Pemotongan kelamin perempuan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 90:
 
==== Tipe IV ====
Tipe IV adalah "semua prosedur berbahaya lainnya pada alat kelamin wanita untuk tujuan nonmedis", termasuk menusuk, membobol, menggores, mengikis, dan [[kauterisasi]].<ref name=WHO2014/> Kategori ini juga mencakup pengikisan klitoris (sunat simbolis), pembakaran<!-- , atau penghasilan [[parut]] pada alat kelamin -->, dan dimasukannya zat ke dalam vagina untuk mengencangkannya.<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 24.</ref><ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 7.</ref> [[Peregangan labia]] juga dikategorikan ke dalam Tipe IV.<ref name="WHO 2008, 27">[[#WHO2008|WHO 2008]], 27.</ref> Praktik ini umum dilakukan di Afrika bagian selatan dan timur, serta dilakukan untuk meningkatkan kenikmatan seksual bagi pria. Sejak usia delapan tahun, anak perempuan didorong untuk meregangkan labia bagian dalam mereka menggunakan tongkat dan pijatan. Gadis-gadis di Uganda diberitahu bahwa mereka mungkin mengalami kesulitan melahirkan tanpa labia yang diregangkan.{{efn|WHO 2005: "In some areas (e.g. parts of Congo and mainland Tanzania), FGM entails the pulling of the labia minora and/or clitoris over a period of about 2 to 3 weeks. The procedure is initiated by an old woman designated for this task, who puts sticks of a special type in place to hold the stretched genital parts so that they do not revert back to their original size. The girl is instructed to pull her genitalia every day, to stretch them further, and to put additional sticks in to hold the stretched parts from time to time. This pulling procedure is repeated daily for a period of about two weeks, and usually no more than four sticks are used to hold the stretched parts, as further pulling and stretching would make the genital parts unacceptably long."<ref>[[#WHO2005|WHO 2005]], 31.</ref>}}<ref>Untuk negara-negara dengan temuan peregangan labia (Botswana, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Tanzania, Uganda, dan Zimbabwe), lihat {{harvnb|Nzegwu|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C&pg=PA262 262]}}; untuk sisanya, {{harvnb|Bagnol|Mariano|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C&pg=PA272 272–276] (272 untuk Uganda)}}.</ref>
 
Definisi FGM dari WHO pada tahun 1995 juga meliputi [[pemotongan gishiri]] dan pemotongan angurya, yang ditemukan di Nigeria dan Niger. Istilah-istilah ini telah dihapus dari definisi WHO 2008 karena tidak cukup informasi tentang prevalensi dan konsekuensinya.<ref name="WHO 2008, 27"/> Pemotongan angurya adalah eksisi [[selaput dara]], biasanya dilakukan tujuh hari setelah kelahiran. Pemotongan gishiri melibatkan pemotongan dinding depan atau belakang vagina dengan pisau atau pisau lipat, yang dilakukan sebagai respons terhadap infertilitas, persalinan yang macet, dan kondisi lainnya. Dalam sebuah penelitian oleh Mairo Usman Mandara, seorang dokter Nigeria, lebih dari 30 persen wanita dengan pemotongan gishiri ditemukan memiliki [[fistula vesikovaginal]] (lubang yang memungkinkan urin meresap ke dalam vagina).<ref>{{harvnb|Mandara|2000|loc=[https://books.google.com/books?id=rhhRXiJIGEcC&pg=PA98 98], 100; untuk fistula, 102}}; lihat pula {{harvnb|Mandara|2004}}</ref>