Mohammed Bouyeri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
Bouyeri, yang waktu itu berusia 26 tahun, membunuh Van Gogh pada tanggal 2 November 2004, di depan Stadsdeelkantoor, saat sedang bersepeda ke tempat kerja. Bouyeri menembaknya delapan kali dengan pistol, dan melukai dua orang lainnya. Van Gogh yang terluka kemudian jatuh di jalur sepeda. Berdasarkan kesaksian orang-orang yang melihat, ia meminta ampun dan mengajak bernegosiasi dengan Bouyeri. Namun Bouyeri menolak dan terus menembaknya beberapa kali lagi. Ia kemudian berusaha menyembelih van Gogh, namun tidak berhasil memutuskan lehernya, sehingga kemudian menggunakan pisau menusuk dada van Gogh, sehingga tembus hingga ke sumsum tulang belakang. Ia lalu menggunakan pisau lebih kecil untuk menancapkan lima lembar catatan ancaman untuk Ayaan Hirsi Ali di tubuh van Gogh. Surat itu juga menuduh ada kekuatan Yahudi di belakang partai yang diikuti Hirsi Ali. Surat tersebut mencerminkan kaitan Bouyeri dengan ajaran Takfir wal-Hijra. Diperkirakan surat ini bukan ditulis sendiri, namun ditulis bersama-sama oleh ideologis kelompok tersebut. Surat tersebut ditandatangani Saifu Deen alMuwahhied (Persatuan Pedang untuk Agama).
==Penangkapan==
Tak lama setelahnya, Mohammed Bouyeri ditangkap di sekitar tempat kejadian perkara, setelah bertukar tembakan dengan polisi, yang mengakibatkan ia tertembak di kaki. Dalam interogasi, ia tak bersedia menjawab pertanyaan apapun. Tanggal 11 November, persekutor publik, Leo de Wit, menuntutnya dengan enam aktivitas kriminal, pembunuhan Theo van Gogh, percobaan pembunuhan terhadap polisi, percobaan pembantaian terhadap orang yang lalu lalang dan petugas polisi, pelanggaran aturan pembatasan senjata api, dugaan ikut serta dalam organisasi kriminal dan teroris, konspirasi pembunuhan dengan tujuan teror terhadap van Gogh, anggota DPR Ayaan Hirsi Ali, dan lainnya. <ref>[http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/3974179.stm "Gunman kills Dutch film director"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090618002514/http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/3974179.stm |date=2009-06-18 }}, BBC, retrieved July 21, 2009.</ref>
 
Saat ditahan, Bouyeri memegang puisi perpisahan berjudul ''In bloed geedopt'' (dibaptis dalam darah), yang membuat makin jelas bahwa dia sudah merencanakan mati syahid.