Di Kori Kamandungan terdapat cermin besar untuk bercermin sebelum masuk kraton atau istana. Secara lahiriah, hal tersebut dimaksudkan agar siapapun yang akan masuk ke kraton berhenti sejenak untuk bercermin, atau mengoreksi apakah pakaian yang dikenakan sudah cukup pantas untuk masuk ke kraton. Secara batiniah, mengingatkan agar manusia hendaknya selalu bercermin akan tingkah laku dan perbuatan serta menjaga kesucian hati. Sikap yang demikian ini memunculkan ungkapan ''mulat sarira hangrasa wani'', yang berarti tanggap diri apakah pantas, bersih, rapi bertatakrama dalam ‘berbusana’ (agama ageing aji) untuk menghadap Sang Pencipta, setibanya seseorang di Kori Kamandungan harus berhenti dahulu untuk mengingat-ingat atau mengoreksi perbuatan ata perilakunya sendiri. Jika merasa salah atau keliru perbuatannya, hendaknya harus segera minta ampun (bertaubat) dan bersyukur bila|menerima rahmat dari Sang Pencipta.<ref name="test" />