Gedung Antara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: Karir → Karier |
k →Proklamasi Kemerdekaan: Perbaiki salah ketik |
||
Baris 38:
Ketika Gedung Antara bernama [[Domei]] dan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan]] selesai dibacakan oleh [[Soekarno|Bung Karno]] pada 17 Agustus 1945, [[Adam Malik]] yang menjadi [[Redaktur]] Tetap sekaligus merangkap Wakil Direktur Kantor Berita Antara, menelepon ke Kantor Domei dan diterima oleh [[Asa Bafagih]] yang diminta agar menyampaikan pesan 'jangan sampai gagal' kepada [[Pangulu Lubis]]. Oleh Pangulu Lubis, berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi]] dikirim ke bagian radio dengan menyelipkannya dalam morse-cast Domei di antara berita-berita lain yang telah distempel izin [[Hodohan|Hodokan]] (lembaga sensor Jepang).<ref>{{Cite web|url=https://korporat.antaranews.com/tentang/sejarah-singkat|title=Sejarah Singkat : ANTARA|website=korporat.antaranews.com|access-date=2020-01-22}}</ref> Dua orang petugas yakni [[Sugirin|Markonis Soegiri]] dan [[Markonis|Markonis Wua]], mengawasi tersiarnya berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi]] yang terselip di antara berita-berita lainnya dapat terlaksana, sehingga berita tentang [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]] kemudian dapat menyebar ke berbagai daerah di [[Indonesia]], dan dengan cepat menyebar ke [[Amerika Serikat]], [[India]], dan [[Australia]].<ref>{{Cite web|url=https://situsbudaya.id/museum-dan-galeri-foto-jurnalistik-antara-jakarta/|title=Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara Jakarta|date=2018-01-25|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-01-22}}</ref>
[[Jenderal Yamamoto]], pemimpin tentara [[Jepang]] di [[Indonesia]], ketika itu melarang Kantor Berita Jepang, Domei, yang berlokasi di Gedung Antara, untuk tidak menyiarkan berita tentang [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]. Perintah yang sama juga ditujukan kepada [[Harian Asia Raya]]. Namun, wartawan Kantor Berita Domei bernama [[Syahruddin]] menyerahkan teks [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi]] untuk disiarkan stasiun Radio Domei. Kemudian kepala bagian radio bernama [[Waidan Palenewan|Waidan B Palenewan]] memerintahkan seorang Markonis bernama [[F Wuz]] untuk menyiarkan berita Proklamasi disiarkan sebanyak tiga kali, namun baru dua kali ketahuan oleh tentara Jepang. Akibat jasa mereka, berita Proklamasi bisa diteruskan ke luar negeri, bahkan wartawan [[S.K.
== Era Agresi Militer Belanda I ==
|