Resesi global: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
01salsa00 (bicara | kontrib)
menambah deskripsi
01salsa00 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Secara umum, resesi merupakan penurunan signifikan dalam kegiatan [[ekonomi]] yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan, sebagaimana dikutip dari ''The Balance''.<ref>{{Cite news|url=https://money.kompas.com/read/2020/03/27/082811026/apa-itu-resesi?page=all|title=Apa Itu Resesi?|last=Idris|first=Muhammad|date=|work=Kompas|access-date=}}</ref> Suatu keadaan disebut sebagai [[resesi]] jika memenuhi beberapa syarat, termasuk diantaranya adalah penurunan ekonomi secara signifikan selama 2 kuartal atau lebih, sebagaimana yang ditulis oleh Julius Shikin dalam sebuah artikel di ''New York Times'' pada 1974. Namun, definisi resesi dalam skala [[nasional]] tidak bisa hanya berdasarkan pada penurunan [[Produk domestik bruto|PDB]] dan produksi industri. Lebih jelasnya, resesi merupakan penurunan dalam kegiatan ekonomi yang semakin merosot, ketika penurunan belanja menyebabkan pengurangan dalam [[produksi]] dan dengan demikian [[pekerjaan]], memicu hilangnya [[pendapatan]] yang menyebar di seluruh negeri dan dari satu industri ke industri lainnya, mengganggu penjualan dan pada akhirnya kembali ke dalam penurunan produksi lagi, begitu seterusnya.<ref>{{Cite news|url=https://money.cnn.com/2008/05/05/news/economy/recession/index.htm|title=The risk of redefining recession|last=Achuthan, Banerji|first=Lakshman, Anirvan|date=|work=CNN|access-date=}}</ref>
 
Dibandingkan resesi nasional, akan lebih sulit dalam mendefinisikan resesi global dikarenakan perbedaan [[Produk domestik bruto|PDB]] pada setiap negara dimana negara-negara berkembang memiliki PDB yang lebih tinggi dibandingkan negara maju. Pada 2008, IMFketika salaIMF memperkirakan pertumbuhan PDB riil pada negara berkembang berada pada tren naik dan negara dengan ekonomi maju mengalami tren turun sejak akhir 1980-an. Pertumbuhan dunia diproyeksikan melambat dari 5% pada [[2007]] menjadi 3,75% pada [[2008]] dan menjadi lebih dari 2% pada [[2009]].<ref>{{Cite web|url=https://www.imf.org/en/Publications/WEO/Issues/2016/12/31/Rapidly-Weakening-Prospects-Call-for-New-Policy-Stimulus#:~:text=Rapidly%20Weakening%20Prospects%20Call%20for%20New%20Policy%20Stimulus,-November%202008&text=Prospects%20for%20global%20growth%20have,and%20consumer%20confidence%20have%20fallen.&text=In%20emerging%20economies%2C%20growth%20is,reach%205%20percent%20in%202009.|title=Rapidly Weakening Prospects Call for New Policy Stimulus|last=|first=|date=November 2008|website=WORLD ECONOMIC OUTLOOK UPDATE|access-date=}}</ref>
 
Semenjak pandemi koronavirus melanda, [[ekonomi global]] diproyeksikan berkontraksi tajam hingga -3 persen pada tahun 2020, jauh lebih buruk daripada selama krisis keuangan 2008. Kondisi keuangan di [[negara maju]] dan [[negara berkembang]] secara signifikan menjadi lebih ketat daripada yang diperkirakan sebelumnya . Salah satu efek dari resesi ini yaitu menurunnya harga komoditas dunia. Dari pertengahan [[Januari]] hingga akhir [[Maret]] harga [[logam dasar]] turun sekitar 15 persen, harga [[gas alam]] turun 38 persen, dan harga [[Minyak bumi|minyak mentah]] turun sekitar 65 persen atau sekitar 40 dolar AS per barel. Ekonomi global diproyeksikan akan tumbuh kembali sebesar 5,8 persen pada tahun 2021 ketika kegiatan ekonomi menjadi normal, dibantu oleh dukungan kebijakan yang tepat.<ref>{{Cite web|url=https://www.imf.org/en/Publications/WEO/Issues/2020/04/14/weo-april-2020|title=World Economic Outlook, April 2020: The Great Lockdown|last=|first=|date=April 2020|website=WORLD ECONOMIC OUTLOOK|access-date=}}</ref>