Emosi pada hewan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
== Tikus ==
Pada tahun 1998, Jaak Panksepp mengusulkan bahwa semua spesies mamalia dilengkapi dengan otak yang mampu menghasilkan pengalaman emosional.<ref>Panksepp, J. (1998). ''Affective. Neuroscience: The Foundation of Human and Animal Emotions''. Oxford University Press, New York. p. 480.</ref> Penelitian selanjutnya meneliti studi tentang tikus untuk memberikan dukungan dasar untuk klaim ini. <ref>{{Cite journal|last=Panksepp|first=Jules B.|last2=Lahvis|first2=Garet P.|date=2011-10-01|title=Rodent empathy and affective neuroscience|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0149763411001084|journal=Neuroscience & Biobehavioral Reviews|series=Pioneering Research in Affective Neuroscience: Celebrating the Work of Dr. Jaak Panksepp|language=en|volume=35|issue=9|pages=1864–1875|doi=10.1016/j.neubiorev.2011.05.013|issn=0149-7634}}</ref> Salah satu dari penelitian ini meneliti apakah tikus akan bekerja untuk meringankan kesusahan yang sejenis. Tikus dilatih untuk menekan tuas untuk menghindari pengiriman sengatan listrik, ditandai oleh isyarat visual, ke sejenisnya. Mereka kemudian diuji dalam situasi di mana salah satu blok spesifik atau Styrofoam diangkat ke udara dan dapat diturunkan dengan menekan tuas. Tikus yang memiliki pengalaman sebelumnya dengan kesulitan yang sama menunjukkan lebih dari sepuluh kali lipat lebih banyak tanggapan untuk menurunkan stres yang sama dibandingkan dengan tikus pada kelompok kontrol, sementara mereka yang tidak pernah mengalami kesulitan yang sama menunjukkan lebih dari tiga kali lipat lebih banyak tanggapan untuk menurunkan yang sama-sama tertekan. relatif terhadap kelompok kontrol. Ini menunjukkan bahwa tikus akan secara aktif bekerja untuk mengurangi kesusahan yang sejenis, sebuah fenomena yang berkaitan dengan empati. Hasil yang sebanding juga telah ditemukan dalam percobaan serupa yang dirancang untuk monyet.<ref>{{Cite journal|last=Mirsky|first=I. Arthur|last2=Miller|first2=Robert E.|last3=Murphy|first3=John V.|date=1958-07|title=The Communication of Affect in Rhesus Monkeys: I. An Experimental Method|url=https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/000306515800600303|journal=Journal of the American Psychoanalytic Association|language=en-US|volume=6|issue=3|pages=433–441|doi=10.1177/000306515800600303|issn=0003-0651}}</ref> Langford et al. memeriksa empati pada tikus menggunakan pendekatan yang berbasis pada ilmu saraf. Mereka melaporkan bahwa (1) jika dua tikus mengalami rasa sakit bersama, mereka menyatakan tingkat perilaku yang berhubungan dengan rasa sakit yang lebih besar daripada jika rasa sakit dialami secara individual, (2) jika mengalami tingkat rasa sakit yang berbeda bersama-sama, perilaku masing-masing tikus dimodulasi oleh tingkat rasa sakit yang dialami oleh mitra sosialnya, dan (3) sensitivitas terhadap stimulus berbahaya dialami pada tingkat yang sama oleh tikus yang mengamati rasa sakit yang sama seperti yang dialami oleh tikus yang secara langsung mengalami rangsangan yang menyakitkan. Para penulis menyarankan respons ini terhadap rasa sakit orang lain yang ditunjukkan oleh tikus adalah indikasi penularan emosional, sebuah fenomena yang terkait dengan empati, yang juga telah dilaporkan pada babi.<ref>{{Cite journal|last=Mirsky|first=I. Arthur|last2=Miller|first2=Robert E.|last3=Murphy|first3=John V.|date=1958-07|title=The Communication of Affect in Rhesus Monkeys: I. An Experimental Method|url=https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/000306515800600303|journal=Journal of the American Psychoanalytic Association|language=en-US|volume=6|issue=3|pages=433–441|doi=10.1177/000306515800600303|issn=0003-0651}}</ref> Salah satu perilaku yang terkait dengan rasa takut pada tikus adalah membeku. Jika tikus betina mengalami kejut listrik pada kaki dan kemudian menyaksikan tikus lain mengalami guncangan serupa, mereka membeku lebih dari betina tanpa mengalami guncangan. Ini menunjukkan empati pada tikus berpengalaman yang menyaksikan individu lain terkejut. Selanjutnya, perilaku demonstran diubah oleh perilaku saksi; demonstran membeku lebih banyak mengikuti langkah kaki jika saksi mereka membeku lebih banyak menciptakan lingkaran empati.<ref>{{Cite journal|last=Atsak|first=Piray|last2=Orre|first2=Marie|last3=Bakker|first3=Petra|last4=Cerliani|first4=Leonardo|last5=Roozendaal|first5=Benno|last6=Gazzola|first6=Valeria|last7=Moita|first7=Marta|last8=Keysers|first8=Christian|date=2011 Jul 13|title=Experience Modulates Vicarious Freezing in Rats: A Model for Empathy|url=https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0021855|journal=PLOS ONE|language=en|volume=6|issue=7|pages=e21855|doi=10.1371/journal.pone.0021855|issn=1932-6203|pmc=PMC3135600|pmid=21765921}}</ref>
<br />
 
== AnjingGajah ==
Gajah dikenal karena empati mereka terhadap anggota spesies yang sama serta memori kognitif mereka. Meskipun ini benar, para ilmuwan terus menerus memperdebatkan sejauh mana gajah merasakan emosi. Pengamatan menunjukkan bahwa gajah, seperti manusia, prihatin dengan individu tertekan atau almarhum, dan memberikan bantuan kepada orang sakit dan menunjukkan minat khusus pada mayat jenis mereka sendiri,<ref>{{Cite journal|last=Douglas-Hamilton|first=Iain|last2=Bhalla|first2=Shivani|last3=Wittemyer|first3=George|last4=Vollrath|first4=Fritz|date=2006-10-01|title=Behavioural reactions of elephants towards a dying and deceased matriarch|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0168159106001018|journal=Applied Animal Behaviour Science|series=Sentience in Animals|language=en|volume=100|issue=1|pages=87–102|doi=10.1016/j.applanim.2006.04.014|issn=0168-1591}}</ref> Gajah baru-baru ini disarankan untuk lulus tes pengenalan diri cermin, dan tes semacam itu telah dikaitkan dengan kapasitas untuk empati.<ref>Bates, L, A. (2008). "Do Elephants Show Empathy?". ''Journal of Consciousness Studies''. '''15''': 204–225.</ref> Gajah juga dianggap menunjukkan emosi melalui ekspresi vokal, khususnya suara gemuruh. Rumbles adalah frekuensi yang dimodulasi, panggilan kaya harmonis dengan frekuensi dasar dalam rentang infrasonik, dengan struktur forman yang jelas. Gajah menunjukkan emosi negatif dan / atau peningkatan intensitas emosi melalui keributan mereka, berdasarkan periode interaksi sosial dan agitasi tertentu.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/854585512|title=Evolution of emotional communication : from sounds in nonhuman mammals to speech and music in man|date=2013|publisher=Oxford University Press|others=Altenmüller, Eckart., Schmidt, Sabine, Dr. phil., Zimmermann, Elke.|isbn=978-0-19-164489-4|edition=1st ed|location=Oxford|oclc=854585512}}</ref>
 
== Referensi ==