Banteng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
HaEr48 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 47:
 
== Taksonomi dan asal-usul ==
[[Deskripsi spesies]] banteng pertama kali dilakukan oleh seorang naturalis Jerman [[Joseph Wilhelm Eduard d'Alton]] pada tahun 1823.<ref name=d'alton/><ref name=hooijer/> Nama ''banteng'' yang berasal dari bahasa Jawa ''banṭhèng'' digunakan sebagai nama umum spesies ini, termasuk dalam bahasa luar Nusantara seperti bahasa Inggris.<ref>{{cite Merriam-Webster|Banteng|accessdate=8 MayMei 2020}}</ref><ref>{{cite book|title=An Abridged Malay-English Dictionary (Romanised)|page=16|chapter=Banteng|chapterurl={{Google Books|id=8SESAwAAQBAJ|page=16|plainurl=yes}}|publisher=F. M. S. Government Press|last=Wilkinson|first=R. J.|date=1908|location=Kuala Lumpur}}</ref> Deskripsi d'Alton berasal dari dua tengkorak yang berasal dari Pulau [[Jawa]] dari seekor pejantan dan seekor betina, tetapi hanya pejantannya yang disebut sebagai banteng oleh d'Alton, sedangkan betinanya ia sebut sebagai sapi liar dari Jawa.<ref name=d'alton>{{cite book|title=Die Skelete der Wiederkauer, abgebildet und verglichen|trans-title=The Skeletons of the Ruminants, shown and compared||language=German|author=d'Alton, E. J.|date=1823|location=Bonn|publisher=E. Weber|page=plate VIII, figures c and d|authorlink=Eduard Joseph d'Alton}}</ref>
Tengkorak-tengkorak ini dibawa ke [[Rijksmuseum van Natuurlijke Historie|Museum Nasional Sejarah Alam]] di [[Leiden]], Belanda. Berbagai nama kemudian digunakan di komunitas ilmiah untuk spesies banteng, termasuk ''Bos leucoprymnus'', ''Bos banteng'', ''Bos bantinger'', dan ''Bos sondaicus''. Kemudian, [[Dirk Albert Hooijer]] yang bekerja di museum tersebut menyebut bahwa nama yang digunakan d'Alton pada 1823-lah yang merupakan nama pertama yang sah. d'Alton menggunakan nama ''Bibos javanicus'' untuk pejantan yang ia deskripsikan, atau bisa dianggap sebagai ''Bos (Bibos) javanicus'' jika ''Bibos'' adalah [[subgenus]] dari ''Bos''.<ref name=hooijer/><ref>{{cite book|title=Outlines of the Globe: The View of the Malyan Isles, New Holland, and the Spicy Islands|last=Pennant|first=T.|authorlink=Thomas Pennant|volume=IV|publisher=Henry Hughes|location=London|date=1800|url={{Google Books|id=F3ZdAAAAcAAJ|page=35|plainurl=yes}} |page=35}}</ref>
 
Baris 145:
==== Persilangan ====
[[File:Sapi Madura - panoramio.jpg|thumb|Sepasang [[sapi madura]], hasil persilangan banteng dengan [[sapi zebu]]]]
Banteng ternak juga disilangkan dengan hewan kerabat-kerabatnya. [[Sapi Madura|Sapi madura]] yang diternakkan di Jawa dan Madura, adalah hasil persilangan banteng dengan sapi zebu, dan bersifat fertil atau mampu menghasilkan keturunan. Sapi madura berukuran relatif kecil, dengan berat pejantan 250–300 kg dan betina sekitar 150 kg. Hewan ini digunakan dalam acara-acara tradisional, termasuk balapan sapi dan lomba sapi hias. Selain sapi madura, terdapat hasil persilangan lainnya yaitu sapi donggala, sapi galekan, dan sapi jabres (Jawa Brebes).<ref>{{cite journal |last1=Nijman |first1=I. J. |last2=Otsen |first2=M. |last3=Verkaar |first3=E. L. C. |last4=de Ruijter |first4=C. |last5=Hanekamp |first5=E. |last6=Ochieng |first6=J. W. |last7=Shamshad |first7=S. |last8=Rege |first8=J. E. O. |last9=Hanotte |first9=O. |last10=Barwegen |first10=M. W. |last11=Sulawati |first11=T. |last12=Lenstra |first12=J. A. |title=Hybridization of banteng (''Bos javanicus'') and zebu (''Bos indicus'') revealed by mitochondrial DNA, satellite DNA, AFLP and microsatellites |journal=Heredity |date=2003 |volume=90 |issue=1 |pages=10–16 |doi=10.1038/sj.hdy.6800174 |pmid=12522420}}</ref><ref>{{cite book|url={{Google Books|id=Ee2n9IG4EH4C|page=119|plainurl=yes}} |title=Rural Indonesia: Socio-Economic Development in a Changing Environment |isbn=9780814781975 |year=1993 |last1=Thorbecke |first1=E. |last2=Van der Pluijm |first2=T.|page=119|publisher=New York University Press |location=New York}}</ref> Hasil persilangan sapi zebu dengan banteng selalu bersifat fertil, sedangkan pejantan yang merupakan hasil persilangan banteng dengan sapi eropa bersifat steril atau mandul.<ref name=iucn/> Pada Juni 2011, pemerintah Jawa Timur melakukan program persilangan banteng ternak dengan banteng liar yang diambil dari [[Taman Nasional Baluran]] di [[Situbondo]], yang menghasilkan lima sapi bunting. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas banteng ternak.<ref>{{cite web |last=Harsaputra |first=I. |url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/04/02/bali-cows-meet-java-bulls-east-java.html |title=Bali cows to meet Java bulls in East Java |date=2 April 2012 |accessdate=12 MayMei 2020}}</ref>
 
=== Sebagai simbol ===
Baris 167:
 
=== Kloning ===
Banteng adalah spesies terancam kedua yang berhasil diklon, dan klon yang dihasilkan merupakan hasil pertama yang bertahan hidup hingga dewasa (pengklonan pertama dilakukan terhadap seladang, tetapi mati saat berumur dua hari).<ref>{{cite journal |title=In brief |journal=Nature Biotechnology |date=2003 |volume=21 |issue=5 |pages=473–475 |doi=10.1038/nbt0503-473}}</ref><ref>{{cite news |title=Banteng clone leads charge for endangered animals |url=https://www.smh.com.au/world/banteng-clone-leads-charge-for-endangered-animals-20030409-gdgklk.html |accessdate=12 MayMei 2020 |newspaper=The Sydney Morning Herald |date=9 April 2003}}</ref> Pengklonan ini dilakukan oleh ilmuwan di perusahaan [[Astellas Institute for Regenerative Medicine|Advanced Cell Technology]] dari [[Worcester, Massachusetts]] mengekstraksi [[Asam deoksiribonukleat|DNA]] dari sel kulit banteng jantan yang telah mati, yang telah dibekukan di fasilitas "Kebun Binatang Beku" milik [[Kebun Binatang San Diego]], Kalifornia, AS. Sel itu lalu dipindahkan ke sel-sel telur sapi betina lokal melalui proses yang disebut [[transer inti sel somatik]]. Dari proses ini dihasilkan 30 [[embrio]] yang dikirim ke perusahaan bernama Trans Ova Genetics, yang kemudian ditanam ke induk sapi lokal. Dua di antaranya dikandung hingga akhir kehamilan dan dilahirkan dengan [[operasi sesar]]. Banteng pertama lahir pada 1 April 2003 dan yang kedua pada 3 April. Bayi kedua dimatikan melalui [[eutanasia]] karena mengalami kelainan [[:wikt:lewah tumbuh|lewah tumbuh]], tetapi bayi pertama hidup selama tujuh tahun di Kebun Binatang San Diego hingga meninggal pada April 2010, ketika kakinya patah dan selanjutnya dieutanasia. <ref>{{cite news|work=Advanced Cell Technology |url=http://www.advancedcell.com/press-release/collaborative-effort-yields-endangered-species-clone |title=Collaborative effort yields endangered species clone |archiveurl=https://web.archive.org/web/20061023235648/http://www.advancedcell.com/press-release/collaborative-effort-yields-endangered-species-clone |archivedate=23 October 2006 |date=8 April 2003 }}</ref><ref>{{cite news |last1=Ro |first1=C. |title=The increasingly realistic prospect of ‘extinct animal’ zoos |url=https://www.bbc.com/future/article/20180328-the-increasingly-realistic-prospect-of-extinct-animal-zoos |accessdate=12 MayMei 2020 |work=BBC}}</ref>
 
== Referensi ==