan Raja Prancis tersebut semula bermaksud menghadiahkan sebuah cermin yang sangat berharga bagi Sultan Aceh. Namun dalam perjalanan cermin tersebut pecah. Akhirnya mereka mempersembahkan serpihan cermin tersebut sebagai hadiah bagi sang Sultan. Dalam bukunya, Denys Lombard mengatakan bahwa Sultan Iskandar Muda amat menggemari benda-benda berharga.<ref name="Iskandar"/>
 
Pada masa itu, Kerajaan Aceh merupakan satu-satunya kerajaan Melayu yang memiliki Balee Ceureumeen atau Aula Kaca di dalam Istananya. Menurut Utusan Prancis tersebut, Istana Kesultanan Aceh luasnya tak kurang dari dua kilometer. Istana tersebut bernama Istana Dalam Darud Donya (kini Meuligoe Aceh, kediaman Gubernur). Di dalamnya meliputi Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor pasukan gajah. Sultan Iskandar Muda juga memerintahkan untuk menggali sebuah kanal yang mengaliri air bersih dari sumber mata air di Mata Ie hingga ke aliran Sungai [[Krueng Aceh]] di mana kanal tersebut melintasi istananya, sungai ini hingga sekarang masih dapat dilihat, mengalir tenang di sekitar [[Meuligoe]]. Di sanalah sultan acap kali berenang sambil menjamu tetamu-tetamunya.<ref>{{Cite web|url=https://tengkuputeh.com/2017/09/13/kerajaan-aceh-jaman-sultan-iskandar-muda-1607-1636/|title=KERAJAAN ACEH JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1607-1636)|last=tengkuputeh|date=2017-09-13|website=Tengkuputeh|language=en|access-date=2020-04-29}}</ref>
 
== Kutipan ==