Kebobang, Wonosari, Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Marikset (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Marikset (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
==Sejarah==
 
Desa Kebobang terdiri dari empat dusun, yakni Dusun Kebobang, Dusun Tumpangrejo, Dusun Lopawon, dan Dusun Bumirejo. Masing-masing dusun tersebut ada seseorang yang melakukan babat alas. Di Dusun Kebobang ada Mbah Singo Suto dan Mbah Iro Ndaru, di Dusun Tumpangrejo ada Mbah Karsinah dan Eyang Singo Drono, di Dusun Lopawon ada Mbah Sentonorejo, dan di Dusun Bumirejo ada Mbah Tugudrono. Mereka semua adalah prajurit-prajurit Pangeran Diponegoro yang hijrah dari tanah Jogjakarta.
Seusai peperangan besar antara Pangeran Diponegoro melawan Belanda , dimana salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yaitu Kyai Zakaria dengan beberapa pengikutnya kurang lebih 40 orang melakukan perjalanan dari timur lewat pantai selatan, singgah pertama kali di Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar ( yang sekarang terkenal dengan Padepokan Eyang Yugo ) .
Dalam perjalanannya pada saat melakukan penebangan hutan yang akan digunakan tempat tinggal dari situ keluarlah kerbau yang berwarna merah (dalam bahasa jawa '''Kebo Abang''') sehingga oleh pengikut dari Kyai Zakaria dinamakan Kebobang.
 
SeusaiSingkat cerita, setelah peperangan besar antara Pangeran Diponegoro melawan Belandapenjajah Belanda, dimanaterjadi salahmigrasi satubesar-besaran pengikutyang Pangerandilakukan Diponegoropara pengikutnya. Salah satu kelompok yang yaitudipimpin Kyai Zakaria denganbersama beberapa pengikutnya berjumlah kurang lebih 40 orang melakukan perjalanan darike timur. lewatMereka melewati jalur pantai selatan, dan singgah pertama kali kalinya di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar ( yang sekarang terkenal dengan Padepokan Eyang Yugo ) .
Adapun yang bedah krawang di :
 
Dalam perjalanan ke arah timur inilah mereka akhirnya sampai di wilayah Wonosari sekarang yang dulunya masih berupa hutam belantara. Kelompok pengikut Pangeran Diponegoro itu pun lantas melakukan penebangan pohon. Ada beberapa yang menetap dengan mendirikan pemukiman, termasuk di wilayah Desa Kebobang.
Dusun Kebobang : Mbah Singo Suto mbah Iro Ndaru
 
Ketika melakukan penebangan hutan inilah, tiba-tiba muncul hewan kerbau (dalam Bahasa Jawa disebut Kebo). Uniknya, kerbau itu berwarna merah (dalam Bahasa Jawa disebut Abang). Kemudian, kelompok pembabat alas wilayah itu pun memberikan nama Desa Kebobang (yang berasal dari sebutan '''''Kebo Abang''''' atau Kerbau Merah).
Dusun Tumpangrejo : Mbah Karsinah dan Eyang Singo Drono
 
Dusun Lopawon : Mbah Sentonorejo
 
Dusun Bumirejo : Mbah Tugudrono
 
Kemudian perjalanan diteruskan menuju Pesarean Gunung Kawi . Tanpa disengaja salah satu muridnya yaitu Kyai Imam Sujono menyusul dari arah utara hingga bertemu di Gunung kawi. Di Gunung kawi Kyai Zakaria dan Kyai Imam Sujono meninggal Dunia yang sekarang makamnya dikenal dengan nama Pesarean Gunung Kawi.
 
==Pemerintahan==