Kai Raga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 20:
 
=== Kawih Paningkes ===
''Kawih Paningkes'' (kropak 419) dan ''Gambaran Kosmologi'' ''Sunda'' (kropak 420) adalah naskah Sunda Kuno yang berisi tentang segala macam renungan mengenai masalah-masalah keagamaan. ''Gambaran Kosmologi Sunda'' berisi dialog antara Pendeta Utama dengan Pwah Batari Sri mengenai bagaimana semua mahluk menjalankan tugasnya masing-masing sesuai bayu, sabda, dan hedap anugerah dari Sang Pencipta. Selain itu, juga ada disebutkan mengenai tuntunan peribadatan yang harus dilakukan.<ref name=":2" /><ref name=":7">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=RzY-NQAACAAJ&dq=gambaran+kosmologi+sunda&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiy3efXnIfqAhVNXSsKHT2bC9QQ6AEINDAB|title=Gambaran kosmologis Sunda (Kropak 420): silsilah Prabu Siliwangi, mantera Aji Cakra, mantera Darmapamulih, ajaran Islam (Kropak 421), Jatiraga (Kropak 422) : studi pendahuluan, transliterasi, rekonstruksi, suntingan dan terjemahan teks|last=Sastra|first=Universitas Padjadjaran (Bandung) Fakultas|date=2004|publisher=Fakultas Sastra, Universitas Padjajaran : Toyota Foundation|language=id}}</ref> ''Kawih Paningkes'' berisi risalah mengenai ajaran agama yang bercampur antara kepercayaan Hindu dengan kepercayaan pribumi. Hal tersebut terbukti dengan disebutkannya nama dewa dan dewi agama Hindu dengan nama-nama [[pohaci]] dan [[apsari]] yang khas [[Pasundan]].<ref name=":8">{{Cite web|url=http://lib.ui.ac.id/|title=Kawih paningkes alihaksara dan terjemahan naskah K.419 khazanah Perpustakaan Nasional Jakarta|last=Ayatrohaedi|first=author (edit)|date=1995|website=Universitas Indonesia Library|language=en-US|access-date=2020-06-16}}</ref>
 
Menurut Atja (1970), ''Kawih Paningkes'' (Kropak 419) diakhiri dengan kata-kata: ''“ini kang nulis kai raga nu keur tapa di sutanangtung”.<ref name=":8" />'' Sedangkan ''Gambaran Kosmologi Sunda'' (Kropak 420), menurut Undang A. Darsa dan Edi S. Ekadjati (2006) diakhiri dengan kata-kata: ''“ini kang anulis Kai Raga, eukeur tapa di Sutanangtung. Sugan kurang wuwuhan, leuwih sudaan”'' (inilah penulis bernama Kai Raga, tengah bertapa di Suta Nangtung. Bila ada kekurangan mohon ditambah, jika berlebihan mohon dikurangi).<ref name=":7" />
Menurut Ayatrohaedi, dkk. (1987), ''Kawih Paningkes'' berisi risalah mengenai ajaran agama yang bercampur antara kepercayaan Hindu dengan kepercayaan pribumi. Hal tersebut terbukti dengan disebutkannya nama dewa dan dewi agama Hindu dengan nama-nama [[pohaci]] dan [[apsari]] yang khas [[Pasundan]].<ref name=":8">{{Cite web|url=http://lib.ui.ac.id/|title=Kawih paningkes alihaksara dan terjemahan naskah K.419 khazanah Perpustakaan Nasional Jakarta|last=Ayatrohaedi|first=author (edit)|date=1995|website=Universitas Indonesia Library|language=en-US|access-date=2020-06-16}}</ref>
 
Menurut Atja (1970), ''Kawih Paningkes'' (Kropak 419) diakhiri dengan kata-kata: ''“ini kang nulis kai raga nu keur tapa di sutanangtung”.<ref name=":8" />'' Sedangkan ''Gambaran Kosmologi Sunda'' (Kropak 420), menurut Undang A. Darsa dan Edi S. Ekadjati (2006) diakhiri dengan kata-kata: ''“ini kang anulis Kai Raga, eukeur tapa di Sutanangtung. Sugan kurang wuwuhan, leuwih sudaan”'' (inilah penulis bernama Kai Raga, tengah bertapa di Suta Nangtung. Bila ada kekurangan mohon ditambah, jika berlebihan mohon dikurangi).<ref name=":7" />
 
=== Wirid Nur Muhammad ===
''Wirid Nur Muhammad'' disimpanadalah dalam kode KBG 75 dikoleksi [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia|Perpustakaan Nasional RI]].  Menurutdisimpan Holildalam dankode GunawanKBG (2010:75. 146), Naskah naskahini berbahan kertas [[daluang]], bersampuldengan sampul kertas marmer berwarna merah. danTerdiri berjumlahdari 12 halaman, berisiisinya perihal asal-usulmuasal terciptanyapenciptaan alam dan manusia. NaskahTeksnya berisi proses penciptaan alam dan [[nabi Adam]], ketika ia sendirian di surga, penciptaan [[Hawa]] dari [[Tulang rusuk|rusuk]] kirinya, kemudian penyebutan silsilah dari nabi Adam hingga [[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi]].<ref name=":9" /> Teks ''Wirid Nur Muhammad'' diperkirakan ditulis pada awal abad ke-18.<ref name=":9" /> Keterangan dalam kolofon menunjukkan bahwa naskah ditulis oleh Kai Raga pada hari Jum’at [[Kliwon]], bulan [[Muharram]]. Karya yangini dituliscukup Kaikontras Ragajika tersebut bisa jadi sangat kontrasdibandingkan dengan naskah lain yang tertulis atas namanya.<ref name=":5" /><ref name=":9">{{Cite web|url=https://www.kairaga.com/2016/12/06/wirid-nur-muhammad.html|title=Wirid Nur Muhammad – Kairaga.com|language=id-ID|access-date=2020-06-16}}</ref> Naskah ini telah diteliti oleh Ade Ahmad dalam tesisnya.<ref name=":9" /> Teksnya berisi proses penciptaan alam dan [[nabi Adam]], ketika ia sendirian di surga, penciptaan [[Hawa]] dari [[Tulang rusuk|rusuk]] kirinya, kemudian penyebutan silsilah dari nabi Adam hingga [[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi]].<ref name=":9" /> Teks ''Wirid Nur Muhammad'' diperkirakan ditulis pada awal abad ke-18.<ref name=":9" />
 
== Perbandingan dengan Kiai Windusana ==