A Pale View of Hills: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 22:
| followed_by = An Artist of the Floating World
}}
'''A Pale of View Hills''' adalah novel karya [[Kazuo Ishiguro]]. Novel ini merupakan novel pertama Kazuo. Dalam novel debutnya itu, Kazuo Ishiguro menceritakan kisah Etsuko, seorang wanita [[Jepang]] yang kemudian tinggal sendirian di [[Inggris]], suaminya telah meninggal, anak bungsunya, Niki, tinggal di kota yang berbeda dengannya, sementara putri sulungnya, Keiko, yang telah meninggal akibat bunuh diri. Saat kembali ke masa lalu, dia mendapati dirinya mengenang satu musim panas terik di [[Nagasaki]], ketika dia dan teman-temannya berjuang untuk membangun kembali kehidupan mereka setelah [[perang]]. Tapi kemudian dia mengingat persahabatannya yang aneh dengan Sachiko - seorang wanita kaya yang menjadi gelandangan.<ref>{{Cite journal|last=Wallace|first=Virginia|date=1951-10|title=Audio-Visual Aids for a Survey Course in British Literature|url=http://dx.doi.org/10.2307/372357|journal=College English|volume=13|issue=1|pages=19|doi=10.2307/372357|issn=0010-0994}}</ref>
Novel ini dipuji sebagai novel pertama dengan kekuatan yang luar biasa oleh Times Literary Supplement, dan telah diterjemahkan ke dalam setidaknya 13 bahasa. Kritikus Cynthia F. Wong menilai A Pale View of Hills, dengan narator orang pertama yang menceritakan kisah bunuh diri salah satu putrinya, sebagai contoh yang sangat baik dari teori Maurice Blanchot bahwa narator mengingat dan menghubungkan pengalaman masa lalu untuk melepaskan diri dari kenangan dan masa lalu mereka. Seperti dua novel berikutnya, protagonis dari A Pale View of Hills, melihat kembali kehidupannya, mencoba menilai peristiwa yang telah membentuknya. Janda itu mengingat kehidupan sebelumnya di Nagasaki, dan walaupun dia jarang menyebut-nyebut tentang Bom, ia diam-diam berdiri di belakang peristiwa yang diceritakan dalam novel pertama Ishiguro. A Pale of View Hills telah dirayakan sebagai novel halus tentang penindasan perasaan dan emosi terkait dengan pentingnya sejarah dalam memahami masa kini, meskipun Ishiguro sering berangkat dari realisme sastra yang ketat.<ref>{{Cite journal|last=Howard|first=Ben|date=2015|title=Outlasting Change|url=http://dx.doi.org/10.1353/sew.2015.0069|journal=Sewanee Review|volume=123|issue=3|pages=371–372|doi=10.1353/sew.2015.0069|issn=1934-421X}}</ref>
|