Nama Ngada diambil dari nananama salah satu dari tujuh klan terbesaratau woe yang terdapat di wilayah yang kini bernama [[Kabupaten Ngada]]. Sebutan "Ngada" diperkenalkan sebagai wilayah administratif oleh [[Hindia Belanda|pemerintah kolonial Belanda]] pada tahun 1907. Sebelum tahun 1907,ethnis Ngada lebih dikenal dengan nama De Rokka yang berpusat di sekitar Rokkas Piek atau Gunung Inerie. Mayoritas penduduk De Rokka berada di tengah dan selatan Kabupaten Ngada saat ini. Seorang antropolog bernama [[Paul Arndt]] pernah melakukan penelusuran mengenai asal mula nama Ngada. Dalam penelusurannya yang dilakukan pada 1929, Paul menjelaskan bahwa istilahnama Ngada berasal dari "Nad’a",nama lalusuku berubahatau menjadiklan "Nagdha",Kepala "Nga'da",Swapraja danNgadha akhirnyayang berubah menjadi "Ngada" karena lebih mudah diucapkan oleh lidah.{{sfn|Sastri Sunarti|2016}}
Dalam ''Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia'' disebutkan, terdapat mitos bahawa nenek moyang Suku Ngada telah melakukan perjalanan yang jauh dari tempat yang disebut dengan istilah "pu’u zili giu gema", artinya tempat yang gelap gulita. Dalam syair adat yang dinyanyikan disebutkan bahwa tempat yang jauh itu mengacu ke sebuah negeri bernama ''Sina One'', diartikan sebagai Negeri China.{{sfn|Sastri Sunarti|2016}}