Iwan Dwiprahasto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 32:
''Medication Error'' adalah permasalahan di dalam proses pengobatan sehingga menimbulkan risiko kepada pasien, dari skala ringan sampai berat, yang seringkali disebabkan karena permasalahan kolaborasi di antara para tenaga kesehatan (dokter, apoteker, dan perawat).<ref name=":6">{{Cite journal|last=Ulfah|first=Siti Sahirah|last2=Mita|first2=Soraya Ratnawulan|year=2017|title=Review Artikel: Medication Errors pada Tahap Prescribing, Transcribing, Dispensing, dan Administering|url=http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/13318/pdf|journal=Farmaka|volume=15|issue=2|pages=233-240|doi=https://doi.org/10.24198/jf.v15i2.13318.g6149}}</ref><ref name=":3">{{Cite journal|last=Musharyanti, M.Med.Ed|first=Lisa|last2=Claramita, Ph.D|first2=Mora|last3=Haryanti, Ph.D|first3=Fitri|last4=Dwiprahasto, Ph.D|first4=Iwan|year=2019|title=Why Do Nursing Students Make Medication Errors? A Qualitative Study in Indonesia|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1658361219300514|journal=Journal of Taibah University Medical Science|volume=14|issue=3|pages=282-288|doi=https://doi.org/10.1016/j.jtumed.2019.04.002}}</ref> Topik ini adalah salah satu yang cukup banyak dan secara kontinu dikaji Iwan Dwiprahasto. Tulisan-tulisannya yang dipublikasikan dalam jurnal antara lain "Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko ''Medication Error'' di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer" (2006), "Masalah dan Pencegahan ''Medication Error,'' Bagian Farmakologi dan Toksikologi" (2008),''"''Faktor Penyebab ''Medication Error'' di Instalasi Rawat Darurat" (2012), dan "''Why Do Nursing Students Make Medication Errors? A Qualitative Study in Indonesia''" (2019).<ref name=":5">{{Cite web|url=https://scholar.google.co.id/citations?user=C7JqHOYAAAAJ&hl=en|title=Iwan Dwiprahasto - Google Scholar Citations|website=scholar.google.co.id|access-date=2020-06-17}}</ref>
''Medication error'' dapat terjadi di berbagai
Dalam tesis buatannya pada 1991 yang dijadikan landasan analisa langkah-langkah pencegahan ''medication error,'' Iwan Dwiprahasto menemukan bahwa pemberian [[Antibiotik|antibiotika]] pada [[infeksi saluran pernapasan akut]] (ISPA) di layanan kesehatan swasta Yogyakarta tidak tepat. Angkanya mencapai 82%, di mana tidak berbeda antara [[dokter umum]] dan [[Dokter spesialis|spesialis]]. Pencegahan ''medication error,'' menurut Iwan, dapat dilakukan dengan memperbaiki [[Tata kelola perusahaan|tata kelola]] layanan rumah sakit, yang bermuara pada pengelolaan medik pasien secara terpadu.<ref>{{Cite journal|last=Dwiprahasto|first=Iwan|year=2004|title=Medical Error di Rumah Sakit dan Upaya untuk Meminimlkan Risiko|url=journal.ugm.ac.id|journal=Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan|volume=7|issue=01|pages=13-17|doi=}}</ref> Perlu diketahui sebelumnya bahwa sebagian besar ISPA umum disebabkan oleh [[virus]] (salesma, [[Influenza|flu]], [[bronkitis]], dan [[Radang paru-paru|pneumonia]] lainnya) dan dapat sembuh sendiri tanpa [[terapi medikamentosa]] (''self limiting disease''). Antibiotik hanya diberikan kepada ISPA yang disebabkan oleh bakteri, seperti kasus akut untuk [[rhinosinusitis]] dan bronkitis, serta bakteri penyebab [[otitis media]] dan [[faringitis]]/[[Radang amandel|tonsilitis]]. Konsumsi antibiotik yang berlebihan justru dapat menyebabkan resistensi antibiotik.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Dwiprahasto|first=Iwan|year=2006|title=Peningkatan Mutu Penggunaan Obat di Puskesmas melalui Pelatihan Berjenjang pada Dokter dan Perawat|url=https://journal.ugm.ac.id/jmpk/article/viewFile/2740/2462|journal=Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Gajah Mada|volume=09|issue=02|pages=94-101|doi=}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.halodoc.com/tidak-semua-infeksi-memerlukan-pengobatan-antibiotik|title=Tidak Semua Infeksi Memerlukan Pengobatan Antibiotik|last=Redaksi Halodoc|first=|date=13-03-2019|website=Halodoc|access-date=18-06-2020}}</ref>
|