Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bachtiar Djanan (bicara | kontrib)
Editing referensi
Bachtiar Djanan (bicara | kontrib)
Editing referensi
Baris 311:
Sebagai seorang profesor yang menekuni ilmu-ilmu fisika, kimia dan matematika, serta menulis risalah-risalah tentang  metafisika, Syekh Kadirun Yahya dianggap telah berhasil merekonsiliasi pengalaman mistis dalam tarekat dengan ilmu sains. Kombinasi antara pengetahuan ilmiah dengan reputasi pencapaian spiritual yang tinggi ini, menjadi daya tarik khusus bagi kalangan mahasiswa dan kaum intelektual untuk mempelajari tarekat yang dibawanya.<ref>{{Cite journal|last=Howell|first=Julia Day|date=2001-08|title=Sufism and the Indonesian Islamic Revival|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0021911800009463/type/journal_article|journal=The Journal of Asian Studies|language=en|volume=60|issue=3|pages=701–729|doi=10.2307/2700107|issn=0021-9118}}</ref>
 
Bagi sebagian dari para pengikutnya, dzikir dengan metode tarekat dianggap sebagai salah satu solusi penting untuk menjawab masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, bahkan berbagai permasalahan yang lain<ref>Ryan, Natasha (2003). [https://ro.ecu.edu.au/theses_hons/579/ "Tauhid and Tasawwuf: Indonesian Sufism in search of unity"]. Bachelor of Arts Honours Thesisthesis, Faculty of Community Services, Education and Social Sciences, Edith Cowan University, Australia.</ref>. Apalagi kemudian Syekh Kadirun Yahya juga mendirikan sebuah perguruan tinggi, [[Universitas Pembangunan Panca Budi]] di Medan, untuk mendorong program pendidikan metafisika yang ia kembangkan.<ref>Howell, Julia Day, Professor (2002), ''[https://www.academia.edu/3421260/Seeking_Sufism_in_the_Global_City_Indonesias_Cosmopolitan_Muslims_and_Depth_Spirituality "Seeking Sufism in the Global City: Indonesia's Cosmopolitan Muslims and Depth Spirituality."]'' Proceedings from the international conference on "Islam in Southeast Asia and China: Regional Faithlines and Faultlines in the Global Ummah " run by the City University of Hong Kong's Southeast Asia Research Centre, Faculty of Humanities and Social Sciences. Hong Kong, 28 November to 1 December 2002.</ref> Dari situlah pemikiran sufistik ditafsirkan kembali sebagai sumber inspirasi untuk praktek keagamaan kontemporer yang sesuai dengan perkembangan jaman.
 
Namun selain mendapatkan banyak pengikut, ada pula sebagian kalangan yang menolak pemikiran Syekh Kadirun Yahya maupun tarekat yang dibawanya.<ref>Ahmadi, Ghufron (2010). [http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4378 "Sumber Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Kadirun Yahya (Studi Kasus di Surau Saiful Amin Yogyakarta)"]. Skripsi thesis, Jurusan Tafsir Hadist, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.</ref> Pemikirannya tentang teknologi metafisika Al-Qur'an untuk menjelaskan tarekat, cerita-cerita karamahnya, perjalanan hidupnya, dan praktek-praktek teknis tarekat yang dilakukan jamaah tarekatnya, dianggap kontroversial oleh para penentangnya, bahkan terjadi intimidasi terhadap jamaah tarekat ini di beberapa daerah.<ref name=":4" /> Penolakan-penolakan dan intimidasi ini pun disanggah dengan cara damai oleh para pengikut Syekh Kadirun Yahya melalui berbagai tulisan ilmiah dan forum-forum ilmiah.