Lonceng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k jaman --> zaman
kembalikan ke versi stabil
Baris 1:
[[Berkas:ZygmuntDzwon.JPG|right|thumb|150px|Lonceng Zygmunt di [[Krakow]], [[Polandia]].]]
'''Genta''' adalah suatu alat pemberitahuan/panggilan untuk rakyat agar berkumpul untuk mendengarkan pengumuman/berita/perintah/maklumat yang dikeluarkan oleh kaisar/raja. Semua pengumuman yang dikeluarkan oleh kaisar/raja pada zaman dahuku dianggap sebagai hukum/perintah yang harus ditaati oleh rakyatnya.
'''Lonceng''', '''Genta''' atau '''Bel''' adalah suatu peralatan sederhana yang digunakan untuk menciptakan [[bunyi]]. Bentuknya biasanya adalah sebuah [[tabung]] dengan salah satu sisi yang terbuka dan bergema saat dipukul. Alat untuk memukul dapat berupa pemukul panjang yang digantung di dalam lonceng tersebut atau pemukul yang terpisah. Menurut [[KBBI]], lonceng memiliki dua pengertian, pertama lonceng adalah semacam bel yang dibunyikan untuk menentukan waktu atau memberitahukan sesuatu, sedangkan pengertian yang kedua, lonceng adalah jam besar atau [[arloji]]. Lonceng-lonceng besar pada umumnya terbuat dari [[logam]] namun lonceng-lonceng kecil dapat pula terbuat dari [[keramik]] atau [[porselen]].
 
Genta/Mu Duo: terbuat dari logam, tetapi pemukulnya menggunakan kayu, oleh karena itu dinamakan Mu Duo/Bok Tok, Mu/Bok artinya kayu. Sedangkan Duo/Tok artinya genta yang terbuat dari logam, karena itu huruf Duo/Tok terdapat unsur logamnya.
 
== Mekanisme ==
Baris 8 ⟶ 7:
== Penggunaan ==
=== Zaman dahulu ===
Dahulu lonceng digunakan untuk mengabarkan suatu berita kepada masyarakatmasyrakat dan sebagai penanda [[waktu]]. Lonceng atau genta digunakan di berbagai agama di dunia sebagai penanda waktu ibadah atau sebagai bagian dari perangkat ritual. Genta digunakan antara lain dalam ritual [[Buddhisme]] dan [[Hinduisme]]. Dalam agama Buddha genta digunakan untuk menandai waktu beribadah, genta besar biasanya diletakkan di [[wihara]] dan dibunyikan pada waktu-waktu tertentu. Pada agama Hindu terutama Hindu Bali genta kecil berukir [[wajra]] digunakan pedanda (pendeta) Hindu dalam ritual pemujaan.
 
Lonceng juga digunakan oleh umat [[Kristiani]] untuk memberi tanda waktu beribadah, biasanya dibunyikan tiga kali, pada pukul 06.00. 12.00, dan 18.00. Lonceng digunakan pertama kali dalam gereja [[Katolik]] sekitar [[tahun]] 400 [[masehi]], dan dianggap diperkenalkan oleh Paulinus, Uskup Nola, sebuah kota di [[Campania]], [[Italia]]. Penggunaannya menyebar luas dengan cepat dan tidak hanya digunakan untuk mengumpulkan umat dalam acara keagamaan, tetapi juga sebagai peringatan ketika ada bahaya.
 
=== Zaman modern ===
Seiring berkembangnya [[teknologi]] [[komunikasi]], pada masa [[modern]] lonceng sudah jarang digunakan, tetapinamun beberapa tempat masih tetap menggunakannya untuk keperluan umum, contohnya dipakai di beberapa [[sekolah]] untuk tanda pergantian [[jam]] pelajaran, istirahat, masuk [[kelas]], dan pengumuman. Selain itu, lonceng juga dijadikan sebagai hiasan di [[pohon]] [[natal]], biasanya lonceng hiasan ini bentuknya kecil, berwarna-warni, dan terbuat dari bahan [[plastik]], [[kaca]], atau [[alumunium]].
 
== Lonceng-lonceng terkenal ==
Baris 19 ⟶ 18:
=== Lonceng Cakradonya ===
 
[[Berkas:Cakra Donya.JPG|jmplthumb|200px|Lonceng Cakra Donya]]
 
Lonceng ini sangat terkenal di daerah [[Aceh]]. [[Sejarah]] mencatat bahwa lonceng [[Cakra Donya|cakradonya]] merupakan pemberian dari Laksamana Cheng Ho, seorang pemimpin armada laut Tiongkok yang diutus oleh Kaisar Cina kepada [[Kesultanan Samudera Pasai]] pada tahun 1405. Pemberian lonceng ini dalam rangka mengikat hubungan persahabatan dan kerjasama antara dua kerajaan di negara yang berbeda. Lonceng ini berukuran 11/2 m dan lebar 1 m. Pada sekitar tahun 1524 M Kesultanan Pasai ditaklukkan oleh [[Kesultanan Aceh Darussalam]] dan lonceng tersebut akhirnya diangkut ke [[Banda Aceh]]<ref>http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/266/cakra-donya</ref>.
Nama Cakradonya adalah nama armada perang Sultan Iskandar Muda, yang mana cakra berarti kabar sedangkan donya artinya dunia. Lonceng cakradonya berfungsi sebagai [[media]] untuk menyampaikan kabar kepada [[dunia]], termasuk [[isyarat]] [[perang]] pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Pada bagian atas lonceng ini terdapat tulisan [[aksara]] [[Tionghoa]] dan [[Bahasa Arab|Arab]]. Aksara Tionghoa yang tertulis adalah "Sing Fang Niat Toeng Juut Kat Yat Tjo", tetapinamun tulisan aksara tersebut sudah tidak terbaca lagi karena sudah dimakan usia. Mulanya Lonceng [[raksasa]] yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang bermutu tinggi ini diletakkan di dekat [[Masjid Raya Baiturrahman]] yang berlokasi di kompleks Istana Sultan. Namun kini Lonceng Cakradonya telah dipindahkan ke Museum Aceh dan ditempatkan dalam sebuah [[kubah]] di halaman museum tersebut sejak tahun [[1915]]. Hingga kini Lonceng raksasa ini menjadi simbol atau ''icon'' khusus Kota Banda Aceh.
 
=== Lonceng Soli Deo Gloria ===
Sebuah lonceng besar peninggalan [[Belanda]] di [[Museum Fatahillah]]. Lonceng peninggalan [[Belanda]] sejak [[abad 18]]. Pada masanya, lonceng ini selalu dibunyikan sebagai pertanda akan ada tawanan yang akan dihukum gantung oleh Pemerintah Belanda. Di bagian atas menara terdapat alat penggerak kuno yang kini sudah tidak berfungsi lagi. Pada alat penggerak tersebut tergantung sebuah besi semacam bandul, sedangkan loncengnya menempel di bagian atas. Di dekat lonceng ini ada sebuah [[besi]] yang dikaitkan dengan besi lainnya untuk menarik. Jika besi penarik tadi ditarik kemudian dilepas, maka besi tadi akan memukul lonceng. Lonceng ini akan dibunyikan untuk memanggil semua warga di dalam maupun di luar tembok [[Batavia]] untuk menyaksikan hukuman gantung.
 
Lonceng buatan tahun [[1742]] tersebut terbuat dari besi. Di [[masa]] Gubernur DKI [[Ali Sadikin]], [[1973]], gedung bekas [[balai kota]] ini mengalami pemugaran besar-besaran. Namun tak ada data yang menyebutkan bagian bagian mana saja yang sudah dipugar dan diganti dengan yang baru. Berdasarkan pada keterangan arkeolog yang juga Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) [[Kota]] Tua, Candrian Attahiyyat, kemungkinan besar lonceng pun ikut diganti. "Lonceng yang sekarang ''kan'' kecil. Kemungkinan sudah mengalami perubahan sejak sebelum 1973, tetapitapi bisa juga pada saat pemugaran besar tahun 1973," ujarnya.
 
Dalam buku "Dari Stadhuis ke Museum" , Hans Bonke dan Anne Handojo menyebutkan, tanggal [[25 Januari]] [[1707]], Petronella Wilhelmina, putri Gubernur Jenderal Joan van Hoorn (1704-1709) meletakkan batu pertama. Menara kecil dipasang di atas atap dan lonceng dipasang kembali di sisi bordes. Dalam catatan lain, lonceng dibikin tahun [[1742]], itu artinya selama abad 18 saja sudah terjadi perubahan. Bisa jadi lonceng kematian dibikin setelah terjadi pembantaian orang Cina pada [[1740]]. Eksekusi terakhir yang mengikutsertakan lonceng kematian terjadi pada [[1896]]. Tjoen Boen Tjeng dihukum gantung karena terlibat dalam penjarahan.
 
Buku ini juga mencatat, setelah tahun [[1870]] para juru foto dari Woodbury & Page yang membuat foto-foto pertama di Batavia menunjukkan bahwa bagian depan stadhuis sudah banyak berubah dalam 20 tahun terakhir. Sayangnya perubahan yang terjadi di sepanjang abad 18, 19, hingga 20 tak tercatat secara detail.
 
=== Big Ben ===
Big Ben berlokasi di ujung [[Istana]] Westminter, [[London]].Sebenarnya yang disebut [[Big Ben]] bukanlah menara jam tersebut, melainkan lonceng [[raksasa]] seberat 14,5 ton yang tergantung di puncak menara [[jam]] itu. Lonceng berat tersebut akan berdentang setiap pergantian jam, yang bunyinya sering kaliseringkali disebut sebagai “bong” oleh orang-orang [[Inggris]]. Menara jam empat sisi berdentang terbesar di dunia ini telah berusia 150 tahun pada tahun [[2009]] ini. Selama perjalanan waktu 150 tahun itu lonceng Big Ben juga sempat mengalami beberapa kerusakan mekanik yang disebabkan oleh [[karat]] dan [[salju]], tetapinamun kerusakan-kerusakan yang terjadi masih dapat diatasi. Hingga saat ini, menara jam berlonceng buatan Whitechapel Bell Foundry tersebut menjadi ''[[landmark]]'' terfavorit di Inggris.
 
=== Lonceng kereta api ===
Baris 43 ⟶ 42:
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
* Giok, Ko Sing, 1957. Riwayat Hidup K'ung Tse. Solo: Perserikatan K'ung Chiao Hui Indonesia
* Poerwadarminta, W.J.S.,1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
* Mirabito, M.A.M & Morgenstern, B.L (2004). New Communication Technology : Application, policy, an Impact, Fifth Edition, Uk : Focal Press. Page 30,Chapter 12.
* Turkle, Sherry (1995). Life on The Screen : Identity in The Age of The Internet. New York : Touchstone.
* http://st-yohanesbosco.org/bosconian-detail.php?id=476&sub_id=158
* http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/03/28/15460063/lonceng.pengiring.kematian