Gebang (naskah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
: ''Artikel ini mengenai gebang sebagai bahan naskah manuskrip. Untuk artikel mengenai tanaman gebang silakan melihat: [[gebang]]''
 
'''Gebang''' adalah sejenis tumbuhan [[palem]] yang daunnya dimanfaatkan sebagai salah satu jenis alas tulis [[Daftar naskah Nusantara|naskah kuno di Indonesia]], khususnya dalam tradisi tulis [[Sunda]] Kuno.<ref name=":0">{{Cite book|title=Tata Pustaka: Sebuah Pengantar terhadap Tradisi Tulis Sunda KUna|last=Atep Kurnia|first=Aditia Gunawan|date=2019|publisher=Perpustakaan Nasional RI & Manassa|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref> Semula, bahan naskah ini sering disebut sebagai [[Nipah (naskah)|nipah]]. Tumbuhan nipah (''[[Nypa fruticans]]'')sendiri merupakan spesies yang berbeda dengan gebang (''[[Gebang|Corypha gebanga]]'') maupun lontar (''[[Borassus flabellifer]]'').<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=55oYAAAAIAAJ&q=gebang,+lontar,+nipah&dq=gebang,+lontar,+nipah&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjPlqP294DqAhVNfSsKHR_QBJoQ6AEIKzAA|title=Ensiklopedia Indonesia|date=1954|publisher=W. van Hoeve|language=ms}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=3e1LjxUvLkoC&q=gebang,+lontar,+nipah&dq=gebang,+lontar,+nipah&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjPlqP294DqAhVNfSsKHR_QBJoQ6AEIRTAD|title=Ilmu bumi militer Indonesia|last=Sugondo|first=R. M. G.|date=1954|publisher=Pembimbing|language=ms}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://play.google.com/books/reader?id=TskHAAAAIAAJ&hl=en&pg=GBS.PP1|title=De Soendanesche tolk|last=Grashuis|first=Gerhardus Jan|date=1874|publisher=A.W. Sijthoff|language=su}}</ref> Umumnya, naskah-naskah gebang yang ada saat ini terlacak berasal dari tradisi Sunda di [[Jawa Barat]].<ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=S-qGDwAAQBAJ&dq=dharma+patanjala&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi8rrG094DqAhXabn0KHRSLBP0Q6AEIKDAA|title=Dharma Patanjala|last=Acri|first=Andrea|date=2018-12-26|isbn=978-602-481-056-6|language=id}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|url=https://play.google.com/store/books/details/Willem_van_der_Molen_Kritik_Teks_Jawa?id=rc6LDAAAQBAJ|title=Kritik Teks Jawa: Sebuah pemandangan Umum dan Pendekatan Baru yang Diterapkan Kepada Kunjarakarna|last=Molen|first=Willem van der|date=2011|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-787-8|language=id}}</ref> Beberapa naskah tercatat dalam katalog naskah [[Gunung Merapi|Merapi]]-[[Gunung Merbabu|Merbabu]], namun diragukan berasal dari tradisi Jawa (Tengah) Kuno.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=aijVAAAACAAJ&dq=katalog+naskah+merapi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi8m9mj94DqAhXJTX0KHU04COYQ6AEIKzAA|title=Katalog naskah Merapi-Merbabu|last=Nasional (Indonesia)|first=Perpustakaan|last2=K|first2=Setyawati|last3=Wiryamartana|first3=I. Kuntara|last4=Molen|first4=Willem|date=2002|publisher=Universitas Sanata Dharma|isbn=978-979-8927-61-4|language=id}}</ref>
 
== Tipologi ==
Baris 9:
Naskah gebang tertua berbahasa Jawa Kuno yang telah diteliti berisi teks Jawa Kuno ''[[Kakawin Arjunawiwāha|Kakawin Arjunawiwaha]]'', ditulis tahun 1344 M koleksi Perpustakaan Nasional nomor L 641 peti 16. Walaupun menggunakan Jawa Kuno, [[Poerbatjaraka]] & [[Kuntara Wiryamartana]] menyebut naskah ini berasal dari daerah [[Kabupaten Bandung|Bandung]].<ref>{{Cite web|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=464988|title=Arjuna-Wiwaha : tekst en vertaling / door R. NG. Poerbatjaraka (Lesya) {{!}} OPAC Perpustakaan Nasional RI.|website=opac.perpusnas.go.id|access-date=2020-06-14}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=0u0sAAAAIAAJ&q=aksara+buda&dq=aksara+buda&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiO0OfLl9bpAhVx8HMBHWT8Bj4Q6AEIXzAH|title=Arjunawiwāha: transformasi teks Jawa Kuna lewat tanggapan dan penciptaan di lingkungan sastra Jawa|last=Wiryamartana|first=I. Kuntara|date=1990|publisher=Duta Wacana University Press|isbn=978-979-8139-07-9|language=id}}</ref><ref name=":3">{{Cite web|url=https://www.kairaga.com/2018/10/22/naskah-naskah-gebang-kuno-beraksara-buda-gunung.html|title=Naskah-naskah Gebang Kuno Beraksara Buda-Gunung – Kairaga.com|language=id-ID|access-date=2020-06-14}}</ref> Naskah gebang berbahasa [[Bahasa Sunda Kuna|bahasa Sunda Kuno]] tertua yang tercatat dalam kolofonnya adalah ''[[Sanghyang Siksa Kandang Karesian]]'', ditulis pada tahun 1518 M.<ref>{{Cite journal|last=Gunawan|first=Aditia|last2=Griffiths|first2=Arlo|date=2019-07-18|title=The Oldest Dated Sundanese Manuscript: An Encyclopedia from West Java, Indonesia|url=https://www.researchgate.net/publication/334548822_The_Oldest_Dated_Sundanese_Manuscript_An_Encyclopedia_from_West_Java_Indonesia}}</ref>
== Identifikasi ==
Istilah ‘nipah’ pada tahun 1862 oleh [[Karel Frederik Holle|K.F. Holle]] untuk pertama kalinya (Notulen 1, 1862–1863: 14). Lima tahun kemudian, Holle (1867) memerikan tiga naskah gebang yang disebutnya nipah yang berasal dari sumbangan [[Raden Saleh]]. Ketiga naskah itu diidentifikasikan oleh Holle sebagai MSA, MSB, dan MSC. Diketahui kemudian bahwa MSA adalah naskah BGKW bernomor L 632 ([[Amanat Galunggung|Kabuyutan Galunggung]]), MSB bernomor L 630 ([[Sanghyang Siksa Kandang Karesian|Sang Hyang Siksa Kandang Karesian]]), dan MSC bernomor L 631 ([[Candakarana|Chanda-karaṇa]]).<ref name=":4" /><ref name=":5">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=ewwIAAAAQAAJ&q=table+van+oud+en+niew+holle&dq=table+van+oud+en+niew+holle&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi906-dqILqAhXIXSsKHXJEAhcQ6AEIKjAA|title=Table van Oud-en-Nieuw-Indische alphabetten|last=Holle|first=Karel Frederik|date=1882|publisher=W. Bruining & Company|language=nl}}</ref><ref name=":0" />
 
Kajian kodikologis tentang naskah nipah nyaris tidak mendapat perhatian dalam kepustakaan. Ada beberapa artikel atau catatan katalog yang membicarakan nipah, tetapi terbatas pada pengamatannya terhadap naskah nipah yang tersedia. Asal-usul serta produksi daun nipah sebagai alas tulis masih menjadi pertanyaan besar.<ref name=":0" />
 
Dalam pengantar buku ''Tabel van Oud- en Nieuw-Indische Alphabetten'' (1882), Holle memberikan gambaran umum mengenai naskah dengan bahan yang ia duga sebagai nipah. Tiga hal yang penting dicatat dari ulasan Holle adalah: (1) tempat ditemukannya naskah nipah, (2) alat tulis yang digunakan, dan (3) bentuk aksara. Holle menyatakan bahwa selain dari Jawa Barat, sejumlah kecil naskah nipah juga ditemukan di Merapi-Merbabu. Terkait aksara, Holle menyebut aksara yang tertera pada nipah sebagai [[Aksara Buda|aksara Kawi-kuadrat]] (''Kawi-kwadraat-letter'').<ref name=":5" /><ref name=":0" />
 
Hipotesa van Lennep dalam tesisnya menempatkan khazanah naskah nipah sebagai bagian dari koleksi perpustakaan kerajaan di Jawa Barat.<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|title=“Some observations on the nipah leaf kropaks from West Java, with an analysis of content and historical relevance of the manggala to the Old-Javanese Amaramala|last=van Lennep|first=D.|date=1969|publisher=[Tesis BA, University of Sydney|isbn=|location=Sydney|pages=|url-status=live}}</ref> Dari hasil pengamatan van der Molen yang secara cermat mengamati fisik sebuah naskah nipah tertentu, yang mengandung teks ''[[Kuñjarakarna|Kuñjarakarṇa]]'', ia sampai pada hipotesa bahwa terdapat dua kemungkinan berkaitan dengan kebakuan ukuran daun untuk alas naskah.<ref name=":2" /> Jika alatnya yang baku, maka dapat diperoleh petunjuk penting mengenai identitas bengkel melalui ukuran naskah, panjang, lebar, jarak antar lubang dan jarak lubang dengan tepi daun. Jika jenis daunnya yang baku, maka ukurannya boleh jadi sama dalam kawasan yang luas.<ref name=":2" /><ref name=":0" />
 
Kajian Andrea Acri miliputi identifikasi hampir seluruh naskah nipah yang tersedia.<ref name=":0" /> Teks yang secara khusus ditelaahnya adalah ''Dharma Pātañjala'', sebuah naskah nipah yang ditemukan di Merapi-Merbabu, bukan di [[Jawa Barat]] seperti pada umumnya. Mengenai tempat ditemukannya naskah tersebut, Acri mengemukakan bahwa pada masa lalu mungkin terdapat hubungan antara [[skriptorium]] dari Jawa Barat dan [[Gunung Merapi|Merapi]]-[[Gunung Merbabu|Merbabu]].<ref name=":1" /> Terbuka juga kemungkinan bahwa beberapa naskah nipah dari skriptorium di Jawa Barat, entah dengan cara apa, dapat sampai ke Merapi-Merbabu sebelum tahun 1759, yaitu tahun kematian Pendeta Windu Sona, pemilik naskah terakhir sebelum diakuisisi BGKW. Hubungan antar kedua skriptorium tersebut juga memungkinkan terjadinya pertukaran naskah di masa lalu.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Dari informasi yang telah dikemukakan oleh para peneliti tersebut, Aditia Gunawan sampai pada pertanyaan "adakah sumber tulisan sezaman dari Jawa yang membicarakan nipah sebagai alas tulis?"<ref name=":0" /><ref name=":4" />
 
Keterangan beberapa peneliti yang merujuk pada wilayah Jawa Barat sebagai sumber naskah-naskah nipah, menjadi petunjuk untuk menelusuri sumber-sumber tertulis (naskah) dari Jawa Barat. Dalam hal ini, Aditia Gunawan menemukan sumber primer yang membahas gebang sebagai alas tulis dari naskah berbahasa [[Bahasa Sunda Kuna|Sunda Kuno]] dan [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] yang berasal dari Jawa Barat. Selain itu, informasi mengenai gebang didapatkan juga dari tradisi lisan Sunda, [[Pantun Sunda|carita pantun]].<ref name=":0" /><ref name=":4" />
Baris 36:
 
 
== Rujukan ==
{{reflist|2}}