LRT Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Madataruna (bicara | kontrib)
Baris 50:
 
Untuk desain LRT diserahkan kepada dua BUMD DKI Jakarta, yaitu Pembangunan Jaya dan Konstruksi Jaya. Diperkirakan, ketujuh rute itu menelan anggaran kurang lebih Rp 60 triliun atau Rp 7,5 triliun untuk setiap rutenya.
 
PT Jakarta Properindo (Jakpro), sebagai perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta yang bertugas membangun, mengembangkan, dan mengelola LRT Jakarta, telah melakukan beberapa revisi terhadap 7 rute LRT di atas. Tak hanya itu, Jakpro telah meminta PT AECOM Indonesia untuk melakukan studi kelayakan terhadap rute baru hasil revisi. PT AECOM Indonesia juga telah menerbitkan hasil studi kelayakan terbaru pada tanggal 19 Desemner 2019. Beberapa alasan dilakukan revisi adalah sebagian besar rute LRT Kebayoran Lama - Kelapa Gading tumpang tindih dengan rute MRT East-West dari Ujung Menteng ke Kalideres dan untuk memperluas cakupan penduduk DKI agar bisa mengakses kendaraan umum, khusunya LRT.
 
[https://portal.djka.dephub.go.id/assets/file/wfh/b5488aeff42889188d03c9895255cecc_%5BJLRT-PROJ-FS-1%5D%20Laporan%20Studi%20Kelayakan%20KG%20-%20JIS%20(Phase%202A)%20Rev.%20D%20(Bahasa).pdf Hasil studi kelayakan terhadap rute revisi LRT Jakarta] adalah sebagai berikut:
 
# Loop line
#* Fase 1 [telah beroperasi]: Velodrome - Kelapa Gading
#* Fase 2A [yang akan dibangun selanjutnya]: Kelapa Gading - JIS
#* Fase 2B: Velodrome - Manggarai
#* Fase 3: Manggarai - JIS
# Kembangan - Kebon Jeruk
# Joglo - Palmerah
# Bintaro - Senayan - Tanah Abang
# Pondok Gede - Senen - PRJ
# Pulo Gebang - Pondok Bambu - Velodrome
# Marunda - Kelapa Gading
# Bandara SHIA - JIS
# Shuttle line: Stasiun Pegangsaan - Stasiun Britama
 
== Tarif ==