* Berganti nama kembali menjadi '''Keuskupan Agung Makassar''' pada [[15 Maret]] [[2000]]
Antonio de Paiva, seorang pedagang [[Cendanacendana]] berkebangsaan [[Portugal]], pada tahun [[1545]] melaporkan kepada [[Fransiskus Xaverius]] bahwa sudah terdapat pemukiman umat Kristiani di [[Kedatuan Suppa|Kerajaan Suppa]]. Dalam laporannya di tahun 1545, ia sempat mengunjungi wilayah Kevikepan Makassar pada tahun 1544. Pada tahun itu, Raja Suppa memberikan dirinya dibaptis dalam Gereja Katolik dan menyebabkan sejumlah warga di sekitar Kerajaan Suppa untuk ikut menjadi umat Katolik. Setelah pembaptisan Raja Suppa, sejunlah 30 orang dari [[Kerajaan Siang]] beserta rajanya memberanikan dirinya untuk dibaptis dalam Gereja Katolik. Setelah dua peristiwa tersebut, Paiva menjanjikan adanya pengajar-pengajar agama Katolik dari [[Keuskupan Melaka-Johor]]<ref>{{cite book|last1=Heuken|first1=Adolf|author-link1=Adolf Heuken|editor1-last=Steeinbrink|editor1-first=Karel|editor2-last=Aritonang|editor2-first=Jan Sihar|title=A History of Christianity in Indonesia|date=2008|publisher=Brill|url=http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctv4cbgb1.8|pp=59|access-date=20 Mei 2020}}</ref>
Sedangkan catatan pembaptisan umat Katolik paling awal di Kevikepan Tana Toraja terjadi pada tanggal [[6 Mei]] [[1938]], yakni pada saat empat warga Gereja Santo Petrus, Tampo, [[Makale, Tana Toraja]], secara resmi menerima sakramen pem[[baptisan]] yang dilakukan oleh Imam [[Charles Dekkers]], [[Kongregasi Hati Maria Tak Bernoda|C.I.C.M]].<ref>{{cite news|author = Risnawati