Mangkunegara V: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS
k Reverted to revision 15536707 by Maulana Adhi Nugraha (talk)
Tag: Pembatalan
Baris 3:
|name = Mangkunegara V
|honorific-suffix =
|image = KGPAA Mangkunegara5 VMGR.JPG
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De vorst Mangkoe Negoro V die tussen 1881 en 1896 het gebied Mangkoe Negaram bestuurde TMnr 10001299.jpg | thumb | 220x124px |
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De vorst Mangkoe Negoro V die tussen 1881 en 1896 het gebied Mangkoe Negaram bestuurde TMnr 10001299.jpg | thumb | 220x124px | right]]
|imagesize = 165px
|smallimage =
Baris 58 ⟶ 56:
|profession =
|religion = [[Islam]]
|signature =
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De vorst Mangkoe Negoro V die tussen 1881 en 1896 het gebied Mangkoe Negaram bestuurde TMnr 10001299.jpg | thumb | 220x124px | right]]
}}
 
'''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara V''' (MN V) Lahir di Puro Mangkunegaran Pada tanggal 16 April 1855, meninggal di Hutan Kethu, Wonogiri, 2 Oktober 1896 pada umur 41 tahun) adalah penguasa kelima Kadipaten [[Praja Mangkunegaran]] yang bertakhta relatif singkat (1881-1896). Nama lahirnya adalah '''Gusti R.M. Sunita''', putra kedua dari [[Mangkunegara IV|MN IV]] dengan permaisuri kedua, R.A. Dunuk (Kg.B.R.Ay. Adipati Arya MN IV)<ref>Soemahatmaka et al., 1973; hal. 171.</ref><!--Dari beberapa sumber tulisan Mangkunegara V disebutkan tidak memiliki putra mahkota, padahal ia memiliki putra dan putri tetapi masih remaja dan belum ada yang diangkat sebagai putra mahkota.--> Kakak kandung laki-lakinya, G.R.M. Prabu Sudibya, yang disiapkan oleh MN IV untuk menggantikannya sebagai pemegang takhta ternyata wafat pada usia remaja, sehingga Sunita-lah yang kemudian dipersiapkan sebagai pewaris takhta.
 
Pemerintahan MN V diwarnai dengan kesulitan keuangan karena suramnya situasi perdagangan [[gula]] [[tebu]], komoditas yang menjadi andalan pemasukan ekonomi Praja. Sedemikian parahnya, sehingga Praja harus berhutang kepada pemerintah Hindia Belanda dan hutang ini tidak terbayarkan hingga wafatnya, pada tahun 1896. Meskipun demikian, MN V dikenal menyukai kesenian, sehingga pada masa pemerintahannya tercipta beberapa tarian Jawa klasik gaya Mangkunegaran yang populer dan masih dipergelarkan hingga saat ini.