Topeng Sidakarya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) k →Sejarah Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 3:
[[Berkas:Topeng Sidakarya.jpg|250px|jmpl|ka|Tari Topeng Sidakarya dalam salah satu upacara di Bali]]
'''Topeng Sidakarya''' adalah salah satu [[seni pertunjukan]] sakral dari Bali yang termasuk dalam [[Daftar Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] UNESCO tahun 2015 nomor registrasi 201500246.<ref>{{Cite book|title=Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018|last=Kementerian|first=Pendidikan dan Kebudayaan|date=2018|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|location=|pages=|url-status=live}}</ref> Nama Tari Topeng Sidakarya berasal dari dua kata, yaitu ''topeng'' dan ''Sidakarya''. Topeng berasal dari kata tup yang artinya tutup. Sidakarya berasal dari kata sida yang artinya mencapai, dan karya yang artinya tujuan atau pekerjaan. Sidakarya memiliki makna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Topeng Sidakarya pun menjadi lambang bahwa pekerjaan atau karya yang digelar sudah selesai dengan baik.<ref name="BOBO">{{Cite web|url=https://bobo.grid.id/read/08682514/topeng-sidakarya-kesenian-khas-bali-yang-unik-dan-penuh-makna|title=Topeng Sidakarya, Kesenian Khas Bali yang Unik dan Penuh Makna - Semua Halaman - Bobo|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=2020-07-04}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://baliexpress.jawapos.com/read/2017/10/11/19017/topeng-sidakarya-bermula-dari-brahmana-dekil-muncul-di-besakih|title=Topeng Sidakarya Bermula dari Brahmana Dekil Muncul di Besakih|last=JawaPos.com|date=2017-10-11|website=baliexpress.jawapos.com|language=id|access-date=2020-07-04}}</ref>
Saat ini, tari topeng Sidakarya merupakan pelengkap dari upacara [[Yadnya]] di Bali. Di desa [[Rianggede, Penebel, Tabanan]], misalnya, tari wali Sidakarya wajib dilaksanakan di setiap upacara keagamaan. Tari topeng ditampilkan sebagai tari persembahan (''wewalen'') sebelum acara pemujaan bersama yang dipimpin ''sulinggih''. Tujuannya, agar upacara yang berlangsung dapat terselenggara dengan baik dan selamat serta terhindar dari segala bahaya. Pada akhir tari ini secara simbolis penari menghamburkan uang kepeng dan beras kuning (sekarura) sebagai lambang pemberian berkat kesempurnaan dan kemakmuran.<ref>{{Cite journal|last= Putu Melani Chandra Dewi |first= I Putu Putrayana Wardana |year=Juni 2018|title=Mengenal Sejarah dan Perkembangan Topeng Sidakarya |url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/AP/article/download/20788/12866 |journal=Acarya Pustaka|volume=5|issue=1|pages=16|doi=}}</ref>
|