Muhammad Zaini Abdul Ghani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan oleh 202.67.37.9 (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
Racheedus (bicara | kontrib)
k Perbaikan redaksional saja.
Baris 108:
Menurut riwayat, Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu [[Zainal Ilmi al-Banjari|al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi]] yang ingin ke [[Banjarmasin]] hanya semata-mata untuk bersalaman dan [[cium tangan|mencium tangannya]].
==== Lingkungan keluarga ====
Gemblengan ayah dan bimbingan intensif pamannya semenjak kecil betul-betul tertanam. Semenjak kecil ia sudah menunjukkan sifat mulia; penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan dan juga ditunjukkan oleh ayahnya sendiri. Seperti misalnyaMisalnya, suatu ketika hujan turun deras, sedangkan rumah Guru Sekumpul sekeluarga sudah sangat tua dan reot. Sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah. Pada waktu itu, ayahnyasang ayah menelungkupinya untuk melindungi tubuhnya dari hujan dan rela membiarkan dirinya sendiri tersiram hujan.
 
''Abdul Ghani bin Abdul Manaf'', ayah dari Guru Sekumpul juga adalah seorang pemuda yang saleh dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Cerita duka dan kesusahan sekaligus juga merupakan intisari kesabaran, dorongan untuk terus berusaha yang halal, menjaga hak orang lain, jangan mubazir, bahkan sistem memenejmanajemen usaha dagang dia sampaikan kepada generasi sekarang lewat cerita-cerita itu.
 
Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah sewaktu kecil mereka sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur, dibagi empat. Tak pernah satu kalipunsekalipun di antara mereka yang mengeluh. Pada masa-masa itu juga, ayahnya membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahnya selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada Qusyairi. Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga.
 
Adapun sistem mengatur usaha dagang, ayah Guru Sekumpul menyampaikan bahwa setiap keuntungan dagang itu mereka bagi menjadi tiga. Sepertiga untuk menghidupi kebutuhan keluarga, sepertiga untuk menambah modal usaha, dan sepertiga untuk disumbangkan. Salah seorang ustadz setempat pernah mengomentari hal ini, “bagaimana“Bagaimana tidak berkah hidupnya kalau seperti itu.” Pernah sewaktu kecil Qusyairi bermain-main dengan membuat sendiri mainan dari gadang pisang. Kemudian sang ayah keluar rumah dan melihatnya. Dengan ramah sang ayah menegurnya, “Nak, sayangnya mainanmu itu. Padahal bisa dibuat sayur.” Qusyairi langsung berhenti dan menyerahkannya kepada sang ayah.
 
==== Madrasah Darussalam ====
Baris 134:
 
==== ''Sapinah al-Auliya'' ====
Pada usia 9 tahun, pastepat malam jumatJumat, Qusyairi bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di depan pintu kapal, berdiri seorang penjaga dengan jubah putih. dan di gaunDi pintu masuk kapal tertulis “Sapinah al-Auliya”. Qusyairi ingin masuk, tetapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Dia pun terbangun. Pada malam jum’atJum’at berikutnya, ia kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumatJumat ketiga, ia kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini ia dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang syekh. Ketika sudah masuk, ia melihat masih banyak kursi yang kosong.
 
Ketika Qusyairi merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka tak dikira orang yang pertama kali menyambutnya dan menjadi guru adalah orang yang menyambutnya dalam mimpi tersebut.
Baris 141:
Dalam usia kurang lebih 10 tahun, sudah mendapat ''[[khususiyah|khususiah]]'' dan anugerah dari Tuhan berupa ''[[Kasyaf Hissi]]'' yaitu melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding.
 
Dalam usia itu pula Qusyairi pernah didatangi oleh seseorang bekas pemberontak yang sangat ditakuti masyarakat akankarena kejahatan dan kekejamannya. Kedatangan orang tersebut tentunyatentu sangat mengejutkan keluarga di rumah dia. Namun apa yang terjadi,? Ketika laki-laki tersebut ternyata ketika melihat Qusyairi, ia langsung sungkem dan minta ampun. sertaIa memohon mintabimbingan dikontrol ataudan diperiksakandiperiksa ilmunya yang selama itu ia amalkan,. jikaJika ilmunya salah atau sesat, ia minta dibetulkandiluruskan dan diadibimbing pununtuk mintabertobat. agar ditobatkan.
 
==== Syekh Seman Mulia ====
[[Seman Mulia|Syaikh Seman Mulia]] adalah pamannya yang secara intensif mendidiknya baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketikaKetika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepadanya kecuali di sekolahan. Tetapi, Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan dia mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kal-SelKalimantan (Kalimantan)Selatan maupun di Jawa untuk belajar. Seperti misalnya ketika ingin mendalami [[Hadits]] dan [[Tafsir]], guru Seman mengajak (mengantarkan) Guru Sekumpul kepada [[Anang Sya'rani Arif al-Banjari|al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani]] yang terkenal sebagai [[muhaddits]] dan ahli tafsir. Menurut Guru Sekumpul sendiri, di kemudian hari ternyata Guru Tuha Seman Mulia adalah pakar di semua bidang keilmuan Islam itu. Tapi karena kerendahan hati dan tawadhu tidak menampakkannya ke depan khalayak.
 
Semenjak kecil, pergaulannya betul-betul dijaga. Kemana pun bepergian selalu ditemani. Pernah suatu ketika Qusyairi ingin bermain-main ke pasar seperti layaknya anak sebayanya semasa kecil. Saat memasuki gerbang pasar, tiba-tiba muncul pamannya, [[Seman Mulia|Syaikh Seman Mulia]] di hadapannya dan memerintahkan untuk pulang. Orang-orang tidak ada yang melihat Syekh, begitu juga sepupu yang menjadi ”bodyguard”''bodyguard''-nya. Dia pun langsung pulang ke rumah.
 
==== Syekh Salman Jalil ====
Sedangkan [[Salman Jalil al-Banjari|al-Alim al-Allamah Salman Jalil]] adalah pakar ilmu falak dan ilmu faraidh. (Pada masa itu, hanya ada dua orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalamannya yaitu dia dan almarhum [[K.H. Hanafiah Gobet]]). Selain itu, [[Salman Jalil al-Banjari|Salman Jalil]] juga adalah QhadiQadi Qudhat Kalimantan dan salah seorang tokoh pendiri [[IAIN Antasari|IAIN Antasari Banjarmasin]]. Salman Jalil ini pada masa tuanya kembali berguru kepada Guru Sekumpul sendiri. Peristiwa ini yang ia contohkan kepada generasi sekarang agar jangan sombong, dan lihatlah betapa seorang guru yang alim besar tidak pernah sombong di hadapan kebesaran ilmu pengetahuan, meski yang sekarang sedang menyampaikannya adalah muridnya sendiri.<ref>{{Cite web|url = http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/syeikh-salman-jalil-al-banjari.html|date =2003-10-28|author = Kisah Fajar Islami|title = Syeikh Salman Jalil al-Banjari|author-link= https://plus.google.com/103475015030271567055}}</ref>
 
==== Guru khusus ====
Baris 167:
== Dakwah, ketokohan & pengaruh ==
=== Petuah ===
Salah satu pesan Guru Sekumpul adalah tentang ''karamah'', yakni agar kita jangan sampai tertipu dengan segala keanehan dan keunikan. Karena bagaimanapun juga karamah adalah anugrahanugerah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau ''skill''. Karena itu jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Dan karamah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah itu sendiri. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karamah tetapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karamah, tetapi ''bakarmi'' (orang yang keluar sesuatu dari duburnya).
 
Guru Sekumpul juga sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh masyarakat Islam, yakni:
Baris 195:
* Guru Sekumpul sempat dirawat di [[Rumah Sakit Mount Elizabeth]], [[Singapura]], selama 10 hari.
* [[9 Agustus|9]] [[Agustus]] [[2005]], (Selasa malam) sekitar pukul 20.30, Guru Sekumpul tiba di [[Bandar Udara Syamsuddin Noor]], [[Banjarbaru]], dengan menggunakan pesawat carter F-28.
* [[10 Agustus|10]] [[Agustus]] [[2005]] (Rabu pagi) pukul 05.10, Guru Sekumpul menghembuskan napasnafas terakhir dan berpulang ke ''rahmatullah'' pada usia 63 tahun di kediamannya sekaligus komplek pengajian, Sekumpul Martapura. Guru Sekumpul meninggal karena komplikasi akibat [[gagal ginjal]].
* Rabu sore pukul 16.00, shalat jenazah dilaksanakan di [[Ar-Raudhah Sekumpul|Mushalla Ar-Raudhah]]
Begitu mendengar kabar meninggalnya Guru Sekumpul lewat pengeras suara di masjid-masjid selepas salat subuh, masyarakat dari berbagai daerah di [[Kalimantan Selatan]] berdatangan ke [[Jawa, Martapura, Banjar|Sekumpul Martapura]] untuk memberikan penghormatan terakhir pada almarhum.