Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bachtiar Djanan (bicara | kontrib)
Editing referensi
Bachtiar Djanan (bicara | kontrib)
Editing referensi
Baris 73:
== Piagam Penghargaan ==
[[Berkas:Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya Muhammad Amin (28).jpg|al=Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya Muhammad Amin|jmpl|Prof. DR. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin]]
Dari karya dan baktinya kepada negara, Syekh Kadirun Yahya mendapat piagam-piagam penghargaan<ref name=":1">Mutmainnah, Anisah (2018). "[http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4672 Studi Deskriptif Pemikiran Politik Syekh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah tentang Hidup Bernegara]". S1Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan</ref>, antara lain:
 
# [[Satyalancana Penegak|Satya Lencana Penegak]], dari Menteri Pertahanan dan Keamanan RI, tahun 1996.
Baris 157:
Surau adalah tempat pembinaan murid-murid [[Tarekat Naqsyabandiyah|Tarekat Naqsyabandiah]] yang dipimpin oleh '''Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya'''. Pada tahun 1950, Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya mulai merintis sebuah surau di Bukit Tinggi. Di tempat ini juga pertama sekali beliau mengadakan [[suluk]] secara resmi atas izin dari gurunya, Syekh Muhammad Hasyim Buayan. Pada tahun 1955, Syekh Kadirun Yahya pindah ke Kampus SPMA Negeri Medan, sehingga aktivitas kesurauan juga ikut dipindahkannya ke tempat tersebut. Di tempat ini pula kelak berdiri [[Universitas Pembangunan Panca Budi]] sedangkan SPMA Negeri pindah ke Jln. Gatot Subroto Km. 12, Medan.
 
Latar belakang Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya, yang ilmuwan Fisika – Kimia, menguasai Bahasa Inggris, Jerman dan Belanda, serta menekuni Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika Islam khususnya [[Tasawuf]] dan [[Tarekat]], telah mewarnai syiar perkembangan [[Tarekat Naqsyabandiyah]] di masanya.<ref>Nurul Amin Hudin, LC (2016) [http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23905 "Titik Temu Ilmu Eksakta dan Tasawuf Pemikiran Syekh Kadirun Yahya."] Masters thesis, Program Studi Agama dan Filsafat, UINUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.</ref>
 
Syekh Kadirun Yahya pernah mengatakan, “Sewaktu manusia masih sederhana pemikirannya, agama tak mungkin diterangkan secara ilmiah yang sempurna. Walaupun sebenarnya Islam sebagai agama yang ilmiah dan amaliah. Oleh karena itu, sebagian besar agama diajarkan secara dogmatis dan kepercayaan semata-mata. Hanya sebagian kecil saja agama diajarkan secara ilmiah popular. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, semakin nyata bahwa Islam adalah agama yang sangat ilmiah.”<ref>Yudhasatria, Ebma (2014). ''[https://eprints.uny.ac.id/13703/ "Pemikiran Kadirun Yahya Tentang Tasawuf 1950-2001."]'' S1Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta</ref>
 
Dalam berbagai kajiannya, ia menyampaikan bahwa kekuatan agama sebagai sesuatu yang nyata, fakta dan realita. Kekuatan ayat-ayat suci [[Al-Qur'an|Al-Qur’an]] adalah ilmu yang riil yang bisa dibuktikan seperti hukum-hukum fisika, kimia dan sebagainya. Hanya martabat dan dimensinya jauh lebih tinggi, mutlak dan sempurna.<ref name=":6">{{Cite journal|last=May|first=Asmal|date=2017-08-01|title=MENYINGKAP ENERGI ZIKIR DALAM KONSEP TASAWUF SYEKH KADIRUN YAHYA|url=http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/al-fikra/article/view/3856|journal=Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman|volume=11|issue=1|pages=165–185|doi=10.24014/af.v11i1.3856|issn=2502-7263}}</ref>
Baris 313:
Bagi sebagian dari para pengikutnya, dzikir dengan metode tarekat dianggap sebagai salah satu solusi penting untuk menjawab masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, bahkan berbagai permasalahan yang lain<ref>{{Cite journal|last=Ryan|first=Natasha|date=2003-01-01|title=Tauhid and Tasawwuf: Indonesian Sufism in search of unity|url=https://ro.ecu.edu.au/theses_hons/579|journal=Theses : Honours}}</ref>. Apalagi kemudian Syekh Kadirun Yahya juga mendirikan sebuah perguruan tinggi, [[Universitas Pembangunan Panca Budi]] di Medan, untuk mendorong program pendidikan metafisika yang ia kembangkan.<ref>Howell, Julia Day, Professor (2002), ''[https://www.academia.edu/3421260/Seeking_Sufism_in_the_Global_City_Indonesias_Cosmopolitan_Muslims_and_Depth_Spirituality "Seeking Sufism in the Global City: Indonesia's Cosmopolitan Muslims and Depth Spirituality."]'' Proceedings from the international conference on "Islam in Southeast Asia and China: Regional Faithlines and Faultlines in the Global Ummah " run by the City University of Hong Kong's Southeast Asia Research Centre, Faculty of Humanities and Social Sciences. Hong Kong, 28 November to 1 December 2002.</ref> Dari situlah pemikiran sufistik ditafsirkan kembali sebagai sumber inspirasi untuk praktek keagamaan kontemporer yang sesuai dengan perkembangan jaman.
 
Namun selain mendapatkan banyak pengikut, ada pula sebagian kalangan yang menolak pemikiran Syekh Kadirun Yahya maupun tarekat yang dibawanya.<ref>{{CiteAhmadi, journal|last=GHUFRONGhufron AHMADI(2010). [http://digilib.uin- NIMsuka.ac.id/id/eprint/4378 01530482|first=|date=2010-04-27|year=|title=SUMBER"Sumber AJARANAjaran TAREKATTarekat NAQSYABANDIYAHNaqsyabandiyah KADIRUNKadirun YAHYAYahya (Studi Kasus di Surau Saiful Amin Yogyakarta)|url=http://digilib.uin-suka"].ac.id/4378/|journal=|language=|publisher=UIN Skripsi thesis, Jurusan Tafsir Hadist, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|volume=|issue=|pages=|doi=}}, Yogyakarta.</ref> Pemikirannya tentang teknologi metafisika Al-Qur'an untuk menjelaskan tarekat, cerita-cerita karamahnya, perjalanan hidupnya, dan praktek-praktek teknis tarekat yang dilakukan jamaah tarekatnya, dianggap kontroversial oleh para penentangnya, bahkan terjadi intimidasi terhadap jamaah tarekat ini di beberapa daerah.<ref name=":4" /> Penolakan-penolakan dan intimidasi ini pun disanggah dengan cara damai oleh para pengikut Syekh Kadirun Yahya melalui berbagai tulisan ilmiah dan forum-forum ilmiah.
 
Walaupun terdapat kontroversi di sebagian kalangan, namun karya-karya ilmiah pemikiran Syekh Kadirun Yahya telah banyak menginspirasi para penulis, akademisi, dan peneliti di Indonesia, Malaysia, maupun beberapa negara lainnya. Tercatat lebih dari 30 tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia, bahasa Melayu, maupun bahasa Inggris, berupa skripsi, thesis, disertasi, makalah forum ilmiah, jurnal, sampai buku, yang telah mengulas pemikiran Syekh Kadirun Yahya, sosok pribadi dan perjalanan spiritualnya, maupun pergerakannya dalam dakwah tarekat.