Sindrom metabolik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
| differential =
| prevention =
| treatment =
| medication =
| prognosis =
Baris 29:
==Tanda dan gejala==
Tanda kunci sindrom metabolik adalah [[Perut buncit|obesitas sentral]], juga dikenal sebagai visceral, adipositas pola pria atau berbentuk apel. Hal ini ditandai dengan akumulasi [[Adipositas|jaringan adiposa]] terutama di sekitar pinggang dan badan. <ref>{{Cite web|url=http://www.diabetes.co.uk/diabetes-and-metabolic-syndrome.html|title=Metabolic Syndrome|date=15 January 2019|website=Diabetes.co.uk}}</ref> Tanda-tanda lain dari sindrom metabolik yaitu tekanan darah tinggi, penurunan kolesterol HDL serum puasa, peningkatan kadar [[trigliserida]] serum puasa, [[ Glukosa puasa terganggu|gangguan glukosa puasa]], resistensi insulin, atau prediabetes. Penyakit terkait yaitu [[ Hiperurisemia|hiperurisemia]]; [[ Hati berlemak|perlemakan hati]] (terutama pada orang yang juga [[Kegemukan|obesitas]]) yang berkembang menjadi [[ Penyakit hati berlemak nonalkohol|penyakit perlemakan hati nonalkohol]] ; [[sindrom ovarium polikistik]] pada wanita, dan [[disfungsi ereksi]] pada pria; dan [[ Acanthosis nigricans|acanthosis nigricans]].
==Patofisiologi==
Kejadian umum yaitu terjadinya [[Adipositas|lemak visceral]], setelah itu [[adiposit]] (sel lemak) dari lemak visceral meningkatkan kadar [[Faktor nekrosis tumor-alfa|TNF-α]] [[Plasma darah|plasma]] dan mengubah kadar zat lain misalnya, [[ Adiponektin|adiponektin]], [[resistin]], dan [[Inhibitor aktivator plasminogen tipe 1|PAI-1]]. TNF-α telah terbukti menyebabkan produksi sitokin inflamasi dan juga memicu pensinyalan sel melalui interaksi dengan [[Superfamili reseptor TNF|reseptor TNF-α]] yang dapat menyebabkan resistensi insulin.<ref>{{Cite journal|date=June 1999|title=The role of TNFalpha and TNF receptors in obesity and insulin resistance|journal=Journal of Internal Medicine|volume=245|issue=6|pages=621–25|doi=10.1046/j.1365-2796.1999.00490.x|pmid=10395191|vauthors=Hotamisligil GS}}</ref> Percobaan dengan tikus yang diberi diet dengan [[sukrosa]] 33% telah diusulkan sebagai model untuk pengembangan sindrom metabolik. Sukrosa pertama-tama meningkatkan kadar [[trigliserida]] dalam darah, yang menginduksi lemak visceral dan akhirnya menghasilkan resistensi insulin. Perkembangan dari lemak visceral menjadi peningkatan TNF-α menjadi resistensi insulin memiliki beberapa kesamaan dengan perkembangan manusia dari sindrom metabolik. Peningkatan jaringan adiposa juga meningkatkan jumlah sel imun, yang berperan dalam [[peradangan]]. Peradangan kronis berkontribusi pada peningkatan risiko hipertensi, [[aterosklerosis]], dan [[diabetes]].<ref>Whitney, Ellie and Ralfes, R. Sharon. 2011. ''Understanding Nutrition''. [[Wadsworth Cengage Learning]]: Belmont, CA</ref>
==Pengelolaan==
|