M. Jusuf: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik
Ahmad.baddawi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 94:
Pada tahun 1950, Jusuf menjadi ajudan Kolonel [[Alexander Evert Kawilarang]], Panglima KO-TT VII/Wirabuana yang keamanan singkat menutupi seluruh Indonesia Timur. Dalam posisi ini, Jusuf berpartisipasi dalam memadamkan pemberontakan oleh Republik Maluku Selatan ([[Republik Maluku Selatan|RMS]]). Jusuf kemudian melanjutkan karier militernya, melayani sebagai Kepala Staf Resimen di [[Manado]], sebuah Operasi Asisten Panglima KO-TT VII/Wirabuana, dan Kepala Cadangan Umum.
 
=== PerjuanganPerdjuangan Rakjat Semesta (Permesta) ===
 
Selama pertengahan 1950-an ada kekhawatiran di kalangan masyarakat Sulawesi bahwa Pemerintah Pusat di Jakarta tidak melayani kebutuhan mereka. Mereka panggilan dibuat untuk [[desentralisasi]] dalam semua aspek Pemerintahan, mulai dari pembangunan ekonomi terhadap keamanan.
 
Menjadi seorang prajurit, Jusuf tertarik desentralisasi urusan keamanan dan bersama dengan rekan-rekan yang berpikiran sampai pada kesimpulan bahwa Sulawesinese harus bertanggung jawab atas keamanan di wilayah mereka sendiri. Jusuf juga menunjukkan keprihatinan oleh fakta bahwa KO-TT VII/Wirabuana 's singkat keamanan mencakup seluruh Indonesia Timur sedangkan KODAMsKodam di Indonesia Barat memiliki area spesifik untuk menutupi.
 
Perhatian terhadap desentralisasi memuncak dalam pernyataan Permesta yang ditandatangani oleh tokoh-tokoh penting di Sulawesi (termasuk Jusuf) pada tanggal 2 Maret 1957. Pernyataan itu juga menyatakan [[keadaan darurat]] di Indonesia Timur. Pada saat ini, Jusuf menjadi perwira operasi untuk Permesta.
 
Itu tidak Namun lama, sebelum Jusuf meninggalkan gerakan. Pada Mei 1957, Kepala Staf Angkatan Darat [[Abdul Haris Nasution]], resmi pembentukan KDMempat SUT,Kodam KDMdi SST,Indonesia KDM NT, dan KDM MIBTimur untuk menutupi keamanan Sulawesi. Dengan permintaannya telah terpenuhi, tidak ada alasan untuk Jusuf untuk tinggal dengan Permesta. Sebaliknya, Jusuf menjadi mata-mata, melaporkan hasil pertemuan kepada Pemerintah Pusat yang curiga bahwa Permesta adalah gerakan separatis.
 
=== Kodam Sulawesi Selatan dan Tenggara ===