Tayuban (Kota Salatiga): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Detail rujukan |
|||
Baris 55:
Untuk meletakkan sesajen pada tradisi saparan, diperlukan wadah yang dinamakan dengan ''ancak'' atau ''nyiru''. ''Ancak'' terbuat dari anyaman bambu yang ''diirat'' menjadi lembaran-lembaran tipis, kemudian dianyam longar berbentuk segi empat, kemudian pada keempat sisinya diberi ''wengku'' yang biasa terbuat dari pelepah pisang atau bambu yang sudah dibentuk pipih. ''Nyiru'' juga terbuat dari bambu yang ''diirat'' menjadi lembaran-lembaran tipis sesuai dengan kebutuhan, kemudian dianyam secara rapat membentuk lingkaran. Anyaman ''nyiru'' berpola keluar satu-masuk satu. Terakhir, lingkaran tersebut diberi ''wengku'' dengan tujuan agar lebih kuat. ''Ancak'' atau ''nyiru'' kira-kira memiliki ukuran 40 sentimeter x 40 sentimeter. Barang-barang seperti ''ancak'' atau ''nyiru'' dihasilkan dari keterampilan tangan dan lebih mengutamakan aspek kegunaan. Barang seperti ini dapat digolongkan ke dalam seni kria.
==
Pada panggung tayuban bagian belakang terdapat latar belakang berupa lembaran-lembaran kain yang disusun secara vertikal, sehingga menutupi sisi panggung bagian belakang. Selain berfungsi sebagai latar belakang, kain tersebut juga berfungsi sebagai hiasan atau tempat menata dekorasi dua dimensi pada panggung. Latar belakang panggung sendiri memiliki ukuran <u>+</u> 8 meter x 3,5 meter. Kain yang digunakan sebagai hiasan dimulai dari sisi kiri warna kuning, merah muda, biru, dan hijau yang membentuk bidang segitiga. Layar yang ditata secara vertikal itu juga akan menimbulkan kesan garis-garis tegak. Kesan garis tegak ini muncul dari pertemuan keempat warna yang berbeda pada layar yang disusun secara vertikal.
|