Rumah adat Selaso Jatuh Kembar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k jaman --> zaman |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
== Bentuk Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki bentuk khusus. Bangunan rumah ini memiliki keliling yang selaras antara penyangganya dengan lantai yang lebih rendah. rumah adat ini juga dipercantik dengan berbagai macam ukiran dengan bentuk tumbuhan dan hewan<ref>http://www.bukdeinfo.com/2017/03/rumah-adat-selaso-jatuh-kembar-provinsi.html</ref>. Masing-masing ukiran memiliki makna dan nama yang berbeda-beda. Rumah adat Selaso Jatuh Kembar memiliki ukiran di bagian tangga yang disebut dengan lebah bergantung atau ombak-ombak karena bentuknya menyerupai ombak atau bisa dilihat juga mirip dengan lebah-lebah yang bergantungan. Ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran melambai-lambai yang berada di bagian atas pintu dan daun jendela. Sedangkan ukiran yang diukir di bagian kisi-kisi pintu dan jendela dinamakan semut beriring karena bentuknya terinspirasi dari cara semut berjalan yang beriringan dan ini memiliki makna mendalam. Persoalan makna akan dibahas kemudian. Selain ukiran yang sudah disebutkan masih ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran tiang menggantung di bagian tiang Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar. Bila anda melihat Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar di sana ada bagian yang tampak memanjang atau melengkung, bagian ini juga memiliki ukiran yang dinamakan kalok paku. Ada juga ukiran di bagian ujung atas dan juga di ujung bawah tiang. Ukiran di bagian atas dan dasar ini disebut dengan [[pucuk rebung]] karena bentuknya yang menyerupai bambu muda yang baru muncul dari tanah. Sementara itu, kalau anda mengamati bagian cucuran atap, di sana pun ada bagian khusus yang menyerupai sayap, bagian itu memiliki ukiran khusus yang disebut dengan sayap layangan atau sayap layang-layang. Bergeser ke bagian langit-langit, anda bisa melihat bagian ventilasi yang berukir. Ukiran ini disebut dengan melur atau bunga Cina atau bunga manggis. Penamanaan ini merujuk pada bentuk ukiran yang bentuknya sangat mirip dengan bunga cina ataupun bunga manggis. Pembuatannya pun juga berdasarkan pada dua jenis bunga tersebut. Terakhir adalah ukiran di bagian puncak yang dinamakan selembayung atau bahasa setempat disebut juga Sulobuyung.<ref>https://budayalokal.id/rumah-adat-riau/</ref>
== Bahan dan Fungsi Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Baris 30:
lanjut ke bagian tangga rumah. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki tangga yang dibuat dari kayu pula. Akan tetapi, di zaman modern ini tangga dari Rumah Adat Selaso Kembar sudah dibuat menggunakan batu bata atau semen. Penggunaan kayu di zaman dulu haruslah kayu yang keras dan kuat untuk menahan segala macam perubahan cuaca. DI bagian sisi kanan dan kiri tangga Rumah Selaso Jatuh Kembar terdapat ukiran yang menyerupai tanaman dan satwa. Ukiran tersebut memiliki makna tersendiri. Kemudian, bagian terakhir adalah kolong rumah. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki bagian kolong yang digunakan sebagai tempat menyimpan kayu bakar. Kolong juga berfungsi untuk menyimpan perahu atau sampan yang digunakan warga untuk melaut. Rumah Adat Selaso Jatuh kembar miliki keluarga di bagian kolongnya akan penuh dengan barang-barang milik keluarga, kebanyakan akan berhubungan dengan jenis mata pencaharian mereka. Sedangkan di Rumah Selaso Jatuh Kembar yang merupakan rumah adat atau bangunan serbaguna, maka di bagian kolongnya akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda adat untuk digunakan melaksanakan upacara adat khusus.<ref name=":1" />
== Corak Ukiran Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Setiap bagian dari Rumah Adat Selaso Kembar memiliki ukiran tertentu. Masing-masing dibuat dengan corak tertentu. Rumah Adat Selaso Kembar memiliki ukiran yang disbeut dengan itik Sekawan. Corak ini diukir di bagian dinding yang memiliki makan agar manusia hidup berdampingan, selaras, damai, kompak, dan bersam-sama sampai akhir. Corak itik sekawan berbentuk itik berbaris berjalan bersama-sama kembali menuju kandang karena itu disebut juga dengan [[itik pulang petang]]. Ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran
Selain ukiran Itik Sekawan dan Pucuk Rebung, ada juga ukiran yang disebut dengan Lebah Bergantung (Ombak-ombak). Ukiran lebah bergantung dibuat berdasarkan sarang lebah yang menggantung di pohon atau suatu tempat. Corak ini biasanya terdapat di bawah tangga, sebagai simbol untuk mengingatkan agar semua orang menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain seperti lebah yang menghasilkan madu yang bermanfaat untuk semua orang. Ukiran hewan lainnya ada yang disebut dengan Semut Beriring. Corak semut beriring sebagai simbol semut berjalan beriringan yang memiliki makna agar kehidupan manusia senantiasa mengikuti sifat semut yang selalu rukun, tolong menolong, rajin, dan teguh pada pendirian. Terakhir adalah simbol alam semesta yang berupa Awan Larat. Awan larat dibuat dalam bentuk rangkaian motif yang sama dibuat berjejer secara rapi dan berdampingan dan terhubung satu sama lain. corak ini menjadi simbol kemudahan mendapatkan rejeki. Awan larat bisa dijumpai di bagian anak tangga, sisi pintu dan jendela, serta di bagian atas ventilasi rumah. Semua itu berhubungan dengan kepercayaan lokal, bahwa jalan rejeki bisa berasal dari mana saja, dan datangnya juga bisa dari arah manapun. Ventilasi menggunakan simbol arah mata angin yang ini berhubungan erat dengan datangnya rejeki bisa datang dari arah mana saja. Sedangkan pintu dan jendela adalah jalan angin, yang merupakan jalan lapang untuk memasukkan rejeki ke dalam rumah. Sementara anak tangga, jelas maksudnya untuk membimbing seseorang atau rejeki itu sendiri memasuki jalan pintu yang benar.<ref name=":1" />
|