Silmy Karim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
escavator
Baris 17:
}}
 
'''Silmy Karim''' ({{lahirmati|Tegal|19|11|1974}}), adalah Direktur Utama PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk sejak diangkat melalui RUPSLB pada tanggal 6 September 2018. Ia awalnya dikenal sebagai seorang profesional muda yang berkecimpung dalam bidang pertahanan dan industri pertahanan. Setelah berhasil menangani beberapa BUMN yang sedang bermasalah, kemudian ia dijuluki sebagai DirutDirektur Utama spesialis BUMN sakit.
 
Terakhir iaSilmy sukses dalam melakukan restrukturisasi dan transformasi PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Salah satu restrukturisasi yang dilakukan di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. adalah dalam hal restrukturisasi hutang. Proses restrukturisasi ini memakan waktu lebih dari 1 tahun dan suksesselesai dengan baik ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian restrukturisasi hutang pada tanggal 12 Januari 2020 antara PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan 10 krediturnya. Saat dilakukan restrukturisasi, Hutang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebesar $2.2 milyar USDUS (35 triliun rupiah),. jumlahnyaKarena nilai hutangnya yang sangat besar ini sehinggamembuat restrukturisasi ini disebut juga restrukturisasi hutang perusahaan terbesar di Indonesia. Krakatau Steel berhemat sebesar $685 juta US (11 triliun rupiah) dari program restrukturisasi ini. Sukses ke 2 di Krakatau Steel adalah ketika Krakatau Steel berhasil mencatat keuntungan sebesar $74,1 juta US (1 triliun rupiah) pada triwulan 1 tahun 2020.
 
Penugasan lain yang tak kalah penting adalah ketika Silmy ditunjuk sebagai Direktur Utama PT. [[Pindad]] (Persero) pada tahun 2014, Silmy berhasil mengangkat nama dan peran strategis industri pertahanan dalam negeri. Saat ituia menjabat, popularitas Pindad nampak sekali terangkat dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, apalagiditambah saat itu (tahun 2015) kontingen Indonesia berhasil memenangkan lomba menembak militer di AustraliaAASAM (AASAM-Australian Army Skills at Arms Meeting) di Australia. Kemenangan Indonesia saat ituini sempat heboh karena senjata produksi Pindad yang digunakan oleh kontingen Indonesia akan dibongkar oleh Panitia karena begitudicurigai baikadanya performance-nyamodifikasi pada senjata atau tidak sesuai dengan standar dari spesifikasi pabrikan. Begitu baiknya kontingen Indonesia kala itu dengan menyabet 30 medali emas dari 50 yang dipertandingkan, artinya Indonesia memperoleh lebih dari separuh medali emas yang tersedia, mengalahkan kontingen dari Amerika Serikat, Australia, Perancis, Inggris, dll. Sukses lain di Pindad adalah ketika Pindad berhasil merancang dan memproduksi escavator (alat berat).
 
Silmy juga pernah bertugas diberbagai institusi pemerintah seperti di [[Kementerian Pertahanan]] RI, [[Badan Intelijen Negara]] (BIN), dan [[Badan Koordinasi Penanaman Modal]] (BKPM). Penugasan dari berbagai institusi negara ini merupakan kesempatan yang sangat langka, hal ini menunjukan kepercayaan negara kepadanya begitu besar. Dan Pengalaman penugasan dan organisasi yang beragam membuatnya memiliki kemampuan leadership yang kuat dan jaringan yang luas, hal ini memudahkannya dalam menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dalam penugasan.