Allah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saya mengoreksi terjemahan dan mencoba menerjemahkan sesuai dengan sumber Bahasa Inggrisnya. Dalam bagian penjelasan Allah dalam Islam saya biarkan apa adanya.
Saya merevisi bagian Islam karena referernsinya kurang pas. Saya mengambil informasi dari Allah dalam Islam di wikipedia juga. Saya juga menambahkan informasi tentang kontroversi nama Allah di Indonesia sebab kontroversi ini tidak hanya terjadi di Malaysia, namun juga di sini.
Baris 4:
'''Allah''' ({{lang-ar|اللّٰه|translit=Allāh}}, {{IPA-ar|ʔalˤˈlˤɑːh|IPA|Ar-allah.ogg}}) adalah kata [[bahasa Arab]] untuk '''[[Tuhan]]''' (''al-Ilāh'', arti harfiah: Yang berhak disembah).<ref>{{cite web|url=http://www.pbs.org/empires/islam/faithgod.html |title=God |work=Islam: Empire of Faith |publisher=PBS|accessdate=18 December 2010|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140327034958/http://www.pbs.org/empires/islam/faithgod.html|archivedate=2014-03-27}}</ref><ref>"Islam and Christianity", ''Encyclopedia of Christianity'' (2001): Orang Kristen dan Yahudi berbahasa Arab juga menyebut Tuhan dengan nama ''Allāh''.</ref><ref name="gardet-allah">{{cite encyclopedia | url=http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/allah-COM_0047| title=Allah | encyclopedia=Encyclopaedia of Islam Online | first=L.|last=Gardet | accessdate=2 May 2007 |editor1-first=P.|editor1-last=Bearman|editor2-first=Th.|editor2-last=Bianquis|editor3-first=C.E.|editor3-last=Bosworth|editor4-first=E.|editor4-last=van Donzel|editor5-first=W.P.|editor5-last=Heinrichs|publisher=Brill Online}}</ref>
 
Kata ini terutama digunakan oleh umat [[Muslim]] untuk menyebut [[Tuhan dalam Islam]],<ref>{{cite web |url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |title=Allah |author=Merriam-Webster |publisher=Merriam-Webster |accessdate=25 February 2012|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140420121231/http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |archivedate=2014-04-20 }}</ref> namun juga telah digunakan oleh [[Arab Kristen]] sejak masa [[Arabia pra-Islam|pra-Islam]]<ref>Spencer C. Tucker, ''The Encyclopedia of Middle East Wars: The United States in the Persian Gulf'', Hal 87 "Allah adalah nama Tuhan dan satu-satunya Tuhan yang disembah baik oleh orang Kristen dan Yahudi, Memang, nama Arab Allah juga digunakan oleh orang Kristen arab untuk Tuhan".</ref><ref>Christian Julien Robin (2012). ''Arabia and Ethiopia. In The Oxford Handbook of Late Antiquity''. OUP USA. pp. 304–305. ISBN 9780195336931</ref>. SelainUmat itu penganut [[Babisme]], [[Baha'i]], [[Mandean]], sebagian umat [[Kekristenan di Indonesia|Kristen Indonesia]],yang danikut [[bangsamemakai Malta|Malta]],kata serta [[Mizrahi|Yahudi Mizrahi]] juga sering menggunakannya, walaupun tidak secara eksklusif.<ref name="Columbia">[[Columbia Encyclopedia]], ''Allah''</ref><ref name="Britannica">"Allah."karena [[Encyclopædiaterpengaruh Britannica]].Bahasa 2007.Arab Encyclopædiaini Britannica</ref><refada name="EncMMENA">Encyclopedia of the Modern Middle East anddi Northberbagai Africanegara, ''Allah''</ref>selain Didi [[MalaysiaTimur Barat]]Tengah, umat Kristen dan [[Sikhisme]] setempatada juga menggunakan kata ini untuk menyebut Tuhan.<ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=10620032 Sikhs target of 'Allah' attack], Julia Zappei, Jan. 14, 2010, ''The New Zealand Herald''. Accessed on line Jan. 15, 2014.</ref><ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=11139915 Malaysia court rules nongereja-Muslimsgereja can't use 'Allah'], Oct. 14, 2013, ''The New Zealand Herald''. Accessed on line Jan. 15, 2014.</ref><ref>[http://www.reuters.com/article/2014/01/02/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102di Malaysia's Islamicdan authorities seize Bibles as Allah row deepens], Niluksi Koswanage, JanIndonesia. 2, 2014, Reuters. Accessed on line Jan. 15, 2014. {{Wayback|url=http://www.reuters.com/article/2014/01/02/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102|date =20140116121501}}</ref><ref name="10 point" />
 
Selain Kristen, umat bergama lain yang secara aktif menyebut Tuhan dengan kata Allah ini antara lain: penganut [[Babisme]], [[Baha'i]], [[Mandean]], [[Mizrahi|Yahudi Mizrahi]], serta [[Sikhisme]] walaupun tidak secara eksklusif.<ref name="Columbia">[[Columbia Encyclopedia]], ''Allah''</ref><ref name="Britannica">"Allah." [[Encyclopædia Britannica]]. 2007. Encyclopædia Britannica</ref><ref name="EncMMENA">Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, ''Allah''</ref>
 
== Etimologi ==
Baris 30 ⟶ 32:
=== Islam ===
{{main|Allah (Islam)}}
Dalam konsep [[Islam]], [[Tuhan]] disebut '''Allah''' ([[bahasa Arab]]: الله‎) dan diyakini sebagai [[Zat]] Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22</ref>.
Allah adalah satu-satunya Tuhan (tanpa sekutu),<ref>{{quran-usc|112|1}}</ref> Sang Pencipta, Hakim dari seluruh makhluk, Maha Kuasa, Maha Penyayang, Maha Pemurah dan Tuhan dari [[Ibrahim]], [[Ismail]], [[Ishaq]], [[Yakub]], [[Musa]], [[Dawud]], [[Sulaiman]], [[Isa]], dan [[Muhammad]].
Menurut [[F.E. Peters]], Alquran menyatakan:
{{quotation|"''...dan janganlah kamu berdebat dengan [[Ahli Kitab]], melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka.''" Dan katakanlah: "''Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.''"|{{Quran-s|Al-'Ankabut|29|46}}}}
 
Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (''[[tauhid]]'')<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.88</ref>. Dia itu ''wahid'' dan Esa (''ahad''), Maha Pengasih dan Maha Kuasa<ref>"Allah." [[Encyclopædia Britannica]]. 2007. Encyclopædia Britannica</ref>. Menurut [[Al-Qur'an|Al-Quran]] terdapat [[99 Nama Allah]] (''asma'ul husna'' artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda<ref>Bentley, David (1999). ''The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book''. William Carey Library. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/0-87808-299-9|0-87808-299-9]].</ref><ref>Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, ''Allah''</ref>. Semua nama tersebut mengacu pada [[Allah]], nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas<ref>Annemarie Schimmel,''The Tao of Islam: A Sourcebook on Gender Relationships in Islamic'', SUNY Press, Hal.206</ref>. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (''ar-rahman'') dan "Maha Penyayang" (''ar-rahim'')<ref>Bentley, David (1999). ''The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book''. William Carey Library. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/0-87808-299-9|0-87808-299-9]].</ref><ref>Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, ''Allah''</ref>.
Maka Muslim mempercayai dan sejarawan menyetujui, bahwa [[Muhammad]] dan pengikutnya menyembah Tuhan yang sama dengan yang disembah [[Yahudi]]. Allah-nya Al-Qur'an adalah Tuhan Sang Pencipta yang ada dalam kisah Ibrahim. Peters mengatakan bahwa Al-Qur'an menggambarkan Allah lebih berkuasa dan jauh dibandingkan dengan [[Yahweh]], dan juga merupakan Tuhan universal, tidak seperti Yahweh yang lebih dekat dengan bangsa Israel."<ref>F.E. Peters, ''Islam'', p.4, Princeton University Press, 2003.</ref>
 
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun<ref>Britannica Encyclopedia, ''Islam'', Hal. 3</ref>. Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." ([[Surah Al-An'am|Al-'An'am]] 6:103)<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22.</ref>.
==== Nama-nama Allah ====
{{Utama|Asma'ul husna}}
Berdasarkan keterangan ''Allaahu ismun li dzaatil wajibul wujuud'' artinya Allah itu adalah sebuah nama kepada yang pasti ada keberadaannya (eksistensi). Jadi jelaslah Allah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib untuk dilayani dengan sebenar-benarnya, karena berdasarkan keterangan: ''Allaahu ismun li dzaati ma'budi bi haqq'' artinya: Allaah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib dilayani (ma'budi) dengan sebenar-benarnya pelayanan (ibadah).
 
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada [[urat nadi]] manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22.</ref> Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok [[agama Abrahamik]] lainnya seperti [[Kristen]] dan [[Yahudi]]<ref>"...dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (Surah Al-'Ankabut 29:46)</ref><ref>F.E. Peters, ''Islam'', p.4, Princeton University Press, 2003.</ref>. Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan kedua agama tersebut.
Dalam tradisi Islam disebutkan ada 99 nama untuk Allah ([[Asma'ul Husna]]), diambil dari nama-nama yang digunakan Al-Qur'an untuk merujuk kepada Allah.<ref>{{cite book|last=Bentley|first=David|coauthors=|title=The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book|publisher=William Carey Library|year=1999|month=September|isbn=0-87808-299-9 }}</ref> Di antara nama-nama tersebut adalah:
* ''Al Malikul Mulk'' (Raja segala Raja, Maha Raja)
* ''Al Hayy'' (Maha Hidup)
* ''Al Muhyii'' (Maha Memberi Kehidupan)
 
== Kontroversi kata "Allah" di Malaysia ==
Pemerintah Malaysia pada tahun 2007 melarang penggunaan kata Allah di luar konteks Muslim, tetapi pengadilan tinggi Malaysia pada tahun 2009 membatalkan keputusan itu dengan dasar in-konstitusional. Pemerintah [[Malaysia]] telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan, dan pengadilan tinggi Malaysia telah menunda pelaksanaan hasil keputusan hingga banding diajukan. Pada 14 Oktober 2013, kemudian Kristen Malaysia dilarang menggunakan kata Allah. Keputusan itu telah diambil oleh tiga [[hakim]] di pengadilan banding Malaysia, untuk membatalkan keputusan pengadilan yang lebih rendah yang memperbolehkan [[tabloid]] mingguan berbahasa Melayu, yakni ''The Herald'' untuk menggunakan kata Allah. Gereja-gereja di negara bagian Borneo yakni Sabah dan Sarawak telah menegaskan bahwa mereka akan tetap menggunakan kata itu, meski ada larangan dari pengadilan.<ref>[http://www.dw.de/kristen-malaysia-dilarang-pakai-kata-allah/a-17155658 Kristen Malaysia dilarang menggunakan kata Allah]</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/10/131013_pengadilan_malaysia|title=Penggunaan kata "Allah" di Malaysia hanya untuk muslim|last=|first=|date=14 Oktober 2013|work=BBC|access-date=5/25/2020}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.voaindonesia.com/a/malaysia-keluarkan-larangan-penggunaan-kata-allah-untuk-umat-kristen/1769027.html|title=Malaysia Keluarkan Larangan Penggunaan Kata ‘Allah’ untuk Umat Kristen|last=|first=|date=14/10/2013|work=Voa Indonesia|access-date=5/25/2020}}</ref>
 
== Kontroversi kata "Allah" di Indonesia ==
Adanya kontroversi di kalangan Kristen di Indonesia terkait kata Allah ini dimulai dengan masuknya [[:en:Sacred_Name_Movement|Gerakan Nama Suci]] yang berasal dari Amerika sekitar tahun 1930-an. Gerakan modern ini masuk ke Indonesia secara bergelombang, dimulai sekitar 1970-an oleh dua orang pendeta di Yogyakarta. Kemudian tahun 1980-an dipelopori oleh rohaniwan Kristen yang murtad dari Islam, mereka mendirikan Yayasan Nehemia pada tahun 1987. Mereka banyak menginjili umat Muslim dengan mengajarkan bahwa Allah adalah nama Dewa Arab bukan nama Tuhan sejati dalam buku: ''Siapakah yang Bernama Allah itu?'' <ref>{{Cite book|title=Gerakan Nama Suci Nama Allah yang Dipermasalahkan|last=Herlianto|first=|date=|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|location=|pages=17|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://books.google.co.id/books?id=8IGEBwAAQBAJ&pg=PA7&lpg=PA7&dq=yayasan+nehemia&source=bl&ots=2BNd3Rmckh&sig=ACfU3U3NsZk-OxUEOoMbPXOucxxYe9AAbQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiRo4GjmM7pAhXDR30KHS0sCZEQ6AEwCXoECAoQAQ#v=onepage&q=yayasan%20nehemia&f=false|title=Pekabaran Injil di Tengah Tuduhan Kristenisasi|last=Makugoru|first=Paul|date=16 Mei 2007|work=Tabloti Reformata|access-date=25 Mei 2020}}</ref><ref>{{Cite book|title=Sejarah perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia|last=Aritonang|first=Jan S.|date=2004|publisher=BPK gunung Mulia|isbn=|location=|pages=485|url-status=live}}</ref>.
 
Tradisi penyebutan kata Allah dalam kalangan Kristen sebenarnya berasal dari Alkitab yang mereka pegang sendiri. Dalam sejarah penterjemahan Alkitab, [[Albert Cornelius Ruyl]], seorang pedagang Belanda yang menterjemahkan Alkitab ke [[Bahasa Melayu]] pada tahun 1962<ref>{{Cite web|url=https://sejarah.co/artikel/sejarah_penerjemahan_alkitab_bahasa_melayu_indonesia_ruyl.htm|title=Matius Terjemahan Ruyl|last=|first=|date=|website=Sejarah Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref>. Di dalam terjemahannya ini sudah memuat nama Allah<ref>{{Cite book|title=Siapakah yang bernama Allah itu?|last=Herlianto|first=|date=2001|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|location=|pages=101|url-status=live}}</ref>. Saat itu, bahasa yang dipakai adalah Bahasa Melayu, sebagai bahasa perhubungan (''lingua franca'') bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7<ref>{{Cite web|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas|title=Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia|last=|first=|date=|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Budaya|access-date=25 Mei 2020}}</ref>. Kata "Tuhan" (Inggris: ''God'', Yunani: ''Theos'', Ibrani: ''El/Eloah/Elohim'') belumlah digunakan. Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah ''Ensiklopedi Populer Gereja'' oleh Adolf Heuken SJ pada tahun 1976. Menurut buku tersebut, arti kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu ''tuan'' yang berarti atasan/penguasa/pemilik<ref>Heuken, Adolf (1976), ''Ensiklopedi Populer Gereja''</ref>. Jadi yang terjadi pada umat Kristen di Nusantara dulu seperti yang terjadi pada umat Kristen di Arab, mereka hanya mengenal kata Allah sebagai pengganti kata Yunani "''Theos''".
 
[[Bahasa Indonesia]] sendiri baru mulai dibakukan sebagai bahasa pemersatu pada [[Sumpah Pemuda]], 28 Oktober 1928. Dan dalam perjalanan waktu, pemerintah menerbitkan [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] (KBBI) yang menjadi pedoman definisi kata atau istilah yang mulai terbit pada tahun 1988. Di dalam KBBI inilah, makna kata "Allah" dicatatkan menjadi sebuah nama bukan jabatan. Allah adalah nama Tuhan dalam Bahasa Arab atau merujuk kepada bagi sesembahan Umat Islam<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/Allah|title=Allah|last=|first=|date=|website=Kamus Besar Bahasa Indonesia|others=Allah n nama Tuhan dalam bahasa Arab|access-date=25 Mei 2020}}</ref>. Allah yang merupakan sebuah nama, maka tidak bisa diterjemahkan seperti kata jabatan. Kata ini berbeda makna dengan kata "[[Tuhan]]" yang artinya adalah sesembahan manusia (Inggris: ''God'').
[[Berkas:TB-052-KJ.jpg|jmpl|Terjemahan Baru LAI memuat kata ALLAH, Allah, dan allah dengan makna yang berbeda-beda. ]]
Proses penterjemahan Alkitab yang dimulai sejak abad 17 oleh pihak Hindia-Belanda, kemudian diambil alih oleh [[Lembaga Alkitab Indonesia]] (LAI) yang mulai berdiri secara resmi pada 9 Februari 1954<ref>{{Cite web|url=http://indonesian.bible/ibs-history/|title=Sejarah Lembaga Alkitab Indonesia|last=|first=|date=|website=Lembaga Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref>. Versi terjemahan LAI yang dipakai saat ini adalah [[Terjemahan Baru]] yang sudah diselesaikan sejak 1974. Walaupun KBBI edisi I sudah mulai memuat makna kata Allah yang berbeda dengan kata Tuhan pada tahun 1988, mereka tetap memakai kata Allah untuk menggantikan kata ''El/Eloah/Elohim'' (Ibrani) dan kata ''Theos'' Yunani sampai saat ini. TB LAI juga merekam kata-kata ALLAH (semua huruf besar) dan allah (semua huruf kecil) selain kata Allah. Terlepas apakah Allah itu adalah nama dewa atau bukan, sarjana sastra banyak menyoroti LAI karena terjemahannya tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa kita. Di lain pihak, pengikut Geraka Nama Suci terus menggaungkan bahwa pengucapan kata Allah bisa berujung pada penyembahan berhala. Maka kontroversi nama Allah di Indonesia ini semakin ramai terjadi.
 
Ada banyak pihak menuntut LAI agar merevisi terjemahan mereka. Bukan hanya kalangan Kristen, pihak Muslim juga mengambil inisiatif untuk menegur LAI serta Bimas Kristen di bawah Departemen Agama. Isi kedua surat<ref>{{Cite book|title=Gerakan Nama Suci: nama Allah yang dipermasalahkan|last=Herlianto|first=|date=|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|location=|pages=19|url-status=live}}</ref> tersebut pada intinya adalah:
 
# Allah adalah nama sesembahan Umat Muslim.
# Meminta menarik Alkitab yang mencatat nama Allah dari peredaran.
# Meminta menegur keras gereja-gereja yang masih memakai nama Allah.
# Meminta menegur para rohaniawan Kristen yang masih menggunakan nama Allah juga.
 
Pihak LAI sempat dituntut ke meja hijau. Berita ini dimuat di Tabloit Kristen Reformata<ref>{{Cite news|url=https://books.google.co.id/books?id=Cw6YBwAAQBAJ&pg=PA14&lpg=PA14&dq=LAI+dimejahijaukan&source=bl&ots=5JdiUHyPRd&sig=ACfU3U0xwFWFTxeWNgXSKBoBhZvhEJ9frA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwilnbDbrc7pAhUGU30KHeDrD5MQ6AEwAHoECAoQAQ#v=onepage&q=LAI%20dimejahijaukan&f=false|title=Tabloid Reformata Edisi 81 April Minggu II 2008|last=|first=|date=16 April 2008|work=|access-date=25 Mei 2020}}</ref>, namun tuntutannya dibatalkan oleh hakim. Banyak gereja yang mengambil posisi untuk membela LAI. Perdebatan nama Allah ini tidak bisa dihindari dan terjadi baik di forum terbuka maupun melalui jaringan online sampai sekarang. Pengikut Gerakan Nama Suci pada tahun 2007 menerbitkan Kitab Suci Indonesian Literal Translation<ref>{{Cite web|url=https://sejarah.co/sejarah/ver_indonesian_literal_translation.htm|title=Indonesian Literal Translation|last=|first=|date=|website=Sejarah Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref>. Dan sampai sekarang sudah tersebar di banyak kalangan Kristen yang tidak lagi menyebut nama Allah dalam pengajaran dan peribadatan mereka.
 
== Referensi ==