Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Samodjet (bicara | kontrib)
Samodjet (bicara | kontrib)
Baris 100:
Penilaian Saidi Syaikh M. Hasyim Buayan tentang Syaikh Kadirun Yahya adalah: Saidi Syaikh Kadirun Yahya, mendapatkan apresiasi tinggi, antara lain dari segi ketakwaan, kualitas pribadi dan kemampuan melaksanakan suluk sesuai dengan ketentuan [[Akidah Islam|akidah]] dan [[Syariat Islam|syariat]] Islam. Syaikh Kadirun Yahya, menjadi satu-satunya murid Saidi Syaikh M. Hasyim Buayan yang diangkat menjadi Saidi Syaikh di makam gurunya, yaitu Saidi Syaikh Sulaiman al-Khalidi Hutapungkut (1841-1917) di Hutapungkut, [[Kotanopan, Mandailing Natal|Kota Nopan, Mandailing Natal]], Sumatera Utara, dan diumumkan ke seluruh Negeri.
 
Dalam Ijazah Syaikh Kadirun Yahya dicantumkan kata-kata, “Guru dari orang-orang cerdik pandai, Ahli mengobat", yang baru beberapa puluh tahun kemudian terbukti kebenarannya. Syaikh Kadirun Yahya diberi izin untuk melaksanakan dan menyesuaikan segala ketentuan Tarekat Naqsyabandiyah dengan kondisi zaman, sebab semua hakikat ilmu telah dilimpahkan gurunya padanya.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Bruinessen|first=Martin Van|year=2007|title=After The Days of Abu Qubays: Indonesian Transformations of The Naqshabandiyya-Khalidiyya|url=https://www.academia.edu/2528996/After_the_days_of_Ab%C3%BB_Qubays_Indonesian_transformations_of_the_Naqshbandiyya-Kh%C3%A2lidiyya|journal=Journal of the History of Sufism|location=Paris, France|publisher=Simurg Press|volume=5|issue=|pages=225-252|doi=|issn=1302-6852|oclc=611947677}}</ref>
 
Pada suatu saat yang lain, Syaikh Syihabuddin Aek Libung Sayur Matinggi juga memberikan ijazah dan pengakuan sebagai syaikh Tarekat kepada Syaikh Kadirun Yahya<ref>{{Cite journal|last=Erawadi|first=Erawadi|date=2014-06-09|title=PUSAT-PUSAT PERKEMBANGAN TAREKAT NAQSYABANDIYAH DI TAPANULI BAGIAN SELATAN|url=http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/53|journal=MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman|language=en|volume=38|issue=1|doi=10.30821/miqot.v38i1.53|issn=2502-3616}}</ref>. Syaikh Syihabuddinn Aek Libung Sayur Matinggi pernah berkata kepada anak kandungnya yang menjaga suluk, yaitu Syaikh Husein, bahwa muridnya yang benar-benar dapat menegakkan Suluk adalah Syaikh Kadirun Yahya. <ref>{{Cite journal|last=Lubis|first=Sakban|year=2018|title=Tharekat Naqsabandiyah Kholidiyah Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, MA di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan|url=http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1100868|journal=Almufida|volume=03|issue=01|pages=44-69|doi=|issn=2549 1954}}</ref>
Baris 156:
Syaikh Kadirun Yahya pernah mengatakan, “Sewaktu manusia masih sederhana pemikirannya, agama tak mungkin diterangkan secara ilmiah yang sempurna. Walaupun sebenarnya Islam sebagai agama yang ilmiah dan amaliah. Oleh karena itu, sebagian besar agama diajarkan secara dogmatis dan kepercayaan semata-mata. Hanya sebagian kecil saja agama diajarkan secara ilmiah popular. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, semakin nyata bahwa Islam adalah agama yang sangat ilmiah.”<ref>{{Cite journal|last=Yudhasatria|first=Ebma|date=2014|title=Pemikiran Kadirun Yahya Tentang Tasawuf 1950-2001|url=http://eprints.uny.ac.id/13703/|language=en|publisher=Fakultas Ilmu Sosial}}</ref>
 
Dalam berbagai kajiannya, ia menyampaikan bahwa kekuatan agama sebagai sesuatu yang nyata, fakta dan realita. Kekuatan ayat-ayat suci Al-Qur’an adalah ilmu yang riil yang bisa dibuktikan seperti hukum-hukum fisika, kimia dan sebagainya. Hanya martabat dan dimensinya jauh lebih tinggi, mutlak dan sempurna.<ref name=":4">{{Cite journal|last=May|first=Asmal|date=2017-08-01|title=MENYINGKAP ENERGI ZIKIR DALAM KONSEP TASAWUF SYEKH KADIRUN YAHYA|url=http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/al-fikra/article/view/3856|journal=Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman|volume=11|issue=1|pages=165–185|doi=10.24014/af.v11i1.3856|issn=2502-7263}}</ref>
 
Untuk itu, pada tanggal 27 November 1956, Syaikh Kadirun Yahya mendirikan Akademi Metafisika di bawah ‘Yayasan Akademi Metafisika’, di Medan. Kemudian pada tahun 1980 ‘Yayasan Akademi Metafisika’ diubah namanya menjadi ‘Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya’. Tujuan dari Yayasan ini adalah:
Baris 281:
'''''s = ~''''', dan oleh karena itu '''''v''''' atau '''''t''''' harus '''''= ~'''''
 
Para nabi, yang secara teratur berkomunikasi dengan Tuhan, dapat melakukannya karena rohani mereka (diri spiritual mereka) memiliki "radiasi frekuensi" yang tak terhingga untuk mencapai Tuhan. Menurut Syaikh Kadirun Yahya, ini adalah "cahaya di atas cahaya" yang disebutkan dalam Al-Qur'an 24:35. Ini adalah cahaya dengan frekuensi dan energi tak terhingga, yang muncul dari Tuhan dan tersambung dengan diri rohani Rasulullah, yang kemudian diteruskan kepada para ulama pewaris ilmu Rasulullah (silsilah keguruan mursyid-mursyid tarekat) Inilah yang dikatakan sebagai "Tali Tuhan" (habl min Allâh), yang melaluinya individu dapat terhubung dengan unsur tak terhingga tersebut.<ref name=":3" />
 
Syekh Kadirun Yahya mendefinisikan metafisika eksakta sebagai kajian yang membahas masalah-masalah metafisika, yaitu yang bersifat abstrak, transenden dan gaib melalui pendekatan pada ilmu eksakta (matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll).
Baris 290:
Pada dasarnya ilmu tarekat di dalam al Qur’an merupakan metode pelaksanaan teknis dari suatu amalan yang sangat tinggi, yaitu dzikrullah. Di sinilah yang dimaksudkan oleh Syekh Kadirun Yahya bahwa tarekat merupakan sebuah metodologi di dalam ilmu tasawuf, yaitu melalui pengamalan dzikir, pengamalan kalimah Allah.
 
Menurut Syaikh Kadirun Yahya, kekuatan potensi kalimah Allah adalah maha dahsyat, sehingga mampu mempertahankan eksistensi dunia dari kehancuran total oleh tenaga apa pun. Maka ilmu tersebut perlu diriset, di mana letak ilmiahnya, the how to do-nya, dari amalan-amalan tarekat yang kelihatannya mubazir dan seolah-olah hanya membuang waktu. Namun sebenarnya semuanya itu akan terbukti, kalau dilaksanakan dengan metode dzikir yang tepat, dan akan memperoleh manfaat yang besar dari kekuatan yang terkandung dalam al-Qur’an.<ref name=":4" />
 
Di dalam Al-Qur'an dan Hadist, Tuhan telah menunjukkan banyak contoh mengenai energi tak terhingga tersebut, seperti pada kejadian banjir Nabi Nuh, bencana yang dialami kaum Nabi Luth, mu’jizat Nabi Sulaiman, Nabi Daud melawan Goliath, Nabi Isa menghidupkan orang mati, krikil batu sijjil untuk memusnahkan tentara Abrahah, Nabi Ibrahim melawan Namrud, Nabi Musa melawan Fir’aun, dan lain-lainnya.
Baris 305:
Bagi sebagian dari para pengikutnya, dzikir dengan metode tarekat dianggap sebagai salah satu solusi penting untuk menjawab masalah-masalah politik, ekonomi, bahkan berbagai permasalahan yang lain. Dari situlah pemikiran sufistik ditafsirkan kembali sebagai sumber inspirasi untuk praktek keagamaan kontemporer yang sesuai dengan perkembangan jaman.
 
Namun selain mendapatkan banyak pengikut, ada pula sebagian kalangan yang menolak pemikiran Syaikh Kadirun Yahya maupun tarekat yang dibawanya. Pemikirannya tentang teknologi metafisika Al-Qur'an untuk penjelasan tentang tarekat, cerita-cerita karomahnya, perjalanan hidupnya, dan praktek-praktek teknis tarekat yang dilakukan jamaah tarekatnya, dianggap kontroversial oleh para penentangnya, bahkan terjadi intimidasi terhadap jamaah tarekat ini di beberapa daerah.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/489734391|title=Agama dan pergeseran representasi : konflik dan rekonsiliasi di Indonesia|date=2009|publisher=Wahid Institute|others=Wakano, Abidin, 1973-|isbn=978-602-95295-0-0|edition=Cet. 1|location=Jakarta, Indonesia|oclc=489734391}}</ref> Penolakan-penolakan dan intimidasi ini pun disanggah dengan cara damai oleh para pengikut Syaikh Kadirun Yahya melalui berbagai tulisan ilmiah dan forum-forum ilmiah.
 
Walaupun terdapat kontroversi di sebagian kalangan, namun karya-karya ilmiah pemikiran Syaikh Kadirun Yahya telah banyak menginspirasi para penulis, akademisi, dan peneliti di Indonesia, Malaysia, maupun beberapa negara lainnya. Tercatat lebih dari 30 tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia, bahasa Melayu, maupun bahasa Inggris, berupa skripsi, thesis, disertasi, makalah forum ilmiah, jurnal, sampai buku, yang telah mengulas pemikiran Syaikh Kadirun Yahya, sosok pribadi dan perjalanan spiritualnya, maupun pergerakannya dalam dakwah tarekat.