Keanekaragaman hayati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Ancaman: Menerjemahkan en.wp
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
* 1916 – Istilah keanekaragaman biologis (''biological diversity'') pertama kali digunakan oleh J. Arthur Harris pada makalahnya yang berjudul "The Variable Desert" dalam jurnal ''Scientific American'', {{jstor|6182}}: "Pernyataan dasar bahwa wilayah tersebut memiliki flora yang kaya akan genus dan spesies serta keragaman asal geografis atau afinitas yang sepenuhnya tidak memadai sebagai deskripsi keanekaragaman biologis yang sebenarnya."{{efn|"The bare statement that the region contains a flora rich in genera and species and of diverse geographic origin or affinity is entirely inadequate as a description of its real biological diversity."}}
* 1975 – Istilah keanekaragaman alami (''natural diversity'') diperkenalkan (oleh Divisi Sains dari Konservasi Alam pada studi tahun 1975, "Preservasi Keanekaragaman Alami"){{efn|"The Preservation of Natural Diversity."}}{{citation needed|date=January 2019}}
* 1980 – [[Thomas Lovejoy]] memperkenalkan istilah keanekaragaman biologis (''biological diversity'') pada komunitas ilmiah melalui buku.<ref name=ConsBiol80>{{cite book |author1=Soulé, Michael E. |author2=Wilcox, Bruce A. |title=Conservation biology: an evolutionary-ecological perspective |publisher=Sinauer Associates |location=Sunder*land, Mass |year=1980 |isbn=978-0-87893-800-1 }}</ref> Istilah ini dengan cepat digunakan secara umum.<ref>{{cite web |url=http://www.nature.org/aboutus/index.htm |title=Robert E. Jenkins |publisher=Nature.org |date=18 August 2011 |accessdate=24 September 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120919011749/http://www.nature.org/aboutus/index.htm |archive-date=19 September 2012 |url-status=dead }}</ref>
* 1985 – Berdasarkan [[Edward O. Wilson]], penyingkatan istilah menjadi biodiversitas (''biodiversity'') dilakukan oleh W. G. Rosen: Forum Nasional tentang Biodiversitas ... dibentuk oleh Walter G. Rosen ... Dr. Rosen mewakili NRC/NAS sepanjang tahap perencanaan proyek. Lebih jauh, ia memperkenalkan istilah "biodiversitas".{{efn|"The National Forum on BioDiversity ... was conceived by Walter G. Rosen ... Dr. Rosen represented the NRC/NAS throughout the planning stages of the project. Furthermore, he introduced the term ''biodiversity''".}}<ref>{{cite book |last1=Wilson |first1=E. O. |title=Biodiversity |date=1988 |publisher=National Academy Press |page=vi |url=https://www.nap.edu/read/989/chapter/1#v|doi=10.17226/989 |pmid=25032475 |isbn=978-0-309-03739-6 }}</ref>
* 1985 – Istilah "biodiversitas" muncul dalam artikel, "Rencana Baru untuk Mengonservasi Biota Bumi" oleh Laura Tangley.<ref>{{Cite journal|last=Tangley|first=Laura|date=1985|title=A New Plan to Conserve the Earth's Biota|journal=BioScience|volume=35|issue=6|pages=334–336+341|jstor=1309899|doi=10.1093/bioscience/35.6.334}}</ref>
* 1988 – Istilah biodiversitas pertama kali muncul dalam publikasi.<ref name="WilsonSciences1988">{{cite book|first1=E.O. |last1=Wilson|title=Biodiversity|url={{google books |plainurl=y |id=DSGF1xQBYi8C}}|date=1 January 1988|publisher=National Academies Press|isbn=978-0-309-03739-6}} [http://darwin.nap.edu/books/0309037395/html/R2.html online edition] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060913154719/http://darwin.nap.edu/books/0309037395/html/R2.html |date=13 September 2006 }}</ref><ref>{{cite book|title=Global Biodiversity Assessment: Summary for Policy-makers|url={{google books |plainurl=y |id=VKnimgEACAAJ}}|year=1995|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-56481-6}} Annex 6, Glossary. Used as source by [http://www.biodiv.be/glossary_keywords/B "Biodiversity", Glossary of terms related to the CBD], [[Belgium|Belgian]] Clearing-House Mechanism. Retrieved 26 April 2006.</ref>
Baris 52:
 
=== Titik panas ===
[[Titik panas keanekaragaman hayati]] adalah wilayah dengan spesies [[endemisme|endemik]] tingkat tinggi yang telah mengalami [[pengrusakan habitat]] yang luar biasa.<ref>{{cite web|url= http://www.biodiversitya-z.org/content/biodiversity-hotspots | author = Biodiversity A-Z | title = Biodiversity Hotspots}}</ref> Istilah titik panas (''hotspot'') diperkenalkan pada tahun 1988 oleh [[Norman Myers]].<ref>{{cite journal | doi = 10.1007/BF02240252 | author = Myers N | year = 1988 | title = Threatened biotas: 'hot spots' in tropical forests | journal = Environmentalist | volume = 8 | issue = 3| pages = 187–208 | pmid = 12322582 }}</ref><ref>{{cite journal | doi = 10.1007/BF02239720 | author = Myers N | year = 1990 | title = The biodiversity challenge: expanded hot-spots analysis | url = http://planet.botany.uwc.ac.za/nisl/Gwen%27s%20Files/Biodiversity/Chapters/Info%20to%20use/Chapter%207/biodiversityhotspotMyers.pdf| journal = Environmentalist | volume = 10 | issue = 4| pages = 243–256 | pmid = 12322583 | citeseerx = 10.1.1.468.8666 }}</ref><ref>{{ cite journal | url=http://www.soc.hawaii.edu/mora/Publications/Mora%20027.pdf | author=Tittensor D. | year=2011 | title= Global patterns and predictors of marine biodiversity across taxa | journal=Nature | volume = 466 | pages = 1098–1101 | doi=10.1038/nature09329 | pmid=20668450 | issue=7310|display-authors=etal|bibcode = 2010Natur.466.1098T }}</ref><ref name="McKee2004">{{cite book|first=Jeffrey K. |last=McKee|title=Sparing Nature: The Conflict Between Human Population Growth and Earth's Biodiversity|url={{google books |plainurl=y |id=omgIyInG8qEC|page=108}}|accessdate=28 June 2011|date=December 2004|publisher=Rutgers University Press|isbn=978-0-8135-3558-6|page=108}}</ref> Meskipun titik panas tersebar di seluruh dunia, kebanyakan di antaranya merupakan kawasan hutan dan sebagian besar terletak di daerah tropis.
 
[[Hutan Atlantik]] [[Brasil]] dianggap sebagai salah satu titik panas, yang berisi sekitar 20.000 spesies tumbuhan, 1.350 vertebrata, dan jutaan serangga, sekitar setengahnya tidak ditemukan di tempat lain.<ref>{{Cite book|title=The Atlantic Forest of South America: Biodiversity Status, Threats, and Outlook|last=Galindo-Leal|first=Carlos|publisher=Island Press|year=2003|isbn=978-1-55963-988-0|location=Washington|pages=35}}</ref>{{cn}} Pulau [[Madagaskar]] dan [[India]] juga sangat terkenal. [[Kolombia]] dicirikan oleh keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan tingkat spesies tertinggi berdasarkan satuan luas di seluruh dunia dan memiliki jumlah endemik terbesar (spesies yang secara alami tidak ditemukan di tempat lain) di negara mana pun. Sekitar 10% dari spesies organisme di Bumi dapat ditemukan di Kolombia, termasuk lebih dari 1.900 spesies burung, lebih banyak daripada di Eropa dan Amerika Utara, Kolombia memiliki 10% spesies mamalia dunia, 14% spesies amfibi, dan 18% dari spesies burung di dunia.<ref>{{cite web|url=http://www.humboldt.org.co/iavh_en/index.php/component/k2/item/129-colombia-in-the-world.html |title=Colombia in the World |publisher=Alexander von Humboldt Institute for Research on Biological Resources |accessdate=30 December 2013 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20131029194602/http://www.humboldt.org.co/iavh_en/index.php/component/k2/item/129-colombia-in-the-world.html |archivedate=29 October 2013}}</ref> [[Hutan kering Madagaskar]] dan hutan hujan dataran rendah memiliki rasio endemisme yang tinggi.<ref>{{cite web|last1=godfrey|first1=laurie|title=isolation and biodiversity|url=http://www.pbs.org/edens/madagascar/eden.htm|website=pbs.org|accessdate=22 October 2017}}</ref>{{cn}} Karena pulau ini terpisah dari daratan Afrika 66 juta tahun yang lalu, banyak spesies dan ekosistemnya yang berevolusi secara mandiri.<ref>{{Cite web|url=https://www.pbs.org/edens/madagascar/eden.htm|title=Madagascar – A World Apart: Eden Evolution|website=www.pbs.org|access-date=6 June 2019}}</ref> Dengan 17.000 pulau, [[Indonesia]] memiliki luas 1.354.555 mil persegi (1.904.560 km2) dan memiliki 10% dari [[tumbuhan berbunga]] di dunia, 12% dari [[mamalia, serta 17% dari reptil, amfibi, dan burung.<ref>{{cite journal |journal=Science |date=10 September 2010 |volume=329 |pmid=20829464 |issue=5997 |pages=1278–1280 |doi=10.1126/science.329.5997.1278 |url=http://www.sciencemag.org/content/329/5997/1278.summary?sid=3d8a15d7-279e-177-a5f0-46743a80212a |title=Saving Forests to Save Biodiversity |first=Dennis |last=Normile |accessdate=28 December 2010|bibcode = 2010Sci...329.1278N }}</ref><!--This source is only about Indonesia--> Banyak daerah dengan keanekaragaman hayati dan/atau endemisme yang tinggi muncul dari habitat khusus yang memerlukan adaptasi yang tidak biasa, misalnya, lingkungan [[pegunungan Alpen]] di pegunungan tinggi, atau rawa gambut [[Eropa Utara]].{{cn}} Sulit untuk mengukur perbedaan keanekaragaman hayati secara akurat. [[Bias seleksi]] di antara para peneliti dapat menimbulkan penelitian empiris yang bias untuk perkiraan modern mengenai keanekaragaman hayati.
Baris 141:
<blockquote>"Sekarang ada bukti nyata bahwa hilangnya keanekaragaman hayati mengurangi efisiensi pada komunitas ekologis yang menangkap sumber daya biologis penting, menghasilkan biomassa, menguraikan dan mendaur ulang nutrisi penting biologis ... Ada bukti kuat bahwa keanekaragaman hayati meningkatkan stabilitas fungsi ekosistem melalui waktu ... Komunitas yang beragam lebih produktif karena mengandung spesies kunci yang memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas dan perbedaan sifat fungsional di antara organisme yang meningkatkan penangkapan jumlah sumber daya... Dampak hilangnya keanekaragaman terhadap proses ekologis mungkin cukup besar untuk menyaingi dampak dari banyak pendorong global perubahan lingkungan lainnya... Mempertahankan berbagai proses ekosistem di berbagai tempat dan waktu membutuhkan tingkat keanekaragaman hayati yang lebih tinggi dibandingkan proses tunggal di satu tempat dan waktu."<ref name="diversity-loss-and-its-impact" /></blockquote>
 
Keanekaragaman hayati berperan dalam mengatur kimiawi [[atmosfer]] dan [[penyediaan air|persediaan air]] kita, serta terlibat secara langsung dalam [[air bersih|pemurnian air]], daur ulang [[nutren]], dan penyediaan tanah yang subur. Eksperimen dengan lingkungan terkendali menunjukkan bahwa manusia tidak dapat membangun ekosistem untuk mendukung kebutuhan manusia dengan mudah;<ref>{{cite news|last=Broad|first=William | title=Paradise Lost: Biosphere Retooled as Atmospheric Nightmare | url=https://www.nytimes.com/1996/11/19/science/paradise-lost-biosphere-retooled-as-atmospheric-nightmare.html | accessdate=10 April 2013|newspaper=The New York Times|date=19 November 1996}}</ref> misalnya [[penyerbukan serangga]] tidak dapat ditiru, meskipun telah ada upaya untuk menciptakan penyerbuk buatan menggunakan [[pesawat tanpa awak]].<ref>{{cite news|last1=Ponti|first1=Crystal|title=Rise of the Robot Bees: Tiny Drones Turned into Artificial Pollinators|url=https://www.npr.org/sections/thesalt/2017/03/03/517785082/rise-of-the-robot-bees-tiny-drones-turned-into-artificial-pollinators|accessdate=18 January 2018|agency=NPR|date=3 March 2017}}</ref> Kegiatan ekonomi penyerbukan saja mewakili antara $ 2,1–14,6 miliar pada tahun 2003.<ref>{{cite journal|last=LOSEY|first=JOHN E.|author2=VAUGHAN, MACE|title=The Economic Value of Ecological Services Provided by Insects|journal=BioScience|date=1 January 2006|volume=56|issue=4|pages=311|doi=10.1641/0006-3568(2006)56[311:TEVOES]2.0.CO;2}}</ref>
 
== Jumlah spesies ==
Baris 214:
==== Pencemaran genetik ====
{{Main|Pencemaran genetik}}
Spesies endemik dapat terancam punah<ref>{{cite journal | doi = 10.1073/pnas.091093398 | title = The evolutionary impact of invasive species | year = 2001 | last1 = Mooney | first1 = H. A. | journal = Proceedings of the National Academy of Sciences | volume = 98 | issue = 10 | pages = 5446–5451 | pmid=11344292|bibcode = 2001PNAS...98.5446M | pmc=33232 | last2 = Cleland | first2 = EE}}</ref> melalui proses [[pencemaran genetik]], yaitu [[Persilangan (biologi)|persilangan]], [[introgresi]], dan kelebihan genetik yang tidak terkendali. Pencemaran genetik menyebabkan homogenisasi atau penggantian [[genom]] lokal sebagai hasil dari keuntungan numerik dan/atau [[Kebugaran (biologi)|kesesuaian]] dari suatu spesies pendatang.<ref>{{cite web |url=http://www.nativeseednetwork.org/article_view?id=13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060222092651/http://www.nativeseednetwork.org/article_view?id=13 |url-status=dead |archive-date=22 February 2006 |title=Glossary: definitions from the following publication: Aubry, C., R. Shoal and V. Erickson. 2005. Grass cultivars: their origins, development, and use on national forests and grasslands in the Pacific Northwest. USDA Forest Service. 44 pages, plus appendices.; Native Seed Network (NSN), Institute for Applied Ecology, Corvallis, OR |publisher=Nativeseednetwork.org |accessdate=21 June 2009 }}</ref> Persilangan dan introgresi merupakan efek samping dari kedatangan dan invasi. Fenomena ini dapat sangat merugikan [[spesies langka]] yang terpapar dengan spesies yang lebih berlimpah. Spesies yang berlimpah dapat kawin silang dengan spesies langka dan membanjiri [[Lungkanglungkang gen|lungkang gennya]]nya. Masalah ini tidak selalu terlihat dari pengamatan [[Morfologi (biologi)|morfologis]] (penampilan luar) saja. Beberapa tingkat [[aliran gen]] merupakan adaptasi normal, dan tidak semua konstelasi [[gen]] dan [[genotipe]] dapat dilestarikan. Namun, persilangan dengan atau tanpa introgresi dapat mengancam keberadaan spesies langka.<ref>{{cite journal | doi = 10.1146/annurev.ecolsys.27.1.83 | title = Extinction by Hybridization and Introgression | year = 1996 | last1 = Rhymer | first1 = Judith M. | last2 = Simberloff | first2 = Daniel | journal = Annual Review of Ecology and Systematics | volume = 27 | pages = 83–109 | jstor = 2097230 }}</ref><ref name="PottsBarbour2001">{{cite book|first1=Bradley M. |last1=Potts|first2=Robert C.|last2= Barbour|first3=Andrew B. |last3=Hingston|title=Genetic Pollution from Farm Forestry Using Eucalypt Species and Hydrids: A Report for the RIRDC/L & WA/FWPRDC Joint Venture Agroforestry Program|url={{google books |plainurl=y |id=PyQIOAAACAAJ}}|year=2001|publisher=RIRDC|isbn=978-0-642-58336-9 |issn=1440-6845}}
[http://www.rirdc.gov.au/reports/AFT/01-114.pdf RIRDC.gov.au RIRDC Publication No 01/114; RIRDC Project No CPF – 3A] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160105223223/http://www.rirdc.gov.au/reports/AFT/01-114.pdf |date=5 January 2016 }}; Australian Government, Rural Industrial Research and Development Corporation</ref>