Zakariyya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
'''Zakariyya''' ({{lang-ar|زَكَرِيَّا}} ''{{transl |ar|ALA-LC|Zakariyyāʾ}}'', {{lang-he-n|זכריה}} ''Zəḵaryāh'') adalah tokoh dalam [[Al-Qur'an]] dan [[Alkitab]]. Dia adalah salah seorang nabi Bani Israil. Zakariyya berperan sebagai wali dari Maryam dan ayah dari Yahya. Zakariyya hidup di Palestina pasa masa kekuasaan Romawi.
 
== GenealogiKisah ==
Nama Zakariyya [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan]] dalam [[Al-Qur'an]] sebanyak tujuh kali dan kisahnya disebutkan dalam Surah Ali 'Imran (3): 37-41, Maryam (19): 1-15, Al-Anbiya' (21): 89-90. Dalam [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan dalam Injil Lukas pasal 1.
Zakaria bin Dan bin Muslim dari keturunan Natan bin [[Sulaiman]]. Zakaria bersaudara kandung dengan Imran, ia menikah dengan seorang wanita bernama '''Elisabeth'''. Dalam situs web lain dikatakan bahwa nama istrinya adalah '''al-Yashbi'''' masih keturunan dengan [[Harun (Al-Qur'an)|Harun]] <ref>[http://www.islam101.com/history/people/prophets/zakariya.htm]</ref>
 
=== BiografiLatar belakang ===
{{utama|Bani Israil}}
'''Nabi Zakariya''' adalah keturunan [[Nabi Sulaiman]]. Ia diutus pada kaum Bani Israil.
Setelah [[Sulaiman]] mangkat, [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Kerajaan Israel]] terbagi menjadi dua: kerajaan di utara yang juga disebut [[Kerajaan Israel (Samaria)|Kerajaan Israel]], tapi kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel lama; dan [[Kerajaan Yehuda]] di selatan.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 12: 1-24}}</ref> Kerajaan Samaria ditaklukkan Asyur pada 720-an SM.<ref>{{cite book |last=Broshi |first=Maguen |title=Bread, Wine, Walls and Scrolls |url=https://books.google.com/books?id=etTUEorS1zMC&pg=PA174&dq=the+main+reasons+behind+this+expansion+was+the+immigration+of+Israelites+who+came+to+Judah+from+the+Northern+Kingdom+after+the+fall+of+Samaria+in+721+BCE&hl=es-419&sa=X&ei=DCiQVbrTJsbv-AGv4oiICw&ved=0CBkQ6AEwAQ#v=onepage&q=the%20main%20reasons%20behind%20this%20expansion%20was%20the%20immigration%20of%20Israelites%20who%20came%20to%20Judah%20from%20the%20Northern%20Kingdom%20after%20the%20fall%20of%20Samaria%20in%20721%20BCE&f=false |publisher=Bloomsbury Publishing |year=2001 |page=174 |isbn=1841272019}}</ref> Satu setengah abad kemudian, Kerajaan Yehuda ditaklukkan [[Kekaisaran Babilonia Baru|Babilonia Baru]] pada tahun 587 SM dan Bait Suci ([[Baitul Maqdis]], [[Masjid Al-Aqsha]]) yang menjadi pusat ibadah Bani Israil turut dihancurkan. Banyak Bani Israil kemudian diasingkan ke Babilonia.
Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua.
 
Setelah lima puluh tahun di pengasingan, Bani Israil diperkenankan kembali ke Palestina dan Bait Suci kembali dibangun. Antara tahun 332-160 SM, kawasan Palestina dikuasai dinasti-dinasti dari Yunani. Mereka mendorong proses [[Helenisasi]] di wilayah bawahannya, menjadikan kebudayaan Yunani sangat dominan di Palestina dan kehidupan sosial-keagamaan Bani Israil. Setelah [[Pemberontakan Makabe]], umat Yahudi berkuasa secara mandiri di bawah kekuasaan Dinasti Yahudi [[Hashmonayim]]. Saat meluaskan wilayahnya, Hashmonayim juga memaksa penduduk taklukan untuk memeluk agama Yahudi, meskipun penduduknya bukanlah Bani Israil. Bangsa [[Edom]] kemudian menjadi Yahudi.<ref>Flavius Josephus Antiquities 13.257–258</ref><ref>[http://www.ccel.org/j/josephus/works/ant-13.htm Josephus, ''Ant.'' xiii, 9:1., via]</ref> Pada 37 SM, kekuasaan Hashmonayim atas Palestina berakhir, digantikan oleh [[Herodes yang Agung]], raja bawahan Romawi. Herodes adalah keturunan bangsa Edom yang menjadi pemeluk Yahudi pada masa Hashmonayim.
 
Zakariyya adalah nabi Bani Israil yang hidup di Palestina pada abad pertama SM. Alkitab menyebutkan bahwa dia merupakan keturunan [[Harun]].<ref>{{Alkitab|Lukas 1: 5}}</ref>
 
=== Maryam ===
Suatu hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah kehendak Allah SWT, mereka pun mengerti.