Peladangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Penambahan daftar referensi
Baris 12:
Sistem peladangan telah dipraktikan di [[padang rumput]] dan [[hutan]] di seluruh dunia. Ketika masa [[Revolusi Neolitik]], para pemburu dan pengumpul mulai mendomestikasikan berbagai jenis tumbuhan dan hewan sehingga dapat menghasilkan makanan lebih banyak per hektare wilayah dibandingkan dengan berburu, dan mereka mulai menetap. Kegiatan ini diawali di [[peradaban sungai]] di Mesir dan Mesopotamia. Karena tidak semua wilayah tepi sungai berupa lahan terbuka melainkan hutan, mereka mulai membersihkannya dengan cara menebang dan membakar.<ref>Jaime Awe, ''Maya Cities and Sacred Caves'', Cu bola Books (2006)</ref> [[Api]] telah digunakan oleh manusia sebelum zaman neolitik.
 
== CiriKarakteristik Peladangan ==
Banyak ahli yang berpendapat mengenai sistem peladangan, meski antropologis berkebangsaan [[Amerika Serikat]], Conklin menyatakan bahwa tidak banyak dibahas dalam literatur karena umumnya pencirian peladangan dikonotasikan dengan istilah yang negatif<ref>{{Cite book|title=Shifting Cultivation and the Succession to Grassland|last=Conklin|first=Harold Colyer|date=1959|publisher=Proceedings, 9th Pacific Science Congress|isbn=|volume=7|location=|pages=60-62|url-status=live}}</ref>. Oleh karena itu, seorang [[geografer]] [[Prancis|Perancis]], Pierre Gourou secara garis besar menjelaskan ada empat ciri peladangan antara lain:
 
# Dijalankan di tanah tropis yang gersang
# Berupa teknik pertanian dasar tanpa menggunakan alat-alat, kecuali kapak
# Diusahakan pada kepadatan penduduk rendah
# Menyangkut tingkat konsumsi yang rendah<ref>{{Cite book|title=The Quality of Land Use of Tropical Cultivators|last=Gourou|first=Pierre|date=1956|publisher=|isbn=|location=|pages=336-349|url-status=live}}</ref>
# Menyangkut tingkat konsumsi yang rendah
 
Sedangkan menurut [[ahli geografi]] asal Amerika Serikat, Karl Josef Pelzer, ciribeberapa karakteristik peladangan ditandai dengan tidak adanya pembajakan lahan, sedikitnya tenaga kerja dibandingkan dengan cara bercocok tanam yang lain, tidak menggunakan tenaga hewan atau punnpun pemupukan, dan tidak adanya konsep pemilikan tanah pribadi<ref>{{Cite book|title=Pioneer Settlement in the Asiatic Tropics|last=Pelzer|first=Karl Josef|date=1945|publisher=Institute of Pacific Relations|isbn=|location=New York|pages=|url-status=live}}</ref>. Sementara menurut Dobby, perladangan merupakan "tahapan istimewa dalam evolusi dari berburu dan meramu sampai pada bercocok tanam yang menetap". <ref>{{Cite book|title=InvolusiSoutheast PertanianAsia|last=GeertzDobby|first=CliffiordE.H.G|date=20161954|publisher=KomunitasUniversity Bambu|year=1974of London Press|isbn=979-979-9542-38-3|edition=Fifth|location=DepokLondon|pages=20|translator-last=Triwira|translator-first=Gatot|trans-title=Agricultural Involution: The Processes of Ecological Change in Indonesia|url-status=live}}</ref>.
 
== Ciri Peladangan Menurut Geertz ==
Di sisi lain [[Clifford Geertz]], seorang ahli [[antropologi]] Amerika Serikat menyatakan bahwa ekosistem peladangan meniru keadaan alam sekitar, yang dicirikan secara sistemis dengan:
 
# Ekosistem meniru keadaan hutan tropis dalam artian tingkat generalisasi yang dicapainya. Ekosistem generalisasi (''generalized ecosystem'') yang dimaksud yaitu suatu ekosistem yang terdapat beragam spesies sehingga energi yang dihasilkan oleh sistem itu dibagikan di antara berbagai spesies yang jumlahnya relatif besar, masing-masing dengan individu yang jumlahnya relatif kecil. Sebaliknya, kalau sistem itu adalah sistem dengan jumlah spesies yang relatif kecil, masing-masing dengan individu yang jumlah relatif lebih besar, maka disebut dengan ekosistem khusus (''spesialized ecosystem''). Secara lebih teknik dapat dikatakan kalau perbandingan antara jumlah spesies dengan jumlah organisme dalam komunitas biotik disebut dengan ''indeks diversitas'' maka ekosistem umum adalah suatu ekosistem yang bercirikan suatu komunitas dengan indeks diversitas tinggi. Sementara, ekosostem khusus bercirikan komunitas dengan indeks diversitas yang rendah.
# Perbandingan kuantitas zat makanan yang tersimpan dalam bentuk-bentuk yang hidup (yaitu komunitas biotik) dengan zat makanan yang tersimpan di dalam tanah (yaitu substratum fisis) pada kedua ekosistem itu sangat tinggi.
# Arsitekturnya umumnya yang keduanya sama-sama berstruktur "pelindung" (''closedcover''). Di ladang, daun-daun dari tanaman yang ditanam tentu saja jauh lebih rendah, tetapi daun yang berdekatan ini tetap terlihat seperti payung. Hal itu terjadi sebagian karena tanaman tidak ditanaman secara berbanjar dan terbuka, melainkan karena struktur botani yang rapat, padat, dan berserakan tidak teratur. Sebagian lain dari hal itu dikarenakan penanaman semak dan pohon-pohonan yang beraneka ragam (kelapa, pinang, nangka, pisang, pepaya, dan sekarang di kawasan yang lebih komersial: karet, lada, dan kopi, dan sebagian lagi karena ada beberapa batang pohon yang tidak ditebang. Dengan cara yang demikian, tanah tidak terkena air hujan dan panas matahari secara berlebihan. <ref>{{Cite book|title=Involusi Pertanian|last=Geertz|first=Cliffiord|date=2016|publisher=Komunitas Bambu|year=1974|isbn=979-979-9542-38-3|edition=Fifth|location=Depok|pages=20|translator-last=Triwira|translator-first=Gatot|trans-title=Agricultural Involution: The Processes of Ecological Change in Indonesia|url-status=live}}</ref> Bagaimanapun juga, penyiangan merupakan pekerjaan yang melelahkan karena mataharai yang sampai ke lantai ladang dapat ditekan pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada sistem pertanian terbuka (''open field'')<ref>{{Cite book|title=Masjarakat Transmigran Spontan di Daerah W. Sekampung (Lampung)|last=Utomo|first=Kampto|date=1957|publisher=Penerbitan Universitas|isbn=|location=Djakarta|pages=|url-status=live}}</ref>.
 
== Lihat pula ==