Nani Zulminarni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Alhuzaini (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
 
== Sebagai pendiri PEKKA ==
Memasuki tahun 2000, ia mulai merintis Perkumpulan Perempuan Kepala Keluarga atau yang populer dengan singkatan PEKKA. Lembaga ini didirikannya dengan tujuan pemberdayaan para perempuan janda kepala keluarga karenaatau ''female headed households.'' Saat mendirikan PEKKA, kebetulan dirinyaia sedang diuji dengan perceraian. Meski Nani harus menyandang status janda dan menanggung kesulitan ekonomi untuk membesarkan tiga orang anaknya. Meskipun begitu, ia tetap semangat mengembangkan PEKKA. Bahkan, ia semakin terpecut untuk mengembangkan PEKKA ketika suatu hari melihat kehidupan janda di wilayah konflik. Untuk membantunya, ia merekrut teman-temannya yang berusia muda menjadi fasilitator lapangan.<ref name=":1" />
 
Perempuan di Pekka mayoritas merupakan janda yang terpaksa menjadi kepala keluarga untuk membesarkan anak-anaknya. Mereka menjanda karena berbagai alasan, seperti suami telah meninggal dunia atau pergi tanpa pamit dan menikah lagi dengan wanita lain. Tidak hanya para janda, ada juga perempuan yang masih berstatus sendiri tetapi harus bekerja karena alasan ekonomi. Ada pula perempuan yang masih memiliki suami, namun penghasilannya tidak mencukupi keperluan rumah tangga sehingga memaksa para istri bekerja demi menambah pemasukan.<ref name=":3" />
 
Ketika awal membangun PEKKA, Nani tak pernah membayangkan kalau organisasinya bakal berumur panjang dan tumbuh besar. Di tahun pertama, Pekka hanya ada di empat provinsi, yakni Jawa Barat, Aceh, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Tenggara. Untuk membantunya, ia merekrut teman-temannya yang berusia muda menjadi fasilitator lapangan.<ref name=":1" />

Saat ini, Pekka memiliki lebih dari 50 ribu anggota di 20 provinsi. Jumlah anggota yang aktif mencapai 30 ribu orang.<ref name=":2" /> Anggota-anggota tersebut direkrut melalui proses bertingkat.<ref name=":1" />
Awalnya, program yang ia buat di PEKKA hanya berfokus pada simpan-pinjam. Tetapi, dalam perjalanannya ternyata ditemukan bahwa banyak ibu yang mengemukakan berbagai permasalahan hukum, seperti perkawinan yang tidak tercatat, anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran, dll. Oleh karena hal tersebut, PEKKA membuat program pemberdayaan hukum dan juga program di bidang pendidikan karena banyak yang buta huruf dan anak-anak putus sekolah.
Sekarang ini PEKKA juga telah memiliki banyak program, salah satunya adalah kegiatan PEKKA Perintis bekerja sama dengan [[Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia|Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak]]. Bentuk kerja samanya adalah menemukan perempuan-perempuan kepala keluarga yang telah berkarya nyata di masyarakat di berbagai daerah di 34 provinsi.